6. Tentang Pergi, Lelah, dan Rasa Takut

110 7 6
                                    

"Nessa?" panggil Andra yang saat ini tengah bersandar di pundak Nessa. Keduanya menunggu Nevan datang untuk menjemput mereka.

"Iya? Kenapa? Kepalanya makin sakit?" tanya Nessa khawatir membuat Andra tersenyum sambil menggeleng pelan.

"Nggak, sayang!"

"Terus kenapa? Perutnya sakit? Mau muntah lagi?"

"Jangan kemana-mana, ya?" pinta Andra membuat Nessa mengernyit bingung.

"Hah? Emangnya aku mau kemana, Ndra?"

"Ya pokoknya Nessa sama Andra aja! Andra kesepian kalau nggak ada Nessa!" Andra tiba-tiba memeluk Nessa dengan erat.

"Iya, kamu tenang aja!" Nessa tersenyum sambil mengacak rambut hitam Andra.

"Mau kayak Naviro!" pinta Andra tiba-tiba yang lagi-lagi membuat Nessa kebingungan.

"Hah?"

"Tepuk-tepuk gini!" Andra menepukkan tangan Nessa ke puncak kepalanya. "Gitu terus, ya!"

"Kamu lucu banget, kayak bayi!" celetuk Nessa gemas. "Ya, walaupun agak aneh, sih!"

"Andra sayang Nessa!" ucap Andra tulus membuat Nessa tersipu malu dengan wajah semerah tomat.

"Nessa juga sayang Andra!"

***

"Woy, Van!" sapa Andra ketika memasuki mobil Nevan. Andra dan Nessa duduk di kursi belakang, sementara Bulan duduk di sebelah Nevan yang tengah mengemudi.

"Iya," balas Nevan singkat seperti biasa.

"Bulan nggak di sapa, Ndra?" rengek Bulan membuat Andra tersenyum.

"Hai, Bulan!" ucap Andra apa adanya.

"Ih! Sekarang Andra aneh! Nggak seru! Biasanya godain Bulan!" celetuk Bulan membuat Andra hanya tersenyum tipis.

"Kamu kalau di gangguin ngambek, kalo nggak di gangguin kesepian, aneh!" celetuk Nevan yang membuat Nessa dan Andra tertawa pelan sementara Bulan langsung terdiam di tempatnya. Ngambek ceritanya.

"Lan? Kamu marah?" tanya Nevan mulai panik.

"Nggak."

Bagus! Nevan makin panik. Salah besar memang mengkritik perempuan yang sedang datang bulan.

"Maafin Nevan, Lan!" ucap Nevan.

"Malas!"

"Pleaseeeeee!" seru Nevan memohon membuat Nessa memasang ekpresi muka geli. Andra hanya tertawa pelan. "Aku beliin novel baru, deh!"

"Beneran?" nada bicara Bulan kembali melunak.

"Iya, beneran!"

"Janji?"

"Janji, Rembulan!" sahut Nevan akhirnya diikuti senyuman Bulan yang membuat Nevan lega.

"Ehem!" Andra berdeham berniat mengalihkan topik pembicaraan. "Abis ini kalian mau kemana?"

"Apartemen," sahut Nevan singkat.

"Gue ikut boleh?" pinta Andra yang langsung di hadiahi tatapan tajam oleh Nessa.

"Apaan, sih, Ndra? Kamu lagi sakit! Istirahat aja di rumah! Ini mau nganter kamu balik dulu tau!" omel Nessa.

KALANDRA: 'Perfectus' Risus (✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang