7. escape from LA: the reality

796 94 80
                                    

Elleanor tak bisa menahan senyumnya untuk terkembang lebar ketika kakinya melangkah di koridor bandar udara Incheon, Korea Selatan. Sejak empat belas jam yang lalu—atau lebih panjangnya empat minggu yang lalu, gadis itu sudah tak sabar untuk pergi ke Korea—atau lebih tepatnya bertemu pria yang dua malam bersamanya.

"I've finally landed safely," ucapnya pada Jade yang bahkan dia hubungi terlebih dahulu daripada kedua orang tuanya yang cemas menunggu kabar mendaratnya.

"How's the weather?"

Elle melepaskan kacamata hitamnya lalu melihat langit dari jendela-jendela besar. "It's fucking hot, do you think he'll pick me up wearing shorts and beach shirt?"

"That just fucking hotter than the weather as hell," sahut Jade lalu keduanya tertawa kencang di dua sudut dunia yang berbeda. "Take a good fucking care, Elle, I will miss you so much and I will go asap with Flynn once he got his annual leave. I love you so much."

Elle mengangguk-anggukkan kepala dengan perasaan senang sekaligus sedih. "I'm missing you already."

Keduanya tertawa kecil sambil sama-sama menyeka gerumulan air di pelupuk mata. "Chop Chop sweep your tears! He might be there waiting you with a welcoming kiss, Elle! Please, bring him with you for our next meeting in Korea!"

"Ya, I miss him more than you."

"Catch me up again later! Good bye! Good luck, little star!"

"Bye, thank you, Jade."

Elle memasukkan ponselnya lagi ke dalam saku setelah mengirim pesan kepada Karen mengabari jika ia sudah sampai di Korea dan baru melanjutkan langkahnya keluar dari bagian pengambilan bagasi menuju gate kedatangan. Senyumnya terkembang lagi, yang ini benar-benar tak bisa menahan dua sudut bibirnya tertarik ke atas. Dia bangun skenario indah dalam kepalanya seperti disambut oleh pria itu yang membawa papan bertulis namanya, lalu ia melompat ke dalam pelukan dan mereka akhirnya akan berciuman melepas rindu seabad. Indah sekali.

Seindah itu sampai Elle hanya ingin tinggal dalam imajinasinya daripada menghadapi realita yang ternyata jauh sekali dalam imajinasi paling liarnya.

Elleanor Prim Vance mengerjapkan matanya ketika benar dia menemukan papan bertulis namanya lengkap dari kertas dan spidol hitam, tapi dia tak mungkin berlari dan memeluk orang yang membawa kertas itu karena... dia sepertinya bukan Min Yoongi, batinnya. Tapi mirip wajahnya, apakah itu memang dia tapi sedikit berubah karena aku sudah lama tak bertemu? Elle bermonolog sendiri dalam kepala. Dengan canggung berjalan mendekat tapi juga tak menghentikan senyumnya karena mungkin saja itu benar-benar Min Yoongi(?!).

"Hai—"

"Ms. Vance?"

Oh, dia memanggilku ms. Vance bukan Elleanor atau gadis lima ribu dolar, artinya bukan Min Yoongi, ...kan? Elle bermonolog lagi. "Ya, ...?"

"Please follow us, you're in the right hand, I'm Park Jimin—"

Elle bernafas lega, untung dia tidak melompat memeluk pria yang bukan Min Yoongi ini. Kenapa wajahnya mirip sekali?! Apakah aku bahkan sudah melupakan wajah Min Yoongi? Oh, tidak, benar, yang seperti apa Min Yoongi itu? Yang kuingat cuma dia berwajah tampan, tapi pria yang berjalan bersamaku juga tak kalah tampan... oh God, mampus, kau, Elleanor.

"—I'll drop you off and help you move to the apartment you're going to occupy during your stay in Korea. So, let's go—"

"I-i'm sorry, but where is... Min Yoongi?" maniknya mengerjap lugu.

Escape [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang