lembar tujuh belas

1K 62 1
                                    

Setelah berkata seperti itu haechan lantas masuk ke kamar nya lalu menutup pintu balkon dan kembali bersiap-siap untuk pergi ntahlah dia tak tau kemana sedangkan chenle masih setia di tempat nya dengan mata yang menatap matahari terbit

Jam sudah menujukan pukul 6:07 dengan begitu chenle kembali ke kamarnya untuk mandi setelah nya dia pergi ke bawah untuk melihat keluarga yang lain tapi dia tidak melihat ibu nya (haechan) kemana ibunya itu apa dia belum bangun dari tidur nya pikir chenle

Gak ngambil fikir ia pun menghampiri grandma nya (ten) yang sedang bersantai ria di ruang tamu

"Grandma" panggil chenle

Ten lantas menoleh dan melihat cucu nya yang sudah berdiri di sampingnya itu "kenapa sayang nya grandma" tanya ten

"Mami kemana" ujar chenle

"Owhh mami mu itu ya ntah lah grandma gak tau tapi katanya dia sudah janjian dengan seseorang" kata ten

"Laki-laki?" tanya chenle

"Tidak perempuan kok, kenapa emangnya tenang saja mami mu gak akan lama kok" balas ten

Chenle hanya mengangguk lalu duduk di samping ten

.
.
.

Di sisi lain haechan yang sedang menunggu seseorang yang sudah janjian dengan nya di cafe gak jauh dari hotel Jung

Dia sudah memesan minuman sekarang tunggu seseorang itu saja, akhirnya yang di tunggu pun datang dan ia menghampiri haechan

"Maaf jika telat" ujar wanita itu dan duduk di depan haechan

"Tidak papa aku juga baru datang" kata haechan tersenyum

"Jadi kenapa ketemuan nya di cafe tidak di ruangan ku saja agar lebih fokus lagi" tanya wanita itu

"Disini saja sudah nyaman, jadi gimana dengan penyakit ku apa sudah akan sembuh" kata haechan lagi

Wanita itu yang tadinya tersenyum sekarang menjadi murung "maaf echan-na kau cuma ada sisa umur lima hari lagi aku sudah mencoba untuk mencari obat kuat untuk penyakit mu tapi kanker otak yang kau milikin sekarang tidak bisa di sembuhkan dokter luar negeri juga sudah berusaha" ujar wanita itu dengan suara lirih nya

Haechan yang mendengar itu pun tersenyum sudah takdir bukan?

"Tidak papa giselle kau kan sudah berusaha mungkin ini takdir aku bahkan tak keberatan dengan takdir ini" balas haechan

"Tapi bagaimana dengan chenle anak mu" tanya giselle

"Jangan khawatir dia kan masih ada jisung dan yang lain mungkin mereka bisa menenangkan nya dan dia pasti akan ikhlaskan ku nanti karna ini takdir giselle" ucap haechan tersenyum kecil

"Kau sangat baik tidak salah mark memilihmu untuk menjadi istri nya" ujar giselle

"Aku bahkan kangen kak mark mungkin nanti kak mark yang menjemput ku iyakan karna dia sayang padaku" perkataan haechan membuat giselle ingin menangis di depan nya namun ia masih menahannya lalu menganggukkan kepala nya

"Nanti kasih chenle surat ini kepada chenle saat aku sudah pergi nanti" sambung haechan dengan mengasih surat ke giselle

Giselle hanya menganggukkan kepala nya lagi

Setelah pertemuan itu haechan memutuskan untuk pulang ke hotel karna hari sudah mulai sore jadi ia takut para keluarga nya khawatir padanya karna belum pulang

Sampai di depan hotel haechan membuka pintu nya dan melihat tidak ada seseorang pun bahkan ruangan ini sangat lah gelap apa mungkin mati lampu dengan hati-hati ia berjalan karna lampu mati dan dia tidak melihat apa-apa

Mr. Park play with me|jichen🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang