🌬️TigaBelas☁️

1.8K 188 22
                                    

Fort berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Tungkainya ia ayunkan dengan cepat menuju kamar inap vvip II dimana peat dirawat.
Pagi tadi dia mendapat telpon dari papanya , jika peat sudah sadar.
Mendengar itu perasaan fort senang bukan main mengetahui jika pujaan hati sudah membuka matanya.

Apo mengabarkan setelah kepulangan fort 30 menit sesudahnya peat sadar.
Jika tahu begitu , fort tak kan pulang , dia akan menunggu dan memastikan peat siuman dalam keadaan baik baik saja. Tanpa berlama lama setelah mandi dan berganti pakaian fort langsung menancap aston martin vantage nya kerumah sakit.

Fort menghentikan langkah kakinya tepat didepan pintu kamar inap peat yang kebetulan tidak tertutup rapat , telinganya menangkap sebuah pembicaraan dari dalam ruangan itu.

"Kau boleh berhenti dari pekerjaanmu peat , jika kau mau , saya tak bisa menahanmu untuk terus bekerja " ucap apo.

"Ya , saya akan keluar dari pekerjaan saya tuan , karna saya fikir tuan muda tak memerlukan saya lagi , tuan muda sudah sembuh, kan ?" Ucap peat sendu. Menahan sekuat tenaga agar cairan bening dari pelupuk matanya yang menumpuk tidak tumpah ke pipinya.

"Peat... Maaf kan saya , saya tidak bermaksud untuk ikut menutupi semuanya , saya-

"Tak apa tuan , saya mengerti , jangan khawatir , semua baik baik saja" ucap peat memotong ucapan apo lalu tersenyum getir.

Cklek

Daun pintu berwarna putih itu dibuka dan menampilkan sosok tinggi besar dan gagah , onyx terang memancarkan raut khawatir dan kecewa.
Fort perlahan mendekat keranjang dimana peat duduk bersandar.
Selang infus masih terpasang di tangan kirinya , kulit putih pucat terlihat bertambah pucat. Bibir tipis yang biasa menampilkan senyum tulus kini menjadi senyum sendu saat iris terang itu bersitatap dengan onyx kelam.

"Peat..." Seru fort pelan.

"Tuan muda , tuan muda baik baik saja??" Tanya peat. Fort mengangguk .
Apo pindah dari posisi sebelumnya yang duduk disebelah peat , dia menyuruh fort untuk duduk agar bisa lebih leluasa bicara. Fort dengan segera duduk disamping peat.

"Peat tolong , jangan tinggalkan aku , aku salah aku minta maaf , !!" Ucap fort.
Perasaan yang sejak tadi ditahan oleh peat , akhirnya luruh juga. Air mata itu seketika mengalir saat matanya menatap raut sesal dari tuan mudanya. Entah lah , peat juga tak mengerti mengapa perasaannya jadi seperti ini , peat hanya merasa kecewa dan sedikit sakit.

"Tidak tuan , saya yang seharusnya berterima kasih pada tuan muda , karna telah menyelamatkan saya , dan saya minta maaf karna telah membuat tuan muda terluka , maafkan saya" ucap peat sambil sedikit menunduk memberi hormat pada fort. Hati fort mencelos kala mendengar penuturan peat yang berubah. Peat berbicara dengan formal padanya , membuat fort teramat sangat menyesali perbuatannya yang sudah berbohong.

"T-tdak peat , jangan seperti ini , jangan pergi dari ku , ku mohon" fort menggenggam erat tangan peat yang terbebas dari selang infus. Memohon agar pria dihadapannya yang sedang dalam proses pemulihan kesehatan untuk tidak meninggalkannya.

"Saya tidak kemana mana tuan , saya masih disini , hanya saja saya tak bisa lagi untuk meneruskan pekerjaan saya , saya senang sekali tuan muda sudah sembuh dan kembali , saya sangat bersyukur" peat sebisa mungkin berusaha untuk tetap berbicara dengan tenang.

"P-peatt..."

Cklak

Pintu kembali dibuka , menampilkan 2 sosok manusia dengan perbedaan tinggi yang signifikan. Sang submisib sedikit menundukan kepala , merasa segan dengan seseorang yang berdiri dibelakang fort yang sedang duduk sambil menggenggam erat tangan peat.

Baby'or'Daddy? [FortPeat] ( Hiatus )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang