Tentang Benar Atau Salah

43 13 0
                                    


"Karena gua suka sama lo,"

Kata-kata itu selalu terngiang di kepala Aksa. Dan selalu bergantian dengan kata-kata yang Dev lontarkan padanya.

"...dan lo gak tahu perasaan Cla gimana?"

Aksa mengacak-acak rambutnya menjadi berantakan. Semuanya masuk akal sekarang, tapi itu tambah membuat Aksa stres.

"Kakak gak papa?" Tanya Zyva yang tadi melihat Aksa mengacak rambutnya dengan kasar, sembari merapikan kembali rambut Aksa itu.

Ngomong-ngomong, Aksa dan Zyva tengah mengantri untuk membeli popcorn. Hari minggu ini, mereka membuat jadwal untuk menonton film bersama.

Aksa menggeleng, "Gak papa kok."

Namun Zyva tidak merasa begitu. Ia tahu, pacarnya ini tidak pernah membagi masalahnya sendiri. Bahkan Zyva tahu Aksa kesal karena Cla yang selalu menghindarinya itu karena Zyva bertanya sendiri pada Aksa.

"Kalau kakak ada masalah bisa kok cerita ke aku." Jelas Zyva.

Aksa tersenyum, untuk meyakinkan Zyva bahwa dia baik-baik saja. "Aku gak papa, sayang." Ucapnya.

Seberapa keras kakak nutupin itu, aku tetep tahu kak, batin Zyva.

"Kak Cla lagi?" Tanya Zyva yang kemudian menunduk. "Maaf soal itu aku gak bisa bantu, kak, aku udah coba bantu tapi itu gak berhasil, aku juga udah minta maaf, tapi kak Cla susah banget buat-"

Aksa mengangkat dagu Zyva dengan tangannya. "Kata Cla masalah itu udah selesai kok, jadi kamu gak usah khawatir gitu." Jelas Aksa.

Zyva mengerutkan keningnya bingung. "Aku pernah ngobrol sama Cla, dan dia bilang masalah itu udah selesai, gak usah diperpanjang lagi." Lanjut Aksa.

Ada rasa lega di hati Zyva. Ia benar-benar tidak enak dengan kejadian di kantin, ia bahkan tidak tahu mengapa dirinya bisa setega itu.

"Terus kakak kok mukanya kayak lemes gitu, kayak lagi banyak pikiran, aku lihat-lihat."

Aksa hanya menggeleng.

"Kakak lagi sakit ya?" Tanya Zyva untuk memastikan.

Aksa kembali menggeleng. Tangan Zyva ia angkat dan ia tempelkan ke dahi Aksa, mencoba untuk memeriksa suhu tubuh Aksa. "Biasa aja kok." Jelasnya.

Aksa tersenyum dengan tingkah Zyva. Ia kemudian meraih pinggang Zyva dan mendekatkannya kemudian memeluknya.

Tingkah Aksa membuat Zyva yakin kalau Aksa memang sedang banyak pikiran, Aksa hanya belum siap untuk menceritakannya. Ia menepuk-nepuk pundak Aksa sebagai penyemangat.

Tidak hanya Aksa yang stres karena kalimat itu, Cla juga begitu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak hanya Aksa yang stres karena kalimat itu, Cla juga begitu. Apalagi, ia yang mengucapnya. Otak Cla yang menyuruhnya untuk mengatakan itu.

Ia menatap keluar jendela, menampakkan gedung-gedung yang berjulang tinggi. Ia melihat ke bawah, ia mengerutkan keningnya saat melihat mobil milik Vhans terparkir di sana. Ia rasa tadi mobil milik kakaknya itu tidak terparkir di sana.

Talk to You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang