Part 13

1.5K 44 2
                                    

Selesai buang air kecil saat aku membalikkan badan berniat kembali ke kamar, ternyata mas Rasen sudah berdiri di belakangku. Dia langsung mencium bibirku dan kemudian memelukku. Sesaat kemudian dia lalu menggendongku dan memasukkan lagi kontolnya ke dalam lubangku. Dengan posisi berdiri menggendongku mas Rasen melanjutkan aksinya memompa lubangku dengan lembut. Aku pun cuma pasrah diperlakukan seperti itu.

Beberapa menit kemudian setelah merasa lelah dengan posisi berdiri, mas Rasen kemudian menurunkanku dan membalikkan badanku menghadap bathup lalu memasukkan lagi kontolnya ke dalam lubangku. Sambil memompa lubangku, tangan kanannya mengocok kontolku seirama dengan genjotan kontolnya di lubangku.

"Jangan mas, gk kuat aku kalo sambil berdiri", desahku saat ku rasakan geli di ujung kontolku.

Mas Rasen tidak mempedulikan perkataanku dan malah semakin mempercepat genjotannya sambil mengimbanginya dengan kocokannya pada kontolku. Kakiku terasa lemas dan sesekali hampir terjatuh aku dibuatnya, tapi mas Rasen dengan sigap menahan tubuhku dengan tangan kirinya agar aku tidak terjatuh sambil tangan kanannya terus memainkan kontolku.

"Sumpah mas, aku gk kuat. Kakiku lemes banget", rengekku.

Dan sekali lagi dia tidak mempedulikanku, tapi malah semakin mempercepat genjotannya. Semakin lama genjotannya semakin cepat dan kedua tangannya sudah berpindah ke pinggangku sembari semakin mempercepat genjotannya. Aku pun mengetahui kalau mas Rasen sudah hampir mencapai puncak, lalu dengan menahan rasa lemas itu akhirnya ku paksa kakiku untuk tetap berdiri dan mengocok kontolku seirama dengan genjotannya.

"Dek, aku mau keluar", desahnya sambil mempercepat genjotannya.

Kemudian aku pun semakin mempercepat pula kocokan pada kontolku, hingga akhirnya aku sudah tidak kuat berdiri seiring dengan dorongan kenikmatanku, dan... Crot... Crot... Crot... Tumpahlah cairan kenikmatanku hampir bersamaan dengan semburan cairan milik mas Rasen di dalam lubang kenikmatanku. Bersamaan dengan itu pula mas Rasen menahan tubuhku agar tetap berdiri dan memasukkan kontolnya dalam-dalam ke lubang kenikmatanku.

Kami terdiam beberapa saat menunggu tenaga kami pulih, setelah itu mas Rasen memelukku sambil mencium tengkukku, dan perlahan mengeluarkan kontolnya. Kemudian kami membersihkan diri lalu kembali ke tempat tidur dan memutuskan untuk kembali tidur.

******

Sayup-sayup ku dengar bunyi alarm dari hp mas Rasen, ku buka mata lalu ku ambil hp itu dan mematikan alarm. Ku toleh ke arah mas Rasen, ternyata dia juga sudah bangun. Ku balikkan badanku menghadap mas Rasen dan kemudian mencium bibirnya. Dia membalas ciumanku sambil melingkarkan tangannya ke leherku dengan sedikit menarik leherku agar badanku lebih merapat ke badannya.

"Kita main sekali lagi ya dek", bisiknya sesaat setelah melepaskan ciumanku.

Kemudian mas Rasen manggulingkan tubuhku hingga akhirnya posisi mas Rasen yang berganti ada di atas tubuhku. Dia menindihku dan kemudian kembali melumat bibirku dengan brutal. Cukup lama kami berciuman hingga akhirnya giliran leher dan putingku yang dia hajar dengan bibir dan lidahnya. Semakin lama serangannya semakin brutal dan kemudian berpindah ke area perutku, hingga akhirnya kontolku pun tak luput dari serangannya.

Setelah puas bermain dengan setiap jengkal tubuhku, mas Rasen kemudian bangun dan mengambil botol lotion yang ada di atas meja. Dia tuang ke tangannya, dia oles ke batangnya dan sebagian lagi dia gunakan untuk mengolesi lubangku. Lalu tanpa aba-aba, dia langsung memasukkan batangnya ke dalam lubangku hingga masuk seluruhnya. Sesaat setelah itu dia langsung memompa lubangku dengan irama yang agak cepat.

"Aaaggghhh... Pelan-pelan mas... Sakit...", desahku sambil menahan perutnya untuk memperlambat genjotannya.

Mas Rasen hanya tersenyum kemudian menjatuhkan tubuhnya di atas tubuhku, memelukku, kemudian melanjutkan aksinya menggenjot lubangku. Mendapat perlakuan seperti itu aku hanya pasrah sambil menikmati rasa sakit yang perlahan menghilang dan berganti menjadi rasa nikmat di area lubangku. Aku pun terbawa suasana dan sesekali menggerakkan pantatnya agar lebih cepat lagi memompa lubangku.

Cukup lama kami dengan posisi seperti itu hingga akhirnya mas Rasen melepaskan pelukannya dan kemudian bangun dari atas tubuhku.

"Ayo dek", bisiknya sambil mempercepat genjotannya, tanda bahwa dia mengajakku untuk segera menuntaskan permainan kami.

Ku raih kontolku kemudian ku kocok mengimbangi genjotan kontolnya pada lubangku. Semakin lama semakin cepat, cepat dan cepat hingga akhirnya... Crot... Crot... Crot... Tumpahlah cairan berwarna putih itu di atas perutku, dan di bawah sana kurasakan juga kedutan dari batang milik mas Rasen, kemudian dia menjatuhkan tubuhnya di atas tubuhku.

Setelah tenaga kami kembali pulih, mas Rasen mengeluarkan batangnya dari dalam lubangku, kemudian dia mengajakku untuk mandi bersamanya. Selesai mandi, kami langsung berkemas membereskan barang bawaan kami dan membereskan segala sesuatu yang perlu di bereskan. Setelah selesai dan memastikan tidak ada barang yang tertinggal, kami check out dari hotel mencari tempat makan dan kemudian kembali ke Jogja.



Tamat

Dieng Love Story (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang