12. rumah solar

1.7K 244 13
                                    


Ayolah, [Name] minggat ke rumah sahabatnya untuk ketenangan, tapi tak disangka ia malah menyaksikan pertengkaran suami-istri disini.

"... Gila, masih berantem aja."

Sepertinya [Name] salah membuat keputusan.

Aduh, yang benar saja. Kenapa dia memilih ke rumah Solar, sih? Padahal ia tahu jika Solar ini dulunya memiliki masalah besar dengan istri nya sekarang.

Di saat pasutri itu adu mulut di lantai bawah, [Name] terjebak di dalam kamar bersama dua anak kecil. Cahaya yang asik bermain TTS, dan Haize yang guling-guling di ranjang.

Ini sudah hari ketiga [Name] menginap di sini, saat ia datang ke sini, pasutri itu terkejut ketika mendengar jika mereka akan memiliki ponakan lagi.

Suaminya bisa lima kali sehari minta ditelpon, atau sebelum tidur biasanya Taufan dan [Name] telponan sampai [Name] tertidur.

[Name], kan, gak bisa tidur kalau tidak dipeluk Taufan xixixi. Tapi pas di rumah Solar, dia tiap malem ngarep biar Taufan nelpon duluan, karena gengsi ngomongnya.

Tapi lumayan tenang, sih. Setidaknya tidak ada yang nempel kayak ulet atau suara tangisan Hali karena kalah bertengkar dengan Beliung.

Tok tok tok

Pintu kamar tamu yang sedang [Name] tempati diketuk oleh seseorang, "[Nickname], aku boleh masuk?"

Dari suaranya saja, [Name] tahu jika itu istrinya Solar sekaligus mami-nya Cahaya.

"Masuk aja, gak dikunci."

Setelahnya, pintu dibuka dan menampakkan seorang perempuan yang terlihat lebih muda dari [Name]. Padahal umur mereka sama, tahun ini mereka akan berusia 28 tahun. Tapi kenapa urusan wajah, [Name] merasa terpinggirkan begitu, ya.

"Hahaha, maaf, ya [Name]. Kedengeran ya?"

[Name] memutar matanya malas, keduanya tadi bertengkar dengan nada suara tinggi, bagaimana mungkin tidak terdengar.

"Lo pikir aja sendiri,"

"Ya maaf, [Name]! Habisnya ada aja kelakuan Solar yang bikin gue mikir dua kali, mending jadi cerai aja kali ya, tapi gue sayang. Lo paham ga si? Ah, lo mah harmonis mulu sama Taufan, gak asik. Gak menantang."

Emang rada-rada nih monyet satu ye. Solar, lo nemu modelan begini di mana?"

"Tersiksa gue sama tuh ulet bulu."

Perempuan yang merupakan istri Solar itu tertawa kecil, ia duduk di samping [Name] dan menyandarkan kepalanya di bahu [Name].

Dari dulu, bahu [Name] selalu menjadi sandaran kepala terenak. Taufan saja mengakui, Solar juga.

Iya guys, Solar udah pernah nyoba alhamdulillah, zaman sebelum [Name] jadian sama Taufan 🙏

"Masalah anak lagi?"

"Lo pikir aja, orang gila mana yang mau punya tim sepak bola isinya anak dia semua."

"Lo katain gila juga sebenernya lo suka, kan? Ngaku, lo! Suka kan lo? Bucin."

"Mending juga sama Gempa, gak sih. Kenapa dulu gue sukanya sama modelan ulet bulu."

"IYA, KAN! Mending sama Gempa! Gue juga heran, dulu gue bisa suka sama modelan Solar tuh gimana ceritanya...."

"Waktu itu lo bilang gara-gara dia asik diajak ribut. Lo kan nyari cowo atau temen yang bisa diajak ribut."

"Hem, enggak juga tuh. Buktinya lo gak bisa diajak ribut. Lo kalo diajak ribut malah minta maaf, biar cepet selesai."

caper; b. taufan [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang