"pagi sayang, kita mandi dulu ya."
Gorden disibak agar cahaya mentari masuk ke ruangan yang disebut kamar.
"Gimana nyenyak tidurnya?"
Tidak ada sahutan dari lawan bicara."Kita mandi dulu ya."
🐰🐰🐰🐰
"Jenoo gak logis alasan kamu."
"Tapi rin aku gak bisa."
"Kamu janji, kita akan menikah dan menua bersama. Tapi kenapa?" Si gadis sudah menangis tersedu-sedu, sedangkan cowok yang bernama Jeno memeluk mantan kekasihnya.
"Aku minta maaf, mungkin ini yang terbaik untuk kita."
"Bukan untuk kita tapi untukmu. Dasar brengsek." Menampar Jeno lalu pergi meninggalkan Jeno yang termenung.
"Maaf Karina. Aku pun sakit disini." Jeno meneteskan air mata.
🐰🐰🐰🐰
"Jeno, kenalin ini Naera." Jeno tersenyum ke arah gadis yang hanya duduk diam didepannya.
"Sayang ini, Jeno."
"Aku ngantuk ibu." Suara lembut Naera yang sedari tadi diam terucap.
"Biar aku yang mengantar bibi."
"Ahh iya, kamarnya yang ada stiker kelinci ya."
"Iya bibi." Lalu mereka pergi dari dari ruangan itu.
"Hai, kamu beneran ngantuk?" Merasa tak ada jawaban Jeno hanya mengangguk. Lalu melihat isi kamar sang gadis yang menurutnya seperti kamar gadis umumnya.
"Aku pergi dulu ya." Jeno berjalan ke arah pintu, tetapi langkahnya terhenti.
"Aku Naera, gadis cacat yang akan menjadi istrimu."
Jeno tersenyum mendengar suara lembut itu 2x, disaat ia berbalik ternyata Naera menatapnya.🐰🐰🐰🐰
"Keputusan Jeno akan menikah di hari ulangtahunnya."
"Jen.."
"Mama ingin mengatur Jeno sampai mana? Menjodohkan dengan orang lain, meninggalkan kekasihku. Stop sampai sini aja ma. Semua ada batasnya."
Jeno berdiri meninggalkan keluarganya yang termenung akan pernyataan putra bungsu."Mama istirahat saja, nanti Taerra yang bicara sama Jeno." Taerra memapah tubuh ibu mertuanya ke kamar.
"Mbak, gimana?"
"Huftt Jeno kan dekat sama Taerra. Biar mereka berbicara dari hati ke hati."
"Benar apa yang dikata Dyfa Jae. Biar istrimu yang berbicara sama Jeno."
🐰🐰🐰🐰
"Karina tunggu tunggu aku." Jeno menghadang langkah Karina
"Mau ngomongin apa lagi sih Jen."
"Ini." Jeno menyodorkan undangan untuk Karina. Sedangkan gadis itu menitikan air mata.
"Laki-laki paling brengsek." Karina menampar Jeno.
"Kamu mutusin aku, lalu kamu kasih aku undangan pernikahan? Demi tuhan manusia paling jahat kamu jen."
Jeno memeluk tubuh mantan kekasihnya."Kamu tahu kan rin, aku anak terakhir..."
"Kamu anak terakhir, keputusanmu selalu dikendalikan oleh keluarga mu kan jen. Kamu selalu nggak bisa menolak keinginan mamamu karena beliau orang tua tunggal sejak kamu kecil."
"Lalu apa lagi jen? "
"Datang, lihatlah calon istriku. Aku yakin ada lelaki yang beruntung mendapatkan kamu."
Karina melepas pelukan Jeno dan merebut undangan itu berlalu meninggalkan Jeno yang ikut menangis."Maaf Karina."
🐰🐰🐰🐰
Karina mantan terindah Jeno
KAMU SEDANG MEMBACA
lotsbestemming | NOMIN
Fiksi Remaja"Tapi aku cacat, mau bagaimana?...." "Naera cukup percaya aku cinta kamu." Gs! Nomin!