Egois

48 12 0
                                    


Dev dan Cla berjalan sambil membawa makanan mereka di kantin. Mereka hanya berdua. Tari dan Kaila tidak ikut, entah kemana mereka.

Dev mencari Aksa dengan kedua matanya. Mereka sudah menelusuri dari pojok kanan sampai kiri, namun Dev tidak melihat Aksa.

"Kok Aksa gak ada?"

Benar juga. Cla juga tidak melihatnya. Cla hanya bisa mengangkat kedua bahu untuk menjawab pertanyaan Dev.

Dev melihat kursi di pojok kanan kantin, kursi dan meja di sana kosong. Mereka pun akhirnya berjalan dan mencari menempati kursi tersebut.

"Emang Aksa gak ke kantin? Atau, mereka keganggu ya sama kita, makanya gak makan di kantin?" Tanya Dev setelah duduk.

Cla mengerutkan keningnya. Iya kah?, batin Cla. Tetapi menurutnya, mereka tidak akan melakukan itu. Maksudnya, bukannya Zyva sendiri yang bilang tidak apa-apa. Entahlah.

Tak lama kemudian, Cla pun selesai makan. Ia izin kepada Dev untuk meninggalkannya terlebih dahulu. Dev pun hanya mengangguk.

Cla berjalan menuju kelasnya. Ia memasang earphone miliknya dan memutar lagu kesayangannya. Langkahnya terhenti saat melihat Aksa dan Zyva yang tengah berada di lapangan basket.

Salah satu earphone yang terpasang pada telinga Cla, ia lepas. Cla menatap Zyva yang tengah menyuapi makanan untuk Aksa. Rasa perih itu datang lagi, rasa perih yang permanen itu.

Cla tersenyum pahit. Ia menempelkan lagi earphone yang sempat ia lepas, kemudian berjalan meninggalkan lapangan basket.

Terpikirkan oleh Cla, bagaimana ia bahagia kemaren. Ia menyesal? Sedikit. Cla hanya menambah rasa perih itu datang dan bertambah besar.

 Cla hanya menambah rasa perih itu datang dan bertambah besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dev masih berada di kantin sendirian. Ia yakin ada yang ditutup-tutupin oleh Cla. Maksudnya, Cla sekarang tidak terlalu terbuka dengan dirinya. Apakah karena ia sudah lama tidak bertemu?

Tiba-tiba matanya bertemu dengan sosok ketua osis SMA Harmoni, siapa lagi kalau bukan Varo. Dev memanggil Varo untuk bergabung bersama dengannya sebentar.

"Ada apa?" Tanya Varo ketika sampai.

"Duduk dulu kek," Ucap Dev.

Bukan hal yang besar sebenarnya apa yang akan Dev tanyakan pada Varo. Ia mendengar bahwa Varo berteman baik dengan Aksa sejak kelas 10. Mungkin ia tahu apa yang terjadi selama ini.

"Aksa sama Cla gimana kalau di sekolah?" Tanya Dev to the point.

"Maksud lo?"

Talk to You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang