7. jealousy

212 23 14
                                    


mentari telah terbit, dan meilia sudah dalam perjalanannya menuju sekolah. pemandangan
indah bandung pada pagi hari ini cukup memanjakan matanya.

daun-daun masih berembun... gumamnya melihat sebuah tanaman anggrek dari toko tanaman.

rasanya seperti bukan bandung.

"meilia?" ucap seseorang dari belakang.

"hisyam?"

"hai, nggak nyangka kita ketemu di sini." laki-laki yang merupakan teman bimbel meilia tersenyum.

"iya..." meilia bingung ingin membalas apa.

"lo sekolah di mana? jangan-jangan deket nih sama sekolah gue."

"pelita cita."

"wah, serius? itu kalo nggak salah sekolahnya kan mahal banget!"

meilia mengangguk.

"tapi wajar aja sih, lo pinter kebangetan hehehe." hisyam tersenyum kembali. "gue di nusa teladan."

"beneran deket berarti." tukas perempuan itu.

"yup! jadi, gimana kalo nanti pulang sekolah kita ke tempat bimbel bareng? gue samperin lo deh."

"yaudah." jawabnya singkat.

setelah beberapa selang waktu mereka bercakap, mereka pun berpisah karena masing-masing memasuki sekolah yang berbeda.

itu siapa...? jean memandangi mereka dari jendela kelas dengan perasaan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya; cemburu.

˖ ࣪ ‹ 𖥔 ࣪ ˖

"nilai ujian biologi lo pada berapa?" tanya bianca keliling untuk melihat nilai teman-temannya.

"masa gue 96, HUHUHU." jawab shanaya.

"90." jian bangga.

"75..." husnul menggaruk tengkuknya kebingungan.

"lo mah kalo ujian gacha mulu anying, pantes." sambar bianca. "meilia?"

"100."

"wow, new record." ia terkejut. "apa ada yang 100 lagi?"

meilia spontan menoleh pada jean.

"98." ia segera memasukkan lembar ujian biologinya ke dalam tas.

mendengarnya, senyum cantik meilia mengembang. ia tertawa lega dalam hati.

"wah!!! gg lo anjir!!!" shanaya menyenggol siku meilia tidak percaya.

"merek beras lu apaan dah." husnul masih menggaruk tengkuknya kebingungan.

"GILA LU MEI," celetuk rendy.

"ah sial, kirain 90 udah bagus." jian mengacak rambutnya frustrasi.

jazlan ikut mengagumi meilia, sebagai satu-satunya murid di kelas yang mendapatkan nilai 100 pada ujian biologi mereka.

di luar kerubungan yang mengerubungi meilia, jean hanya bisa melirik gadis yang sedang tersenyum itu dari ujung matanya, berusaha untuk tidak ikut tersenyum juga sepertinya.



























.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang