Harapan

41 12 1
                                    


Sibuk. Kata yang bisa mendeskripsikan bagaimana kondisi Cla saat ini. Sebenarnya bukan hanya Cla, tapi seluruh siswa kelas 12.

Lebih tepatnya bukan sibuk, tapi mengerjakan apa yang seharusnya mereka lakukan. Mereka benar-benar harus giat belajar kali ini. Ujian satu persatu sudah mulai muncul. Semuanya disibukkan dengan belajar, dan belajar.

Aksa dan Cla masih tetap nihil komunikasi. Mereka jarang bertemu. Aksa terlihat menjauhi Cla. Sebenarnya tidak, Aksa hanya menghormati Cla. Ia tahu ini juga salahnya.

Mereka saling menyalahkan diri sendiri. Tapi mereka benar. Mungkin saja kalau Aksa tidak bermain-main dengan Cla, ini tidak pernah terjadi. Dan mungkin kalau Cla saja yang harus lebih menjaga dirinya, ini juga tidak pernah terjadi.

Semuanya tidak salah, dan tidak benar juga.
Rose pernah menyadari sesuatu yang mulai hilang, keberadaan Aksa. “Aksa kok jadi jarang main ke sini ya?” Tanya Rose pada Cla.

Namun Cla hanya diam.

Hari sabtu yang biasanya Aksa datang untuk membantu Rose menyiapkan kimbap pun kini Aksa selalu punya alasan untuk tidak bisa datang membantu.

“Kenapa kimbapnya ada yang gak rapi ya?” Rengek Rose.

“Coba ada Aksa.” Lanjutnya.

Cla menarik napasnya. Kenapa dikehidupannya selalu harus ada Aksa. Ibunya saja selalu menyebut nama Aksa setiap hari.

“Aksa gimana ujiannya, kamu tahu, Cla?”

“Tadi Aksa berangkat, kan?”

“Kita ajak Aksa tinggal di sini aja.”

Kalimat terakhir adalah yang paling buruk. Mengajak Aksa untuk tinggal bersama adalah ide paling buruk.

Seperti saat ini, saat perayaan tahun baru, Cla pikir dia hanya akan merayakannya bersama ibunya, Vhans, dan Fhina. Namun Rose malah mengajak Aksa dan Dev. Yasudah biar tidak terlalu mengecewakan, ia mengajak Kaila, dan Dev mengajak Varo.

Mereka menunggu bergantinya tahun dengan pesta bbq di halaman rumah Cla. Walaupun ini lebih meriah dari tahu lalu yang hanya ada empat orang, yaitu Cla, Rose, Vhans, dan Aksa, namun situasi kali ini berbeda.

Aksa mengambil minuman yang berada di meja Cla. Ia pun lalu menyapa Cla, “Cla.” Sapanya.

“Aksa.” Jawab Cla.

“Gimana ujiannya?”

“Lancar.”

Dari jauh, Kaila, Varo, dan Dev melihat interaksi Cla dan Aksa. Mereka sama-sama menghembuskan napas masing-masing.

“Mereka beda banget sekarang.” Ucap Kaila.

Varo mengangguk, “Lihat sendiri kan, canggungnya sampe sini.”

“Gua gak nyangka mereka bakal secanggung ini.” Jelas Dev.

Kaila meneguk minuman yang berada di tangannya, “Mereka jarang bareng juga kalo di sekolah”

“Iya ih, apaan banget. Gua balik kan kangen yak sama mereka, pas udah balik mereka malah kayak gitu coba.” Ucap Dev sembari membalik daging yang sedang ia bakar.

Varo menepuk pundak Dev. “Aksa juga bakal pergi kayaknya.”

Kaila yang sedang meneguk minumnya pun tersedak, ia terkejut dengan perkataan Varo. “Maksud lo?”

Dev dan Kaila memperhatikan Varo yang akan bercerita. “Aksa lagi ngejar beasiswa di luar negeri, gua denger-denger sih gitu.”

“Denger dari siapa? Kok gua gak tahu.” Tanya Kaila. Jelas-jelas selama ini, telinga Kaila sangat tajam kalau di sekolah, kenapa ia tidak tahu tentang ini.

“Gua waktu itu disuruh nyariin Aksa, tapi Aksa gak berangkat, yaudah gua bilang ke guru yang nyariin Aksa kalau Aksa gak berangkat, terus dia bilang, katanya mau bahas beasiswa di luar negeri eh Aksa malah gak berangkat, gitu-gitu.” Jelas Varo.

“Yang waktu lo nyariin Aksa sampe ke kantin?” Tanya Dev. Dan Varo mengangguk.

“Tapi jangan bilang siapa-siapa, gua juga belom tahu pasti.” Ucap Varo.

Mereka pun mengangguk. “Jangan bilang siapa-siapa.” Varo menegaskan kembali kepada Kaila.

“Iyaaa”

“Eh eh 10 detik lagi nih, hitung mundur ayo hitung mundur.” Jelas Rose tiba-tiba.

“10… 9… 8… 7… 6… 5… 4… 3… 2… 1… happy new year!!!” Ucap semuanya bersama.

Dev menganggkat daging yang ia bakar, dan Varo pun menyalakan petasan kecil. Mereka menikmati pergantian tahun bersama.

“Semoga tahun ini, gua bisa lebih baik lagi.” Ucap Kaila.

“Semoga tahun ini, gua lulus dengan hasil yang maksimal.” Ucap Varo.

“Semoga tahun ini, rezeki tambah banyak.” Rose tak kalah dengan anak-anak muda. Semuanya tertawa dengan harapan Rose.

“Semoga tahun ini diperlancar.” Ucap Vhans.

“Apanya yang diperlancar?” Tanya Dev bercanda. Semuanya pun tertawa kembali. Semua orang tahu jika hubungan antara Dev dan Fhani sudah hampir di tahap yang serius.

“Semoga tahun ini lebih indah dari tahun sebelumnya.” Ucap Fhani.

“Iya lah kak, indah, kan udah ada calon, hahaha.” Dev selalu bisa mencairkan suasana.

“Ngelawak mulu, giliran lo woy.” Jelas Vhans.

“Semoga tahun ini, gua dapet jodoh.” Bukan Dev kalo gak lucu.

Semua orang tertawa. Tidak salah Rose mengajak Dev untuk ikut, profesinya bisa ganti-ganti. Chef bisa komedian bisa.

“Semoga tahun ini, gak seribet tahun sebelumnya.” Ucap Cla.

Aksa menunduk, ia tersenyum. “Semoga tahun ini, gua bisa lebih baik daripada tahun sebelumnya.” Ucapnya.

Semuanya diam. Mereka tahu, di tahun sebelumnya, persahabatan Cla dan Aksa benar-benar kacau. Mereka hanya ingin yang terbaik di tahun selanjutnya.

“Yah lo samaan ama gua, gak asik.” Ucap Kaila memecah keheningan.

Mereka tertawa. Tahun ini mereka berharap untuk diri mereka masing-masing yang lebih baik. Di detik pertama tahun ini, jangan ada kesedihan.

“Sudah lama aku tidak melihat Aksa tertawa lepas seperti ini. Mungkin tidak semengecewakan itu mengundang Aksa untuk bergabunng. Apalagi dengan yang lain juga. Semoga ini pertanda kalau tahun ini semuanya akan kembali seperti semula.”

”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Talk to You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang