4. Duel Basket?

41 7 5
                                    

Haii, gmana kabarnya? Baik?

Sebelumnya aku mau kasih tau, cerita ini insyaallah akan aku buat semenarik mungkin agar kalian tidak bosen... Aku juga bakal buat alur berbeda dari cerita lainnya

So, jangan lupa kawal sampai cerita ini TAMAT


HAPPY READING

Brakk!

“KAYLA!”

Gadis dengan rambut sebahu yang tengah asik menulis catatan itu terperanjat kala seseorang menggebrak mejanya.

“Moza. Astagfirullah, kamu bikin kaget aja tau gak, ish!”

Moza sang pelaku hanya menampilkan wajah tidak berdosanya. Dengan cepat gadis itu lalu duduk dibangku sebelah temannya itu dengan wajah ditekuk.

“Kenapa teriak-teriak panggil aku?”

“Gue kesel Kayla!” jerit Moza tertahan. Dia memposisikan duduknya menyamping sepenuhnya menghadap Kayla, teman barunya yang baru saja pindah dari London. “Masa ulangan Fisika gue harus diulang lagi! Kan kesel jadinya!” lanjutnya dengan wajah memerah padam.

Untung saja dikelas hanya ada mereka berdua, karena mungkin yang lain sedang mengisi perut mereka dikantin. Sedangkan Moza yang saat itu baru saja di panggil oleh guru mapel kembali ke kelas dengan mood yang buruk.

Kayla mengernyit. “Kok bisa?” tanyanya setelah dia selesai mencatat.

“Mana gue tau! Masalahnya kan gue udah susah payah ngerjain itu soal yang susahnya bukan main.” katanya menggebu-gebu.

“Kamu ketahuan nyontek kali?”

“Enak aja! Enggak ya!”

Kayla menghela nafas sembari mengelus dada sabar. Baru seminggu dia berteman dengan Moza ternyata gadis itu memiliki suara yang cempreng. Apalagi ditambah nada suaranya yang selalu tinggi.

Tapi tidak apa. Mungkin ini khas dari seorang Moza Valetta.

“Terus? Gak mungkin kan ulangan kamu diulang kalau gak ada penyebabnya?”

Moza mengernyit seolah dia tengah berfikir. “Emmm... Atau mungkin karena gue nilainya besar kali ya Kay. Terus si Ibu gak percaya sama gue. Jadi minta diulang.”

“Kok kamu kepedean?”

“Kan mungkin aja Kay. Gue sih asal tebak aja. Lagian kalau bener nilai gue besar tandanya gue udah pintar. Ya gak, Kay?”

Kayla menatap malas temannya itu lalu menggeleng pelan. “Enggak.”

“Kok lo gitu?! Ah, gak asik lo. Hibur teman sendiri aja gitu amat.” Moza merajuk.

“Ish, iya.. iya... Semangat Moza teman aku yang cantik!” ujar Kayla menyemangati. Melihat tidak ada reaksi dati temannya itu, Kayla dibuat cemberut tapi tangannya tetap bergerak menggoyang-goyangkan tubuh Moza. “Moza, ihhh jangan marah. Tadi cuma bercanda kok.”

“Gak lucu.” sembur Moza langsung. Rasanya dia ingin tertawa melihat ekspresi sedih Kayla. Temannya itu terlihat lugu sekali. “Nih ya, gue kasih tau sebagai teman yang baik kita harus saking support. Lo tadi gak support gue teman jahat lo.”

KITA BERBEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang