untung saja, meilia memang izin pulang cepat hari itu dikarenakan kondisinya yang masih belum terlalu sehat. dia bersyukur sekali.ia tidak bisa memikirkan betapa tegangnya jika harus duduk di sebelah jean selama pelajaran berlangsung setelah kejadian memalukan itu. astaga.
selepas sampai rumah, ia langsung mengurung diri di dalam kamarnya. ketika mahesa bertanya, ia cukup membuat alibi: "radangnya lagi kambuh, aku butuh istirahat bang."
realitanya, ia sedang seperti orang heboh sendiri di kamarnya. sedari tadi ia tidak berhenti berguling-guling dari ujung kasur hingga ujung lainnya.
jean? menyukainya?
"aduh gue gila." sang empu memukul kepalanya sendiri.
"mending tidur aja deh, gue kalo sadar bisa makin gila kayaknya." ia menarik selimut dan mengubur tubuhnya bersama helaian lembut itu.
˖ ࣪ ‹ 𖥔 ࣪ ˖
"temennya meilia?" dahi mahesa berkerut.
"i-iya kak." jawab cowok itu menggaruk tengkuknya malu.
"santai aja gapapa, jangan formal-formal banget. usia kita cuma terpaut 4 tahun." mahesa tersenyum dan membuka pintu rumah lebar, bermaksud untuk memersilakan cowok itu masuk.
dasar meilia, punya temen cowok nggak bilang-bilang.
"namanya siapa btw?"
"jean, jean alistair warren."
mahesa mengangguk. "ini beneran mau ngejenguk? ngapain bawa buket bunga?"
jean menelan ludahnya sendiri, tidak berani menjawab pertanyaan mahesa.
namun melihat gelagat aneh jean cukup menjadi jawaban atas pertanyaan mahesa.
"oh... ngerti gua."
"pokoknya gua cuma ngerestuin adek gua sama cowok yang bertanggung jawab. paham? no sex before marriage, no smoking, no drugs. gaya pacarannya harus sehat. lu harus bisa ngejagain dia karena selama ini papa gua percayain gua buat ngejagain meilia, and i did."
"besides, she's the cutest sister you could ever ask for." mahesa melanjutkan sembari tersenyum.
jean merasa lebih lega setelah mendengar ucapannya.
"iya, pasti. gua udah siap secara fisik dan mental buat nembak adek terlucu lu itu bang."
"lucu banget kayaknya sampe lu segitu naksir, yaudah sana masuk aja. kamarnya di lantai dua
yang pintunya ada poster winx itu.""bang? serius?"
"yaelah, iya. orang gua liatin dari sini. masa gua tinggalin lu berdua."
"iya sih. yaudah nih ane masuk kamarnya."
"good luck, semoga ditolak."
jean mengacungkan jari tengahnya sembari tersenyum sarkas pada mahesa.
tok tok tok!
KAMU SEDANG MEMBACA
.
Fanfictionsiapa sangka rebutan paralel pertama bisa berujung jatuh cinta? #1 in jaeminju [21/2/2023] ☆