Hari minggu seperti yang dijadwalkan, Cla dan teman-teman STG kelas 12 berkumpul disebuah café untuk mendiskusikan tentang pelepasan jabatan yang rencananya juga akan diadakan sebuah pertunjukan."Biasanya kemaren waktu pelepasan jabatan kita ngadain pentas drama kan? Kita juga lantik penggantinya di situ." Ucap Kaila.
Ghava mengangguk, "Iya, tahun-tahun kemaren juga gitu. Tapi ada juga yang cuman pelantikan dan pelepasan biasa, bahkan yang datang cuman anggota."
"Kita yang meriah lah, piala juga kita dapet banyak." Usul Tari.
"Tapi jangan terlalu meriah, tambah meriah, dana juga tambah." Usul Cla.
"Yaudah kayak biasa aja lah." Usul Reza.
"Setuju." Ucap yang tersisa.
Mereka merencanakan segalanya di café. Menurut Kaila, agar nantinya mereka sudah tidak ada beban pikiran, setelah PAS dilaksanakan mereka hanya menyiapkan proposal lalu kemudian berlatih.
Cla mengecek jam di layar handphonenya, menunujukkan pukul 13.45, itu artinya masih ada waktu untuk bermain bersama Vhans. Ngomong-ngomong, Cla sudah berada di depan rumahnya.
Di garasi rumahnya, Cla melihat motor yang tak asing baginya. Cla pun mengerutkan kening, kemudian ia masuk ke dalam rumah. Benar saja, itu adalah motor Aksa, karena pemiliknya sedang bermain game bersama dengan Vhans di dalam rumah.
Dengan sanagat cepat, Cla melewati mereka berdua yang tengah asik dengan game dan pergi menuju kamarnya. Tanpa Cla tahu, mata Aksa mengikuti langkah Cla sampai ia berhasil masuk ke dalam kamarnya.
Di kepala Aksa masih terngiang-ngiang kalimat yang Dev lontarkan. Apakah memang Cla ingin membahas kejadian yang melibatkan mereka berdua dan Zyva itu. Aksa hanya bingung bagaimana mengawalinya.
Aksa melirik pada orang di sampingnya, Vhans. Ia mungkin tahu apa yang seharusnya Aksa lakukan. "Bang." Panggil Aksa.
"Hmm" Jawab Vhans yang masih fokus dengan permainannya.
"Adek lo aneh gak sih?"
Vhans mengerutkan keningnya. Mendengar itu, ia langsung menyelesaikan permainan dan fokus pada orang yang mengajaknya berbicara. "Aneh gimana?" Tanyanya.
Lagi-lagi Aksa tidak tahu bagaimana untuk mengawalinya. Ia malah kebingungan karena Vhans terlihat serius sekarang. "Gak jadi deh."
Vhans kembali mengerutkan keningnya, "Yang aneh lo kali."
Keesokan harinya, saat di kantin, Aksa menghampiri Cla dan Dev. Ia ikut bergabung, tapi Cla langsung pergi setelah Aksa datang.
"Gua ke toilet dulu." Katanya.
Dev seakan tahu situasi. Ia melihat ke arah Cla dan Aksa secara berurutan. "Kalian belom omongin masalah waktu itu kan."
"Gimana gua mau ngomongin kalau Cla aja setiap gua samperin selalu kayak tadi, bahkan di rumahnya kemaren juga gitu." jelas Aksa.
Besoknya, Aksa menemui Cla di ruang teater. Setelah ekstrakulikuler dibubarkan, Aksa masuk ke dalam ruang teater. Ia mencari Cla di setiap sudut ruangan. Dan ia berhasil menemukan Cla yang sedang meraih tasnya untuk pulang.
"Cla, sebentar!" Ucap Aksa yang kemudian mengejarnya.
"Cla!" Panggilnya lagi.
"Maaf, Sa, gua takut ketinggalan bus."
Aksa meraih tangan Cla, "Kan bisa pulang sama gua."
Namun, dengan cepat Cla langsung melepasnya dengan kasar. Aksa pun terkejut dengan perlakuan Cla. "Maaf, Sa." Ucap Cla yang lalu meninggalkan Aksa.
Aksa menatap punggung Cla yang lama kelamaan hilang dari pandangannya. Ia tidak tahu semuanya akan seperti ini. Maksudnya, bahkan itu hanya masalah sepele, dan menurutnya sudah tidak ada yang mempermasalahkannya lagi.
Sebuah tangan menepuk pundak Aksa dari belakang. Aksa menengok, ternyata Zyva. Aksa tersenyum saat Zyva juga tersenyum padanya.
Ia mencurahkan semuanya pada Zyva, tentang Bagaimana Cla mengabaikannya akhir-akhir ini. Aksa termasuk orang yang sangat simpel, tidak pernah berlama-lama terlibat permusuhan.
Ia memang tidak bermusuhan dengan Cla, namun sikap Cla yang membuat mereka seolah sedang bermusuhan. Aksa hanya ingin membenarkan, namun sangat susah untuk melakukannya dengan sikap Cla yang seperti itu.
Cla sendiri sebenarnya juga tidak ingin seperti ini terus, ia hanya sedang mencoba untuk membiarkan semuanya berlalu.
Minggu ini Cla memang sibuk, sibuk dengan pergantian jabatan tim STG. Selain itu, acara pelepasan jabatan pun ia dan timnya sedang mendiskusikan itu.
Hari ini adalah diskusi terakhir, sisanya adalah latihan drama yang akan dibawakan dan pengumuman pergantian jabatan, baru kemudian acara pelepasan dan pelantikan dilaksanakan.
Senin besok sudah mulai PAS, ia juga akan sibuk belajar.
Cla berjalan menuju ruang teater. Namun, langkahnya terhenti ketika seseorang memanggilnya.
"Kak Cla!" panggil seseorang itu, yang ternyata adalah Zyva.
Cla ingin mengabaikannya, namun ia sudah terlanjur berhenti. Zyva mendekat, "Kak, kakak ada masalah sama Kak Aksa?"
Cla mengerutkan keningnya, apalagi yang akan Zyva bahas kali ini. "Gua sibuk Zyva." Ucap Cla hendak pergi.
"Kak Aksa jadi hilang semangat karena dicuekin sama kakak terus." Jelas Zyva membuat Cla mengurungkan niatnya untuk pergi.Cla tersenyum, "Ya terus itu tugas lo dong buat ngembaliin semangat dia lagi."
Zyva menunduk, ia tahu Cla sudah pasti tidak menyukainya lagi setelah kejadian di kantin waktu itu. "Soal kejadian di kantin, aku minta maaf kak." Jelas Zyva.
"Udah, gak usah dibahas lagi, gua ditunggu Ghava." Ucap Cla yang langsung pergi meninggalkan Zyva yang masih menunduk di sana.
Cla berhenti sekiranya sudah tidak terlihat oleh Zyva. Ia menarik napasnya dalam-dalam sebelum kembali menuju ruang teater.
"Bukannya aku bersikap egois atau apalah itu, tapi aku sedang berusaha untuk mengabaikan kejadian waktu itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Talk to You [END]
Teen FictionSahabat. Mereka berkata bahwa laki-laki dan perempuan tidak bisa menjalin hubungan sebagai sahabat. Cla tidak percaya dengan itu. Sampai saat ia menginjak kelas 12, ia mengakui bahwa... itu ada benarnya juga. Cla dengan tidak sengaja telah jatuh cin...