12

22 2 0
                                    

Happy Reading














"Mbak kita balik ke restoran tadi yuk" bujuk Jeano ke Asna yang menggeleng kepalanya.

"Terus kita pulang aja" ucapan Jeano membuat Asna mengangguk pelan.

Jeano pun menuruti permintaan Asna untuk pulang saja ke rumah. Saat sampai parkiran Jeano baru ingat kalau mereka cuma bawa satu mobil. Dengan menuntun Asna sampai ke depan jalan menunggu taksi lewat.

Taksi pun datang Segera Jeano dan Asna masuk ke dalam taksi itu. Taksi pun melaju meninggalkan restoran itu. Selama perjalanan ke rumah Asna hanya menengok ke arah jendela. Jeano pun membiarkan saja mungkin mbaknya tidak mau di ngganggu.

Sementara di restoran hanya ada Lima orang dewasa dan satu remaja yang ada di sana. Kakak beradik sejenis ini sibuk dengan pikiran masing-masing. Dengan tiga orang yang sibuk ngebahas bisnis.

"Bang lu yakin dengan ngorbanin adek lu demi posisi yang di pegang bunda"tanya Jeremy ke Trion.

"Gue gak tau harus berbuat apa" ucapnya dengan lirih.

"Lu tau apa yang terjadi sama mbak Asna dengan Bang Raka"

"Ya gue tau tapi Asna bilang untuk tidak menceritakan ke siapapun soal kejadian 5 tahun lalu"jelas Trion panjang lebar.

Mendengar penjelasan Bang Trion Jeremy kembali dengan pikirannya.

"Bang balik yuk gue khawatir sama mbak Asna dan Bang Jeano"

"Bunda udah belum kita mau balik nih dan juga besok Jeremy sekolah" tanya Trion ke wanita paruh baya itu.

"Ya udah kita balik"

"Sampai di sini ya acara kita nanti kita sambung saat pelantikan pengurus CEO baru di perusahaan saya"

"Oke Terimakasih Bu Aprilyani dan keluarga"ucap dari ayahnya Raka.

"Dan maaf atas perilaku anak-anak saya".

"Iya Bu tidak apa-apa"

"Kita bertiga pamit undur diri"






Sesampainya di rumah Jeremy langsung ke kamar mbaknya untuk melihat kondisi Asna saat ini. Pintu kebuka dan alangkah terkejutnya Jeremy melihat mbaknya terbaring lemah di kasur tak lupa saudara kembarnya yang duduk di sisi kasur.

Jeremy pun menghampiri keduanya. "Mbak kenapa bang"tanya Jeremy penuh khawatir.

"Mbak lu masih syok atas kejadian perjodohannya tadi dan langsung demam saat sampai rumah".jawab Jeano yang sibuk mengompres dahi mbaknya.

"Udah sana lu ganti baju dan gantian jagain mbak"titah Jeano yang langsung dilaksanakan oleh Jeremy dengan melesat ke kamarnya.

Jeremy pun kembali ke kamar mbaknya. "Nih kompresin mbak udah gue ganti Airnya kok" ucapa Jeano ke Jeremy.

"Dan kalau ada apa-apa lapor ke gue"ujar Jeano dan yang di ngangguk setuju.

Jeano pun keluar dari kamar itu dan menyisakan Jeremy dan Asna yang masih terlelap. Kenapa Jeano tidak memberitahu ke Bunda sama Bang Trion pikir Jeremy.

Menempelkan tangannya ke dahi Asna. Yang benar saja dahi itu seperti air yang mendidih. Jeremy pun meletakkan kain handuk kecil itu ke dahi Asna.

Masih terjaga Jeremy terus mengompres Asna di rasa airnya sudah dingin Jeremy pun keluar menuju dapur buat mengganti airnya dengan air hangat.

Selesai menggantikan air Jeremy langsung ke kamar Asna. Langsung kompres lagi dahi mbaknya. Rasa kantuk mulai menyerang Jeremy dengan posisi duduk dan tangan sebagai tumpuan kepalanya. Jeremy pun tertidur.

Paginya Asna Terbangun dengan kepalanya yang masih pening dia melihat disisi kasurnya ada Jeremy yang tertidur.

Tidak ingin membangunkan Jeremy Asna beranjak dari kasurnya. Dan keluar dari kamarnya. Sampai di dapur Asna langsung mengambil cemilan yang mungkin bisa mengganjal perutnya.

Saat mau ke kamar Asna papasan dengan abangnya. "Lu baik-baik saja kan Asna"tanya Bang Trion dengan perasaan khawatir yang bagaimana keadaan adiknya yang begitu pucat tak lupa snack di tangannya.

Asna hanya mengangguk pelan dan pergi masuk kamar. Saat masuk Jeremy menghampirinya.

"Ya Ampun Mbak dari mana" ucap Jeremy.

"Gue dari dapur ambil cemilan"jawab Asna enteng.

"Kenapa gak bangunin gue mbak kalau mbak ingin makan"

"Lu nyenyak banget tidurnya jadi gue gak tega buat bangunin lu"

"Ya udah gue buatin bubur ya"

"Gak usah Na"tolak Asna.

Dapat penolakan dari Asna Jeremy langsung ke dapur dan membuat bubur.

Selesai membuat bubur Jeremy langsung ke kamar Asna sampai di sana Jeremy lihat mbaknya duduk anteng di kasurnya.

"Ini mbak buburnya di makan biar langsung minum obat paracetamolnya" ujar Jeremy yang duduk di samping tempat tidur Asna.

"Suapin ya adekku tersayang hehe"Asna yang lagi mode manja ke Jeremy.

Sang adik menyuapi bubur itu ke mulut mbaknya. Baru empat suapan Asna memberi tahu adiknya kalau dirinya sudah kenyang.

Jeremy pun menaruh mangkuk itu di meja di sampingnya.




















Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dijodohin UncrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang