Hujan deras kayak begini, enaknya pelukan kalau kata Taufan. Tapi apa daya istrinya itu lagi sibuk sama kerjaannya, bahkan pagi ini Taufan belum ada dilirik sama istrinya.Tandanya kudu apa guys? Betul, kudu caper.
"[Naaameee]~! Perutnya sakit, gak?"
Basa-basi dulu nanyain si kecil yang lagi ada di perut [Name], nanti beraksi nya akhiran.
"Enggak, dah sana minggir. Aku mau fokus."
Kan, baru juga basa-basi, Taufan udah diusir aja sama istrinya.
"Kamu kedinginan gak, sih? Kan di luar hujan, terus kamu nyalain AC. Apa gak dingin? Aku sih kedinginan, [Name]."
Mendengar perkataan Taufan yang nadanya sedikit dibuat-buat, [Name] langsung melirik ke arahnya dengan wajah datar. Ia menghela napas panjang lalu memutar badannya jadi menghadap ke arah Taufan.
Tanpa babibu, tangannya ia rentangkan lebar, siap menerima Taufan di dalam dekapannya.
"Kalo mau peluk, tuh, gak usah ngode."
Nyengir lah Taufan.
Langsung saja pria itu loncat ke pelukan sang istri, ia memeluk erat istrinya sambil mencari kehangatan.
"Habisnya kamu keliatan sibuk banget, gak mau diganggu gitu. Kan aku jadi ngode!"
Untung [Name] lagi peka, kalau tidak, ah sudahlah. Mood Taufan pasti langsung hancur.
"Kamu gak laper, [Name]?"
"Enggak."
"Masa? Biasanya jam segini kamu udah ngambil makan, atau kalo ga ada makanan kamu udah misuh-misuh."
Hafal betul ya, Pan.
"Gak tau. Mungkin karena aku lagi bareng bayi lagi, jadinya gak begitu napsu makan."
Aduh, Taufan lupa fakta jikalau istrinya ini sedang hamil anak ketiga. Hihi, istrinya Blaze baru lahiran, dia langsung bikin pengumuman kalau bakal jadi ayah dari tiga anak, bukan dua anak lagi.
"[Name], aku mendadak pengen pecel lele, deh. Aku order, ya? Kayaknya aku ngidam."
Yang hamil siapa, yang ngidam siapa.
"Ya order aja sana."
[Name], sih, gak begitu peduli, ya Taufan mau order apa atau mau ngapain. Yang penting gak aneh-aneh aja, deh.
"Ih tapi kayaknya soto lamongan lebih enak, deh, [Name]. Soto lamongan aja kali ya?"
"Terserah kamu. Yang makan, kan, kamu."
"Eh tapi makan bakso pas hujan begini juga nikmat banget gak, sih, [Name]?"
Aduh, labil banget, sih, Pan.
"Enak aja sih."
"Hmm ... aku order nasi bakar aja, deh!"
"TERSERAH PAN, TERSERAH LO AH."
Kesal juga lama-lama [Name], ia melepaskan pelukan mereka berdua lalu kembali lanjut mengerjakan pekerjaannya yang tertunda karena Taufan tadi.
"Yah, kok udahan sih pelukannya? Upan masih kedinginan tau!"
"Gak peduli. Lo nyebelin."
Taufan mengerutkan keningnya, apa salah dia? Dia ada salah lagi, kah?
"Terus sekarang aku ngapain? Hali lagi dititip ke Halilintar, Beliung juga lagi main bareng anaknya Thorn di rumah Thorn."
"Jemput Hali sana. Kasian Kak Lin tertekan ngurus Hali."
"Enggak ah, gamau. Kalo jemput Hali, nanti kita gak bisa berduaan lebih lama kayak gini lagi. Jemput Hali entaran aja, deh. Malem."
KAMU SEDANG MEMBACA
caper; b. taufan [√]
Fanfiction❛❛BoBoiBoy Taufan x Reader❜❜ 𝘛𝘢𝘶𝘧𝘢𝘯 𝘯𝘢𝘮𝘢𝘯𝘺𝘢. 𝘚𝘶𝘢𝘮𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘪𝘢𝘱 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘪 𝘮𝘢𝘵𝘢 𝘪𝘴𝘵𝘳𝘪 𝘵𝘦𝘳𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢. 𝘒𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘴𝘢𝘶𝘥𝘢𝘳𝘢𝘯𝘺𝘢, 𝘴𝘪𝘩, 𝘯𝘢𝘴𝘪𝘣 𝘥𝘪𝘢 𝘮𝘪𝘳𝘪𝘴 𝘣�...