Sinar matahari berhasil masuk ke dalam kamar Cla. Cla yang tadinya tengah tidur di hari sabtu manisnya ini, akhirnya terbangun oleh sinar matahari itu.Cla mengusap-usap matanya. Ia berusaha untuk mengumpulkan energinya di pagi hari ini. Ia kemudian bangun dan menyingkirkan selimut yang tadinya menyelimuti tubuhnya.
Cla berjalan dan membuka tirai jendela kamarnya. Cuacanya sangat bagus. Jam menunjukkan pukul 08.23. ia segera turun untuk menjumpai ibunya.
Pintu kamarnya ia buka. Tangannya yang satu menutupi mulutnya yang tengah menguap dan yang satunya lagi mengacak-acak rambutnya.
Cla turun menapaki tangga. Terdengar beberapa peralatan dapur yang saling berbenturan. Sepertinya ada yang sudah sibuk di pagi hari yang manis ini.
"Aksa." Ucap Cla yang terkejut dengan keberadaan Aksa di rumahnya pagi-pagi.
"Oh tuan putrinya sudah bangun nih, tante." Ucap Aksa menggoda Cla.
"Ck, paan sih." Cla mendekat ke dapur.
Energi Cla masih belum sepenuhnya terisi, menyebabkan cara berjalannya yang terlihat bermalas-malasan. Aksa tersenyum karena itu.
"Kimbap? Lagi? Buat siapa? Kok banyak?" Tanya Cla berturut-turut.
"Mama rencananya mau jual, sesuai dengan apa yang Aksa rekomendasiin." Jelas Rose yang masih lihai dengan urursannya.
"Jual?" Tanya Cla terkejut.
Aksa tersenyum. "Mending lo mandi dulu sono, habis itu bantuin."
Cla memanyunkan bibirnya. Agak malas sebenarnya untuk mandi, tapi apa boleh buat. Ia harus membantu ibunya, walau sedikit. Atau mungkin, walau ia malah akan merepotkan.
Setelah selesai membantu Rose menyiapkan kimbap yang rencananya akan ia jual, Aksa dan Cla pun pergi ke kamar Cla di lantai atas.
Sebelumnya, Cla melarang Rose untuk menjual kimbap itu. Bukan apa-apa, hanya saja itu akan melelahkan. Namun, Rose bilang bahwa ia hanya akan menjual kimbap satu minggu sekali. Jadi, Cla pun menyetujuinya.
Aksa langsung menyerbu kasur milik Cla dan kemudian membuka handphonenya, sedangkan Cla duduk di meja belajar.
"Lo gak ada tugas, Sa?" Tanya Cla di tengah-tengah kesibukan Aksa bermain handphone.
"Ck, baru masuk dua minggu Cla."
Bukan itu maksud Cla. Cla hanya sedikit kesal pada Aksa yang terlalu fokus dengan handphonenya.
Cla mengetuk-ngetuk balpoin miliknya ke meja dengan tempo lambat. Ia kembali menatap Aksa yang berada di atas ranjang. Kemudian menghela napasnya.
"Main apa sih? Serius banget."
Seketika Aksa berhenti dengan kegiatannya. Ia paham dengan maksud Cla. Ia pun menutup ponselnya.
"Yaudah gua baca buku nih." Ucap Aksa yang lalu mengambil buku di rak buku yang berada di atas samping tempat tidur Cla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Talk to You [END]
Ficção AdolescenteSahabat. Mereka berkata bahwa laki-laki dan perempuan tidak bisa menjalin hubungan sebagai sahabat. Cla tidak percaya dengan itu. Sampai saat ia menginjak kelas 12, ia mengakui bahwa... itu ada benarnya juga. Cla dengan tidak sengaja telah jatuh cin...