Brug
Abigail memandang ke langit,darah mulai mengalir dari tubuhnya. Ia baru saja terjatuh dari atas gedung yang terbengkalai
"Si..sial,apakah aku akan mati seperti ini tapi aku tidak mau. Huweee Daddy,Mommy,Abang,kakak maafin Abi"
Abigail bisa melihat sesosok orang di atas gedung. Walaupun penglihatannya mulai buram tpi Ia yakin sosok itu tengah tersenyum puas.
Abi ingat percakapannya dengan sosok itu.
"Mau kemana kamu tuan muda Abigail"
Abigail sudah kalut dan bingung mau kemana,belakangnya sudah tidak ada tempat untuk lari lagi. Ia menengok ke belakang,Ia sudah ada di ujung tepi gedung lantai 5.
'sial udah capek-capek kabur ujung-ujungnya mentok mana ini tinggi banget. Kalau jatuh matee aku'
Sosok itu semakin dekat dengan Abigail. Seluruh tubuhnya terasa sakit setelah di sekap dan di siksa.
"Sebenarnya apa maumu Aron ?"
Namanya Aron Ferdian salah satu sahabat Abigail. Yang ternyata baiknya ada udang di balik bakwan !
"Oh maaf Abi,aku hanya menjalankan perintah dari tuanku" Aron menyeringai
"Kamu adalah kesayangan dari keluarga Lorent ,aku penasaran bagaimana reaksi mereka jika kamu mati,bukankah menarik"
Aron mulai mendekati Abi ,Abi pun sudah tidak bisa berkutik lagi sekarang ia sudah di kepung mau lari kemana lagi.
Aron sudah berada tepat di depan Abi dengan senyum cerahnya.
"Nah Abigail sudah waktunya turun"
Mengingat itu Abigail benar-benar tidak habis pikir orang yang sudah dianggap sebagai sahabat bisa melakukan ini padanya.
Pandangan semakin buram dan darah semakin banyak menggenang di sekitar tubuhnya.
"Maafin Abi semuanya" setelah itu kegelapan merenggut kesadarannya.
Keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya. Ia melihat ke sekeliling,ini bukan yang ia lihat terakhir kalinya. Bukahkah Ia baru saja jatuh di dorong oleh Aron bangsat. Sakitnya saja masih terasa dan Ia yakin itu bukan sekedar mimpi,itu benar-benar nyata !
Ceklek
"Baby sudah bangun ? Masih pusing ?"
"Mommy ?"
"Iya baby ini Mommy"
"Huwaaa Mommy"
Nadin dengan panik menghampiri putra bungsunya dan memeluknya.
"Abi kenapa sayang ?"
Abigail hanya menggelengkan kepalanya sambil terus memeluk Mommynya dan tangisannya bertambah keras. Nadin dibuat bingung dengan nangisan bungsunya.
Memang dari semalam bungsunya demam tinggi. Sudah di panggilkan dokter pribadi keluarga Lorent tapi demamnya belum juga turun sampai sekarang. Nadin tadi turun sebentar karena haus dan ketika masuk lagi disambut dengan tangisan anak bungsunya.
"Abigail masih pusing hmm ?"
Nadin bertanya dengan lembut sambil mengecek suhu tubuh putranya. Ia menghela napas kenapa demamnya tidak turun-turun
"Sudah ya nangisnya nanti sesek dadanya ya"
"Huwaa Mommy,Mommy"
'ini benar-benar Mommy,bukankah tadi aku mati ? Huwaa hiks hiks untung aku ngga jadi mati tapi kalau bukan mimpi apa donk. Jangan-jangan aku kaya di pilem-pilem yang hidup lagi. Bodo amat yang penting ngga jadi mati. Aku masih hidup huhuhu. Daddy, Mommy,kakak,Abang maapin Abi yang nakal selama ini'
Nadin mengelus punggung putranya dengan lembut berharap bisa menenangkannya.
Setelah cukup lama mendengar putranya menangis, tiba-tiba suara anaknya berhenti dan pelukannnya terasa berat. Nadin menoleh dan mendapati putranya menutup matanya. Tapi Nadin yakin Abigail tidak tidur karena badannya bertambah panas dan wajahnya pucat sekali.
"Sayang bangun jangan bikin Mommy khawatir" Nadin mencoba menepuk pelan pipi putranya.
"Abi bangun, Abigail bangun sayang"
Bertambah paniklah Nadin tidak mendapati respon dari Abi.
"Tian cepat kemari"
Nadin memanggil pengawal pribadi Abi yang memang selalu stand by di depan pintu. Jikalau ada hal-hal yang dibutuhkan dan tentu saja menjaga tuan kecilnya.
Tian bergegas masuk dan menghampiri Nadin yang masih mendekap putra bungsunya.
"Tian tolong cepat bawa Abi ke dalam mobil dan kita ke rumah sakit. Abi pingsan setelah menangis lama dan demamnya tidak kunjung turun"
Tian langsung menggendong tuannya. Dan bergegas turun membawanya ke dalam mobil. Nadin mengikuti di belakangnya dengan wajah sangat cemas.
Tak berselang lama mereka tiba di rumah sakit dan sudah ada dokter yang menunggu di depan lobi.
"Silahkan baringkan tuan muda disini "
"Periksa putraku segera"
"Iya nyonya"
Nadin menunggu di depan pintu. Harap- harap cemas menunggu hasil pemeriksaan. Memang putranya memiliki kekebalan tubuh yang lemah di bandingkan kakak-kakaknya.
Penyebabnya ialah Abigail pernah terjatuh dan tenggelam di kolam yang dingin saat berumur 7 tahun sewaktu berlibur ke Eropa ke mansion Oppa dan Oma-nya saat musim dingin. Abi mengalami hipotermia dan sempat mengalami henti jantung. Nadin sempat pingsan mendengar Abi henti jantung tapi untung detak jantung Abi bisa dikembalikan. Tapi semenjak itu daya tubuh Abigail memang melemah dan menyebabkan keluarganya semakin protektif terhadapnya.
Saking paniknya Nadin lupa mengabari suaminya tentang Abi yang masuk rumah sakit. Ia mengambil handphonenya dan menelpon suaminya.
"Mas cepat kesini,Abi pingsan dan sekarang di rumah sakit"
"Apa ? Bagaimanapun bisa ? Oke sekarang aku kesana. Jangan cemas sayang,Abi itu anak yang kuat jadi tetap tenang ok"
"Iya mas aku tunggu ya jangan lupa kabari anak-anak juga ya"
"Oke,aku tutup dulu ya"
Elard bergegas keluar menuju mobilnya dan memerintahkan sopir sekaligus orang kepercayaannya segera ke rumah sakit. Ia sekarang sangat cemas tadi ia menyuruh istrinya untuk tenang tapi ia sendiri tidak bisa tidak cemas. Elard merogoh sakunya dan mengambil handphonenya
Tut Tut Tut
"Baby masuk rumah sakit, sekarang Daddy sedang di jalan menuju rumah sakit. Kabari adik-adikmu juga. Kita bertemu di sana"
Sambungan terputus,ia mengalihkan perhatiannya ke samping jendela melihat jalanan tapi pikiran sedang tidak ada disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn Of Abigail
Teen FictionAbigail mati dan di bunuh sahabatnya Apa jadinya jika ia di beri kesempatan untuk kembali ke masa lalu. Tidak pandai berkata-kata yang penasaran monggo mampir. Saya menulis hanya menyalurkan hobi jadi mohon maklum kalau banyak typo bertebaran. Foto...