Dia Berhasil Mengubahnya

68 19 2
                                    


"Kemaren, kata Aksa kimbap mama enak loh." Ucap Rose yang tengah berbincang bersama Cla di meja makan.

"Tau, kok." Balas Cla.

"Tau dari mana?"

"Orang Cla yang ngasih. Lagian waktu Aksa kirim pesan itu ada Cla kok."

Rose hanya mengangguk-angguk. Anak perempuannya ini, memang selalu bisa saja membuat Rose geleng kepala dengan tingkahnya.

"Udah selesai makannya?"

Anggukan Cla dilanjutkan dengan Rose yang mengambil piring kotor. Hari ini, Rose berencana untuk tinggal di rumah, tidak pergi ke toko. Ia ingin beres-beres rumah.

Tak lama kemudian, suara motor Aksa terdengar dari ruang makan. Rose yang sedang berjalan menaruh piring kosong pun berhenti. "Itu Aksa dah nyampe tuh."

"Hm, tau ma. Yaudah Cla berangkat dulu ya." Ucap Cla yang kemudian pergi. Eh tunggu sebentar, ia belum mencium pipi mama tercintanya.

Cup. Satu ciuman berhasil mendarat di pipi Rose. "Cla sayang mama."

Lagi-lagi, Rose tersenyum dengan tingkah lucu Cla. Heran, siapa yang mengajarinya menjadi seseorang yang lucu seperti ini.

Cla berjalan menemui Aksa. Suasana hatinya sedang tidak baik sebenarnya. Ia bahkan tidak ingin pergi ke sekolah.

Cla membuka gerbang rumahnya. Ia terkejut saat Aksa tepat berada di depannya, membawa satu tangkai bunga di tangannya.

Aksa menyodorkan bunga itu kepada Cla. "Buat lo." ucap Aksa.

Cla terkejut, tentu saja. Entah apa lagi yang Aksa lakukan kali ini. Tapi, perbuatan Aksa itu berhasil membuat jantung Cla berdebar lebih kencang. Cla pun menerima bunga itu.

"Suka?" tanya Aksa.

Cla mengangguk. Cla menyimpan bunga pemberian Aksa di dalam tasnya. Mereka kemudian berangkat ke sekolah bersama.

Bunga mawar, kesukaan semua orang, tak terkecuali dengan Cla. Bunga mawar yang memiliki nama sama dengan nama panggilan milik ibunya, membuat ia selalu mengingat kehangatan ibunya.

Cla tidak tahu, kenapa tiba-tiba Aksa memberikannya bunga. Tapi, ia mengakuinya kalau perbuatan Aksa cukup romantis.

"Itu terlalu berlebihan gak sih, bro?" Tanya Varo kepada Aksa di ruangan osis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Itu terlalu berlebihan gak sih, bro?" Tanya Varo kepada Aksa di ruangan osis.

Aksa juga sering bermain di ruang osis. Sebenarnya, ia bisa bermain di mana saja sih. Kebetulan kali ini, dia ada urusan dengan Varo.

"Terlalu berlebihan gimana?" Tanya Aksa tidak paham.

"Bisa aja nanti... Cla salah paham." Jelas Varo.

"Hm?" Aksa malah makin tidak paham dengan penjelasan Varo.

Varo menghela napas dan menggelengkan kepalanya. Aksa terkadang butuh lebih banyak ilmu darinya.

Talk to You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang