Semua orang menatap Cla dan Zyva yang tengah berada di kantin. Raut wajah Zyva yang terlihat marah memberitahu semuanya pada Cla. Cla memang bersalah dan ia tahu itu."Gue tahu apa yang mau lo omongin." Ucap Cla. Ia telah merebut momen kebersamaan Zyva dan Aksa kemaren.
Zyva tersenyum pahit, "Kenapa kesadaran diri kakak baru muncul sekarang, kemaren kemaren kemana?"
Apakah Cla sudah siap dengan semua ini, jujur, dia belom siap. Ia masih membutuhkan Aksa, bahkan mungkin selamanya ia terus membutuhkannya.
"Mending dibicarain baik-baik dan jangan di sini, semua orang natap ke kita, Zyva."
"Aku gak peduli, kak."
Cla menarik napasnya panjang. "Yaudah terus mau lo apa?"
"Seharusnya Zyva yang bilang kayak gitu ke lo, tolol." Ucap salah satu siswa di kantin.
Cla sangat terkejut dengan lontaran kalimat tersebut. Jadi, sekarang dia menjadi tokoh antagonis, bahkan di ceritanya sendiri?
Cla pernah merasakan menjadi tokoh antagonis sebelumnya, tapi itu saat ia memerankan tokoh di sebuah drama yang ia pentaskan. Rasanya berbeda saat ia menjadi tokoh antagonis di kehidupan nyata.
"Kakak aku mohon, aku gak minta kakak jauhin kak Aksa, tapi tolong jangan berlebihan. Kak Aksa udah punya pacar kak, dan orang itu aku. Aku yang mengagumi kakak, menghormati kakak, karena kakak kakak kelas aku dan bisa dibilang aku fans kakak saat kakak di panggung." Jelas Zyva.
Mendengar itu, perasaan tidak enak Cla terus meningkat. Ia menyesal? Tidak juga. Ia hanya menyayangkan tidak ada komunikasi kemaren dengan Zyva. Ia bahkan tidak melihat Zyva saat ia menarik Aksa pergi.
"Kakak tahu lah perasaan aku gimana kemaren. Seolah-olah aku yang merusak hubungan kakak sama kak Aksa, padahal sebaliknya."
Sebaliknya? Cla mengepalkan kedua tangannya saat mendengar kalimat itu. Tapi itu ada benarnya juga, Cla menyukai Aksa pada saat yang tidak tepat.
"Aku juga kemaren gak tahu kakak bawa kak Aksa kemana? Semoga aja bukan yang gak gak." Jelas Zyva.
Cla langsung mengangkat kepalanya yang tadinya tertunduk. Ia tidak paham dengan ucapan Zyva tentang sesuatu yang bukan-bukan.
"Maksud lo yang gak gak itu apa?" Tanya Cla yang akhirnya berbicara.
"Aku gak pernah tahu kak."
Cla mulai emosi. "Lo ngomong kayak gitu di depan semua orang, apa itu pantes? Lo gak tahu apa-apa dan lo nyimpulin bahwa kemaren kita pergi ke tempat yang gak gak? Receh lo, Zy."
Mata Zyva mulai berkaca-kaca. Dan pada saat itu juga, Cla tersenyum. Zyva seolah-olah benar-benar membuat Cla orang jahat di depan semua orang.
"Lo tadi bilang lo menghormati gue lah, lo fans gue lah, tapi lo sendiri yang buat gua jadi orang yang gak bener di depan semua orang. Seenggaknya, lo harus berpikir-pikir dulu sebelum berbicara." Jelas Cla yang sudah emosi.
Air mata Zyva mulai keluar. Teman-teman Zyva yang tadinya hanya duduk memantau, kini mulai berdiri di samping Zyva.
"Difilter dulu kalimatnya, perkataannya." Lanjut Cla.
"Tapi Zyva udah filter kalimat dia, kakak aja yang gak tahu diri." Salah satu teman Zyva membelanya.
"Gak tahu dirinya di mana?"
"See?" Tanya salah satu lagi teman Zyva. Ia seolah-olah meyakinkan semua orang apa yang ia maksud.
"Kakak asik peluk Kak Aksa di depan Zyva, bahkan sebelum itu, kedatangan Kak Cla aja udah langsung merusak momen Zyva sama Kak Aksa, terus kakak masih tanya gak tahu dirinya kakak di mana?" Tambahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Talk to You [END]
Teen FictionSahabat. Mereka berkata bahwa laki-laki dan perempuan tidak bisa menjalin hubungan sebagai sahabat. Cla tidak percaya dengan itu. Sampai saat ia menginjak kelas 12, ia mengakui bahwa... itu ada benarnya juga. Cla dengan tidak sengaja telah jatuh cin...