...
Malam ini benar benar meriah,selesai menyanyikan lagu Arga menemui Andra dkk di luar gedung acara,katanya andra akan pulang karena memang sudah larut malam.
"Hati hati,kalian jaga Andra."
Yang lain cuma saling tatap
Andra lantas mencubit pingang Arga dan tersenyum cangung kearah teman temannya
"Udahlah ayo balik,lu ngantuk ga?ngomongnya ga jelas nih,"
Arga hanya tertawa kecil sembari mengusap bekas cubitan Andra "gua anter aja ya?"
"Elah kayak sama pacar aja lu ga,kasian Andra risih lu gituan gausah khawatir kalik,"ujar Laura
"Laura apaan dah kasar bener,Arga ga cuma khawatir sama Andra kalik,ya kan ga?"
Arga mengangguk setuju "kalian kan cewe cewe nih,"
"Gua cowok,"ujar bintang dan Andra berbarengan
"Iya lah itu maksudnya,gua cuma takut kalian kenapa napa,tunggu bentar aja ya gua ambil kunci."
"Si goblok,kita bawa mobil lagian Lo abis ini harus naik kepangung lagi ."bintang menarik lengan Laura
"Dah bye kita pulang gess.."
Andra melambai kearah Arga "aku bakal baik baik aja,"ujar Andra tanpa suara
Arga tersenyum sambil ikut melambai,baru setelah melihat Andra tak terlihat lagi Arga bergabung bersama teman temannya yang lain untuk menunggu pengumuman .
.......
"Yessss,anjai ngak nyangka banget gua huuuuuu,"
Markas BNW kini penuh sorak sorakan senang karena white band akan masuk final itu artinya jika tidak mendapat juara pertama mereka akan mendapat juara kedua itu artinya mereka akan mendapatkan hadiah meskipun kalah di tahap ini.
"Party kita yuhuu,"
Arga hanya menatap malas teman temannya yang seperti orang kesetanan,dia sebenernya heran mengapa bisa betah berada disini.
Hingga bunyi dering ponsel miliknya mengalihkan perhatiannya.
"Sial."
Arga mengumpat melihat nama yang tertera di layar ponsel
'Pak Arnold,'
Nama kontak yang Arga beri untuk ayahnya
Arga berdiri,berniat mencari tempat sunyi hingga ia sampai di dekat pohon lebih tepatnya dibelakang markas
"Hm?"
"Pulang,ayah tunggu."
Arga berdecih,sudah sangat lama mereka tidak mengobrol,bertemu pun jarang sekali,mungkin hanya berpapasan dijalan.
"Ga!"
"Jangan keras kepala!"
Ponsel dimatikan,Arga mengeram,benci sekali jika harus kembali berurusan dengan rumah .
Apalagi yang ayahnya itu inginkan?
Arga kembali masuk kedalam,melihat teman temannya yang tertawa terbahak-bahak seolah tak memiliki beban padahal Arga tau di setiap pribadi mereka pasti memiliki masalah yang tak bisa dibilang ringan.
Arga menepuk bahu farel "gua pulang."ujarnya singkat
"Wess jangan pulang dulu bro,Bimo udah beli minum."
"Nanti gua kesini lagi,"
Tanpa berbasa basi lagi Arga segera meraih jaketnya disofa lantas berjalan santai menuju motornya,
Mau tidak mau Arga menuju rumah ayahnya,rumah yang dulu dia jadikan tempat pulang selepas berkegiatan diluar
Sesampainya disana Arga lantas memasuki rumah besar itu dengan tidak santai,dia bahkan membanting pintu.
Saat melihat ayahnya bersantai di ruang tamu bersama istri baru dan anak mereka yang masih bayi Arga tak bisa untuk tidak sakit hati.Jujur dia tak suka melihat Pemandangan itu
"Arga,"
Arga menatap mata ayahnya
"Duduk,"perintah sang ayah namun tak dituruti langsung olah sang putra
"Langsung aja,Arga sibuk."
Arnold terkekeh,dia seperti tak mengenali Arga yang sekarang setelah satu tahun lamanya mereka tak tinggal satu atap
"Duduk dulu nak,mau mama buatkan minum?"
Arga berdecih,sialan dia benci melihat wanita yang menyebut mama itu.
"Arga,"mendengar suara marah ayahnya Arga lantas duduk
"Cepat!"desaknya
"Ayah berniat menyekolahkan kamu di kampus pilihan ayah,"
"Maksudnya?"
"Sebentar lagi kamu lulus,ayah mau kamu kuliah di luar negri dengan jurusan yang sudah ayah tentukan."
Tangan Arga mengepal "maksud anda apa?!belum puas membuat saya dari sini dan anda akan membuang saya keluar negri?lenyapkan saja saya sekalian!"
Arga marah,tentu saja.dia sudah nyaman ditempat ini,dia punya teman yang akan menghiburnya saat susah,Arga tak ingin sendirian!
Wanita yang menjadi istri ayahnya itu beranjak pergi sembari mengendong sang anak,berusaha menjauhkan bayi itu dari keributan
"Jaga bicara kamu arga,ini demi masa depan kamu!"
"Masa depan apa yang anda bicarakan tuan Arnold?jika ini tentang ganti rugi uang yang anda beri semasa saya hidup maka saya akan menggantinya jika saya sudah bekerja,saya tak perlu kuliah dengan uang anda!"
Arnold terkekeh sinis,anaknya sudah besar rupanya,tak akan merengek lagi kepadanya
"Terserah kamu,jika kamu tidak mau maka saya cabut surat kepemilikan apartemen,saya akan ambil semua kartu yang saya berikan ke kamu dan juga saya jamin kamu tidak bisa bekerja di manapun."
Arga mengeram,dia tentu tau ayahnya tak akan main main,ayahnya punya banyak uang dan kuasa.
"Pilih sekarang Arga."
Arga berdiri,menatap tajam kearah Arnold
"Aku membencimu,ayah."
Berjalan cepat keluar dari rumah besar itu,Arga harus pergi sekarang,jika tidak pria tua itu akan melihat dirinya saat sedang kacau
Arga mengendarai motornya dengan ugal ugalan,sungguh tak memikirkan keselamatannya karena sejujurnya yang ia inginkan hanyalah ketenangan,jika dia tak bisa mendapatkan itu di dunia ini maka dia siap pergi ke alam lain.
....
Saat ini hari mulai gelap, apartemen Arga sudah seperti kapal pecah akibat pemuda itu yang terus terusan membanting barang.
Arga benci hidupnya,selama satu tahun ayahnya tak menghubunginya sekedar menanyakan kabar,dan sekarang orang itu mengatakan hal yang tidak bisa Arga tolak.
Arga menangis,dia sekali lagi membanting gelas yang tersisa,sakit.dia sakit .
.
.
........
Terima kasih udah mau baca!
Tanggal 29 ini gua mensiv ke 2 sama ayang🔥
"dia cantik banget untuk ukuran seorang cowok,sial,gua makin cinta."
KAMU SEDANG MEMBACA
svarga marva
Teen Fiction" I can be everything for you," "jadi istri gua ya?" "gua cowok!!,....tapi boleh deh." Hubungan backstreet yang awalnya baik baik saja kini harus terpisahkan dengan alasan menggapai masa depan yang cerah. Akankah cinta mereka kembali dipertemukan at...