"Lama nggak jalan bareng, maaf ya?" kata Andra pada Nessa.
"Nggak papa, yang penting kamu cepet sehat!" Nessa memastikan selang infus milik Andra mengalir dengan baik. Dua sejoli itu sedang menikmati taman rumah sakit yang begitu asri.
"Aku masih ganteng nggak?" tanya Andra random sambil memainkan rambutnya sendiri membuat Nessa tersenyum geli. Tangan Nessa menangkup wajah pucat Andra kemudian mencubitnya pelan.
"Nessa curang!" protes Andra.
"Biarin! Wleee! Gemes banget abisnya!" kata Nessa penuh kemenangan. "Ganteng lah, pacar aku!"
"Pucet gini, jelek ah!"
"Makanya cepet sembuh! Biar gantengnya plus plus!" pinta Nessa diikuti oleh kekehan Andra. "By the way tamannya bagus, ya? Adem gini!"
"Iya, banyak tumbuhan hijau,"
"Besok kalau punya rumah, begini ya? Biar adem!" celetuk Nessa yang ditanggapi senyuman tipis oleh Andra.
"InsyaAllah!" ucap Kalandra lembut. "Tapi, mau seindah apapun taman rumah sakit, aku tetep benci rumah sakit."
Penuturan Andra membuat Nessa menoleh dan menatap lekat manik hitam milik kekasihnya itu. Rasa khawatir di dalam diri Nessa kembali membuncah.
"Kenapa?"
"I don't like this fucking place. I've lost two people dan itu bikin aku takut sama hari esok."
"Kenapa takut? Ada aku, Kalandra!"
"Pertama Mas Barra. Sosok kakak yang selalu jadi sandaran buat aku. Mentor yang baik. Ngajarin aku banyak hal. Aku belajar dewasa karena Mas Barra. Tapi, di tempat ini aku kehilangan sosok seorang kakak yang berarti buat aku, Nes!"
Nessa terdiam sambil menyimak penuturan Andra.
"Bahkan, bodohnya lagi aku nggak tahu Mas Barra sakit. Padahal Mas Barra nggak pernah absen buat tahu keadaanku. Seems so stupid, right?"
"Belum selesai dengan kepergian Mas Barra, dunia aku makin runtuh setelah adik aku juga pergi. Di tempat sialan ini juga! Dia bahkan nggak sakit, nggak ngucap pamit, dan masih sempet bercanda sama aku!"
"Lalu, aku makin berpikir. Kepergian Arga bikin Mama sehancur ini dan ini nyakitin banget buat aku dan Papa. Sometimes, aku ngerasa kalau yang pantes pergi itu bukan Arga, tapi aku."
"Aku takut kalau besok aku bangun pagi, orang yang aku sayang ninggalin aku. I know, people comes and go. Tapi nggak gini juga. Terlalu menyakitkan buat aku, Nes!"
"Memang kamu pikir aku nggak takut, Ndra?" ucap Nessa dengan suara bergetar menahan tangis.
"Nessa, ma---maaf!"
"Setiap kali aku ngelihat kamu kayak gini, rasa takut di diri aku bertambah, Ndra! Aku sayang sama kamu! Aku nggak mau kamu pergi!" Nessa meraih tangan Andra menggenggamnya. "Stay with me, Andra! Please!"
"Setiap denger kabar kamu drop, yang dipikiran aku tuh cuma ada rasa takut. Tapi rasa takut itu nggak ada apa-apanya dibandingkan kenyataan kalau kamu sayang sama aku. Aku percaya kamu nggak akan tinggalin aku!"
"Nessa aku minta maaf!" ucap Andra merasa tak enak hati.
"Iya, kan? Kamu nggak akan tinggalin aku, kan?"
"Nessa---,"
"Iya, kan? Jawab aku, Andra! Janji sama aku, kamu bakalan terus kuat! Demi Tuhan aku nggak siap, please!" Nessa dengan tangisnya memohon pada Andra.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALANDRA: 'Perfectus' Risus (✔)
Dla nastolatkówSequel Jikalau. ~Blurb. Hilang. Sunyi, tanpa ada kata yang menyapa. Semesta seolah memadamkan lenteranya. Kalandra tak sekokoh karang. Kalandra hanya butuh setonggak kayu. Kalandra hanya bisa tersenyum. Terkadang tertawa dalam sandiwara. #lem...