Sebelum baca jngan lupa vote dan comennya dlu kawan
HAPPY READING
•
•Alfan merebahkan tubuhnya setelah dirinya telah membersihkan badannya. Matanya terpejam berusaha menghilangkan pusing yang tiba-tiba mendera.
“ALFAN, NIH ADA AYAM GORENG!! MAKAN DULU!!”
Suara Rana dari bawah terdengar membuat mata Alfan kembali terbuka. Dia memposisikan tubuhnya menjadi duduk.
“IYA MIH!! SISAIN AJA!!” balas Alfan ikut teriak. Tidak sopan memang, namun bukan Alfan namanya jika tidak teriak seperti itu.
Pikirannya kembali pada sore tadi, dimana dirinya yang dikalahkan oleh seorang gadis yang merupakan adik kelasnya.
Gadis yang selalu membuatnya kesal.
“Kok bisa dia ngalahin gue?” katanya heran. “Apa dia pakai jampi-jampi?”
Plak!
“Anjir, Fan! Sadar lo, jangan asal suudzon.” cowok itu menampar dirinya setelah berpikir yang tidak-tidak.
“Tapi diliat-liat skill dia emang bagus banget sih.”
Alfan mengacak-ngacak rambutnya. “Ck, tapi karena dia jabatan gue sebagai kapten basket dipermalukan anjir!”
“Jadi babu dia seminggu? Arrgh, harusnya gue gak usah kasih tawaran itu kalau akhirnya kayak gini!”
Cowok itu berseru frustasi. Menyesal. Dia menyesal sudah meremehkan Moza yang ternyata memiliki skill lebih darinya.
Teringat sesuatu, Alfan mengambil ponselnya diatas nakas untuk menghubungi Rendra.
KAMU SEDANG MEMBACA
KITA BERBEDA
Teen Fiction[HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU] Percaya atau tidak cinta itu tumbuh tanpa kita tahu. Entah kapan rasa itu datang, Alfan pun tidak tahu. Karena setiap melihat gadis yang slalu dia jahili dadanya berdetak tidak karuan. Tapi siapa sangka jika laki laki...