"jean, mulai hari ini, kamu udah boleh main lagi."˖ ࣪ ‹ 𖥔 ࣪ ˖
"denger denger jean lagi deket sama cewek yang di pojok itu ya?"
"kata rumor yang beredar sih gitu. nggak cocok banget kalo diliat-liat."
"hahaha... iya. kan jean humoris terus ramah banget, masa mau sama cewek galak kek dia?"
"cantikan mantannya kemana-mana."
"dih, jangan dibandingin! millie mah cewek sempurna. nggak ada yang selevel sama dia."
"hidup lo pada nggak seru banget kayaknya sampe harus ngomongin orang lain." sambar shanaya menyeruputi jus mangganya.
akhirnya, kedua orang tersebut dibuat malu olehnya dan segera pergi.
"padahal lo juga cantik, tapi ngga pernah disorot aja." ucap shanaya memerhatikan wajah temannya. mereka berjalan balik menuju kelas.
"cantik...?" meilia kebingungan.
rasanya, aneh saja mendapat pujian seperti itu. selama 16 tahun, meilia hanya pernah mendengar orang-orang yang memujinya karena kepintaran yang ia miliki, bukan penampilan fisiknya. toh, ia tidak terlalu memedulikan hal tersebut. mungkin, selain shanaya, hanya orang tuanya lah yang pernah menyebutnya 'cantik.' namun itu sudah biasa kan? tidak ada orang tua yang menganggap anaknya tidak cantik atau tampan jika mereka menyayanginya.
"iya lah, cantik. masa lo nggak percaya?"
meilia menggeleng.
"coba tanya yang cowok deh di kelas biar lo percaya. katanya, pria itu lebih jujur daripada perempuan."
kriet, shanaya membuka pintu kelas. ada jean, jazlan, husnul dan rendy yang sedang berbincang-bincang di meja jean.
hehehe, sasaran empuk. batin shanaya melihat jean yang sedang tertawa dibarengi yang lainnya.
"jean," shanaya menghampiri mejanya, menarik tangan meilia. "gue mau nanya dong."
jean berhenti tertawa. "eh iya? kenapa nay?"
ujung bibirnya terangkat. "kata lo, meilia cantik nggak?"
"ADUUUH, GIMANA TUH SAUDARA JEAN?" sorak husnul heboh.
"WAAAH BETUL, GIMANA SAUDARA JEAN? KAN TIDAK MUNGKIN SAUDARI MEILIA GANTENG HEHEHE," rendy tidak mau kalah.
jazlan menganga mendengar pertanyaan shanaya.
wajah jean yang tadinya biasa saja berubah menjadi merah padam, seperti teko yang dipanaskan. ia hanya melihat lantai dan berusaha untuk tidak melihat meilia. tangannya menggenggam erat bahan seragam celana abu-abunya. ia ingin sekali menjawab pertanyaan shanaya, tapi disisi lain ia juga tidak mau. ia hanya ingin meilia yang tahu apa jawabannya atas pertanyaan tersebut.
"cepetan jawab, udah pada penasaran nih." goda shanaya.
"yaudah, tapi yang boleh tau jawabannya meilia aja ya." jawab jean, masih memandangi lantai.

KAMU SEDANG MEMBACA
.
Fanfictiesiapa sangka rebutan paralel pertama bisa berujung jatuh cinta? #1 in jaeminju [21/2/2023] ☆