Vote dan Komennya jngan lupa
HAPPY READING
•
•
•“Akhirnya gue bisa nikmatin duitnya Farrel.”
“Ada duit gue juga ya kalau lo lupa.”
“Ck, nyumbang gak nyampe setengah aja bangga.”
“Berisik lo berdua.” Farrel merasa terganggu akan perdebatan kedua temannya. Siapa lagi jika bukan Alfan dan Rendra.
Atas kemenangan tim Alfan dan juga Farrel, mereka merayakan acara kecil-kecilan di sebuah cafe depan sekolah. Bukan hanya keempat cowok tampan itu saja, namun Kayla dan Moza pun turut ikut serta diajak.
“Kalau makan itu jangan ngomong.” lanjutnya lagi.
“Lah, lo sendiri? Ngaca bro.”
“Kan gue udah selesai makannya.”
Oke, baik Rendra maupun Alfan kalah telak. Mereka tidak mampu membalasnya karena itu benar.
Merasa disampingnya tidak ada pergerakan, Alfan yang masih memakai pakaian basketnya menoleh dan mengernyitkan dahinya heran.
“Kenapa lo? Diam-diam mulu.”
Moza ikut menoleh, dan kini keduanya saling bertatapan satu sama lain. “Enggak.” balasnya langsung mengalihkan tatapannya lagi.
“Makanan nya gak enak? Gue liat lo kayak gak selera gitu.”
Disaat keduanya yang sedang mengobrol, yang lain asik dengan dunianya tidak ingin ikut campur urusan mereka.
“Gue emang gak selera. Tapi bukan berarti makanannya gak enak Kak.”
“Ya terus kenapa?”
Moza nampak berdecak. “Dibilang gak kenapa-kenapa. Gue lagi malas makan aja.”
“Dih, gak ngehargain kemenangan gue sama Farrel lo? Parah banget.”
Plak!
“Aduh! Sakit Za.”
“Makanya jangan asal ngomong! Gue kan gak bilang gitu.” ucapnya galak setelah berhasil memukul paha Alfan.
“Yaudah makan. Kalau gak habis kan sayang, mubazir.”
“Hmmm..”
“Oh, apa perlu gue suapin?” tawar Alfan menggoda.
“Enggak. Makasih.” tolak Moza mentah-mentah.
“Sesekali Za. Siapa tau nanti lo ketagihan kan.”
“Dih, itu sih mau lo.” Moza mendelik kesal. Ingin rasanya dia menampol wajah seniornya yang terlihat menjengkelkan.
“Halo.”
Suara serak dan khas yang Moza kenal, membuat gadis itu menoleh kearah belakang. Ah, tidak. Lebih tepatnya semua orang yang ada di meja itu.
“Lo? Ngapain disini?” tanya Rendra sedikit tidak suka.
Bukannya menjawab pertanyaan Rendra, Helgaza cowok itu tersenyum manis sehingga memperlihatkan lesung pipinya.
“Lagi ada acara kemenangan basket tadi ya? Btw congrast buat tim kalian yang menang.”
“Thank.” itu balasan singkat dari Alfan yang sedari tadi cowok itu tidak melihat wajah Helgaza.
Rasanya memuakkan.
“Gue—boleh gabung disini?”
Uhuukk!
KAMU SEDANG MEMBACA
KITA BERBEDA
Ficção Adolescente[HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU] Percaya atau tidak cinta itu tumbuh tanpa kita tahu. Entah kapan rasa itu datang, Alfan pun tidak tahu. Karena setiap melihat gadis yang slalu dia jahili dadanya berdetak tidak karuan. Tapi siapa sangka jika laki laki...