🌬️Enam☁️

1.9K 200 22
                                    

Fort sedang menundukan kepalanya , wajahnya terlihat memelas tangan kanannya memainkan kuku jari telunjuk tangan kirinya. Bibir tebal itu manyun kebawah.
Dia sedang mendapat omelan dari phi kesayangannya. Tentu saja tentang kejadian kemarin yang membuatnya babak belur.

"Fort tahu jika melakukan itu akan membahayakan mu?" Tanya peat penuh tekanan namun dengan nada yang biasa.

"Fort akan terluka" cicit fort.

"Lalu , kenapa masih dilakukan?"

"Karna dia ingin mengganggu phi peat , fort dengar sendiri kalau dia ingin membuat phi peat dimarahi oleh ibu guru" fort masih membela dirinya.

"Memangnya apa yang dikatakan dia hingga fort menyimpulkan seperti itu?" Peat menatap tepat pada mata fort. Tetlihat kepanikan dari mimik wajah fort. Bibirnya keluh ingin menjawab pertanyaan dari peat , wajah bingung bercampur takut juga tergambar di wajahnya.

"Peat , tuan boss datang menjenguk tuan muda..." Bibi song datang membuat fort terlihat menghembuskan nafas lega.

"Baik bi..."
Peat melihat fort yang masih menunjukan wajah melasnya.

"Phi boss" sapa peat.

"Bagaimana keadaan fort?" Tanya boss langsung mengambil posisi duduk disebrang fort.
Bibi song datang membawa nampan berisi segelas minuman dan meletakkan dimeja.

"Seperti yang phi boss lihat , wajahnya penuh lebam , tapi untunglah tak ada yang serius" jelas peat.

"Siapa yang melakukan ini padanya?" Raut wajah boss jadi lebih serius nada bicaranya jadi mengintimidasi membuat peat sedikit gugup. Setelah mendengar kabar jika fort dipukuli dikampus peat , membuat boss naik pitam. Sebagai sepupu boss tentu marah , dia khawatir dengan keadaan fort. Fort masih sakit hingga dengan mudah menjadikannya bahan bully oleh orang yang tidak tahu.
Jika orang yang memukuli fort itu tahu siapa fort sebenarnya , boss pastikan dia akan berlutut memohon ampun.

"I-itu , dia gun mahasiswa dikampus ku phi" jawab peat. Mendengar itu boss menggeram , ingin sekali dia mematahkan leher bocah itu sekarang juga.

Drrrttt drrttt...

Getar dari ponsel peat berbunyi. Dengan cepat mengambil ponselnya dari dalam kantong belakang celananya. Terdapat nama noeul memanggil dilayar ponsel.
Setelah meminta izin pada boss untuk menjawab panggilan peat beranjak dari sana. Tinggallah boss dan fort yang sedang terdiam.
Boss yang sedang menetralkan emosinya dan fort yang senyum senyum tak jelas. Sikap fort tertangkap basah oleh boss.

"Apa ada yang lucu? Mengapa tertawa?" Tanya boss.

"Aku tidak tertawa , tapi tersenyum" ucap fort lalu melihat kearah boss lalu menyunggingkan senyum.
Menghela nafas panjang lalu menyandarkan tubuhnya disandaran kursi. Kacamata bulat yang tadi dipakainya dilepas dan diletakkan diatas meja. Kakinya kanan diangkat keatas kaki kiri.
Semua kegiatan yang dilakukan oleh fort tak lepas dari pandangan boss yang sedang terkejut tak percaya dengan yang dia saksikan sekarang.
Mulutnya terbuka matanya melebar.

Seketika fort kembali keposisi awalnya saat peat kembali dari menerima panggilan noeul.
"Phi boss , boleh aku menitip fort , temanku mengabari ada kelas mendadak , aku sudah minta izin pada tuan apo" ucap peat tergesa gesa tapi tak mendapat jawaban dari boss. Boss masih menatap kaget pada fort tapi peat menganggap boss menyetujuinya.

"Fort , phi peat pergi kekampus dulu , phi tak akan lama phi akan segera kembali , phi boss akan menemani fort bermain ,oke" fort mengangguk.
Saat peat akan pergi , tangannya dicekal.

"Fort minta maaf" cicit fort.

Peat tersenyum , lalu mengangguk.
"Kita akan bicara lagi nanti , jadilah anak baik sampai phi pulang nanti , oke" fort mengangguk lagi. Peat pun benar benar pergi menyisakan dua pria yang duduk bersebrangan.

Baby'or'Daddy? [FortPeat] ( Hiatus )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang