4. past

189 20 1
                                    


tw: bullying, physical abuse.


"ganteng banget, tapi bisu! kayak anak autis, hahaha!"

"jadi takut ngga sih kalo deket-deket jazlan? pasti dia aslinya mesum atau nggak orang aneh gitu."

"ketimbang mesum, lebih kayak autis sih. diajak ngobrol nggak pernah jawab."

"sombong banget sialan. mentang-mentang orang tuanya donatur sekolah. kalo bukan udah dibully mati-matian tuh."

"emang anjing belagu banget gayanya."

jazlan hanya terdiam. tapi jika ia bilang ia tidak merasa tersakiti oleh perkataan mereka,

itu bohong. jelas ia merasa sakit.

"pst! hey, gausah dengerin ucapan mereka!" shanaya memasangkan headphone-nya di telinga jean. "mending kamu dengerin ini aja."

mulut jazlan terbuka kaget, meski pun ia tidak akan mengeluarkan sepatah kata pun. ia lebih tertarik untuk diam tidak berkutik, mendengarkan alunan lagu yang bergema diindra pendengarannya.

wherever you are
i always make you smile
wherever you are
i'm always by your side
whatever you say
キミを想う 気持ち
i promise you forever right now

"wherever you are by one ok rock! enak kaaannn???"

jazlan mengangguk sembari tersenyum.

semenjak hari itu, ketika shanaya mendengar ada orang-orang yang membicarakan jazlan, ia selalu memberi headphone-nya pada laki-laki itu dan memutar lagu yang sama.

˖ ࣪ ‹ 𖥔 ࣪ ˖

"maaf, tapi kami harus menyatakan, anak ibu mengalami kondisi avoidant personality disorder."

"TIDAK, DOK! ANAK SAYA NORMAL!!!"

"iya, bu. anak ibu normal. avoidant personality disorder ini jauh berbeda dengan down syndrom dan sebagainya. namun kondisi inilah yang menyebabkan anak ibu kesulitan untuk berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya."

"BOHONG!!! ini pasti karena saya tidak pernah membiasakan jazlan untuk diajak belajar berbicara pas masih balita jadinya dia cuma telat bisa ngomong!!!"

"j-jazlan sayang, liat mama nak. coba bilang sesuatu." sang ibunda jongkok, menyesuaikan tingginya dengan jazlan.

justru, perkataan bundanya lah yang membuat jazlan meneteskan air mata.

"sebaiknya tidak usah dipaksakan. anak ibu bukannya tidak normal, dia hanya tidak seperti anak-anak pada umumnya."

"itu sama saja seperti bilang pengidap down syndrom tidak seperti anak-anak pada umumnya."

tidak seperti... anak-anak pada umumnya.

seumur hidup jazlan, dia harus hidup dengan hina karena selalu dinaungi label buruk itu.

padahal tanpa embel-embel, jazlan juga tahu, bahwa dirinya memang tidak normal.

cacat secara lisan.

˖ ࣪ ‹ 𖥔 ࣪ ˖

"avoidant personality disorder...?" ucap shanaya khawatir.

.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang