Elleanor Prim Vance, perempuan berumur 24 tahun itu sedang membutuhkan uang yang banyak untuk memenuhi mimpinya bisa belajar bermain piano. Namun, alasan belajar bermain piano sebenarnya hanya 25 persen dari tujuan utamanya nekat melakukan ini, sisanya karena dia tidak punya uang lagi dimana-mana. Teman-temannya menganggap dirinya sudah gila ketika menemukannya ikut menjadi salah satu kontestan lelang yang diadakan di kelab dimana dia sendiri dulunya adalah mantan anggota VIP sebelum ayahnya menyita seluruh akses kartu debit dan kredit karena dirinya menolak untuk magang di perusahaan.
Menurutnya adalah kutukan jika Vance hanya memiliki satu keturunan, dan karena ayahnya menjunjung nepotisme, secara otomatis dirinya harus memimpin perusahaan ketika mr. Vance tak sanggup lagi untuk bekerja di masa depan.
Sayangnya, kemampuan berbisnis itu tak mengalir di darah anak perempuan Vance. Elleanor juga tak begitu mewarisi bakat ibunya yang seorang pecinta seni dan baru saja sukses menggelar pameran lukisannya empat bulan lalu di beberapa kota di Amerika. Vance. Merk itu ada dimana-mana, berbagai bentuk produk yang bisa dijadikan uang oleh kedua orang tuanya.
Mungkin karena bisnis dan seni adalah dua bidang ilmu tak seiras, gen yang diturunkan membuat Elleanor bingung, dia jadi tak pandai di kedua-duanya.
—dan kini, setelah akun Onlyfans-nya sepi pengunjung, dia memutuskan ikut sebuah acara lelang pelacur demi mendapatkan uang secara instan.
Elleanor ingin mendaftar di akademi musik untuk belajar piano secara diam-diam sejak ayahnya melarang ia bermain musik karena membuang-buang waktu dan bukannya mulai membantu perusahaan; itu membutuhkan lembaran dolar yang banyak; pula festival musik tiap tahunnya. Uang adalah segalanya di umurnya saat ini, dan kehilangan semua itu dalam satu waktu membuat Elle juga tak bisa mengatasinya.
"Greyson, kau mendapatkan sesuatu untukku?" bisiknya pada si bartender klub yang merupakan teman satu perkumpulan atau geng yang setidaknya terbentuk sejak mereka duduk di bangku High School karena suka mengorganisir sebuah house party. "Bayarannya lumayan jika misiku malam ini berhasil."
Greyson membisu sambil menggeser secarik kertas lalu kembali melanjutkan pekerjaannya. Dengan gerakan cepat Elle mengambil lipatan kertas tersebut, kabur, dan membacanya secara sembunyi-sembunyi. Ada informasi warna baju, lokasi tempat duduk, jenis minuman, dan kadar alkohol yang dipesan para pelanggan kelab ini—yang menurut penglihatan Greyson—pasti berdompet tebal.
Elleanor punya rencana besar. Ia mulai mendatangi satu persatu orang yang diinformasikan si bartender. Merayu dengan wajah polos nan sayu, berharap jika orang-orang itu percaya dengan alibinya supaya ia bisa mendapatkan uang yang banyak dari hasil pelelangan tubuhnya nanti.
"Help me, sir. He's a sex predator, sexual abuser, and no one will save me from him, I'm one hundred percent sure gonna... die, like one of my friend that he bought before," katanya, mengulang tiga kali dengan kalimat yang serupa untuk meyakinkan orang-orangnya yang sengaja dicari dengan kualifikasi setengah teler.
Sampai akhirnya seorang pria mabuk bersedia memberikan seluruh uangnya dengan syarat, "Berikan tester untukku, jika kau benar-benar ahli maka aku akan memenangkanmu tiga ribu dolar."
"T-tester?"
Pria itu menyeringai lalu mengangguk. "Let's go to the bathroom."
Elle menelan air liurnya membayangkan tiga ribu dolar yang bisa ia terima dalam waktu semalam daripada targetnya mendapat dua ribu saja. Meski jumlahnya tak banyak dan bisa habis dalam sekali pembelian tas Diaor, tapi jumlah yang ditawarkan itu fantastis dengan pengalaman seksnya yang tak seberapa dibanding kontestan pelacur lainnya yang punya jam terbang tinggi. Elleanor hanya gadis random yang tiba-tiba mendaftar melalui jalur orang dalam tanpa bekal keterampilan seks yang hebat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Escape [M] ✔
Fanfic❝𝘏𝘰𝘸 𝘭𝘰𝘯𝘨 𝘸𝘪𝘭𝘭 𝘺𝘰𝘶 𝘴𝘵𝘢𝘺 𝘵𝘩𝘪𝘴 𝘵𝘪𝘮𝘦?❞ [21+] [M] [⚠️] [VERY EXPLICIT] [🔞] - Min Yoongi adalah anak ketiga seorang pemilik perusahaan teknologi multinasional terbesar di Asia, Mapple Group, yang sedang menemani ayahnya melakuk...