Maaf kalau typo berseliweran. Selamat menikmati semoga terhibur
"Ini yang lainnya pada kemana Mom ? Ko jam segini udah pada ngilang aja ?" Tanya Abi di sela waktu sarapannya.
Di meja makan hanya ada Abi, Elard, Jean, Nadin.
"Yang lainnya lagi ada urusan masing-masing sayang jadi tadi pagi-pagi mereka pergi. Kalau kakak sama Abang kembar katanya ada jam tambahan sebelum pelajaran"
"Tumben kompakan Mom"
"Kebetulan saja sayang. Habisin sarapannya trus nanti berangkat sama Abang Jean atau sama Daddy"
"Mau sama Daddy aja"
Sepiring sarapan sehat sudah Abi habiskan dengan segelas susu vanila favoritnya.
"Nah sekarang minum vitaminnya ya"
Nadin menyerahkan sebutir vitamin pada anaknya dan diterima baik oleh Abi.
Ketika hendak minum air putih untuk menelan vitamin. Tiba-tiba dada Abi terasa sangat sesak seolah-olah oksigen menghilang di sekelilingnya.
Pyarrrr
"Baby!"
"Sayang!"
Teriak mereka bersamaan.
Gelas yang di pegang Abi akhirnya terjatuh di iringi badannya yang oleh ke samping tapi langsung di tangkap Elard sebelum jatuh dari kursi.
Abi merasa dadanya sangat sakit,sesak,panas saat bersamaan hingga air mata turun dari matanya. Ingin mengucapkan satu kata pun tak bisa karna mulutnya sangat kelu dan untuk bernapas saja sangat sulit dan sangat menyakitkan. Tak butuh lama kegelapan menyambutnya, Abi kehilangan kesadarannya.
"Baby bangun"
Mereka panik melihat Abi yang tiba-tiba hilang kesadaran dan di lihat pernapasan Abi pun terlihat tidak normal.
Jean tanggap langsung memeriksa keadaan adiknya tapi ketika sedang mengecek tiba-tiba tubuh adiknya kejang-kejang.
Nadin sudah menangis melihat kondisi anak bungsunya.
"Sial, Daddy sepertinya ini reaksi alergi baby. Cepat bawa ke mobil dan Jean akan menyusul ke mobil, Jean akan mengambil anti alergi untuk baby"
Elard sangat marah mendengar penjelasan anaknya. Seluruh maid di mansion paham betul anaknya mempunyai alergi serius pada kacang-kacangan bagaimana bisa ini terjadi kecuali ini pasti di sengaja.
"Jaga semua gerbang dan semua sisi mansion jangan sampai ada yang keluar seorang pun ! Tian, selidiki dan urus semuanya"
"Baik tuan"
Elard bergegas membawa tubuh anaknya yang sedang kejang ke dalam mobil di ikuti Nadin. Tak butuh lama Jean menyusul.
Nadin keluar dari mobil dan pindah duduk ke depan samping supir dan menyuruh sang supir untuk bergegas ke rumah sakit. Jean langsung menyuntik anti alergi ke lengan adiknya. Setelah menunggu beberapa saat kejang Abi mereda tapi napasnya terlihat masih sulit dan tersengal-sengal serta wajahnya yang bertambah pucat disertai keringat dingin. Jean memegang tangan adiknya yang dingin dan berkeringat.
"Baby dengar abang ?" tapi tak ada respon.
"Baby bertahan ya sebentar lagi kita sampai rumah sakit. Jagoan Daddy kuat" Elard mengecup kening anaknya yang sekarang sedang dalam pangkuannya.
"Jean hubungi Dion"
Jean langsung menghubungi Dion dan memberi kabar kondisi adiknya dan menyuruhnya untuk mempersiapkan segalanya ketika mereka sampai sana.
Jean tetap memegang telapak tangan adiknya sekaligus memantau keadaan adiknya.
"Dad,denyut nadi baby melemah. Percepat"
Jean dan lainnya yang ada di mobil ikut pucat mendengar perkataannya.
"Percepat sialan"
Mobil melaju dengan kecepatan tinggi. Untung saja supirnya merupakan pengemudi profesional yang sudah terlatih.
Mereka pun sampai di rumah sakit dan langsung di sambut Dion dan staf medis lainnya. Jean juga bergegas mengganti pakaian steril guna ikut menangani Abi.
Elard dan Nadin menunggu dengan cemas. Nadin yang berada di pelukan sang suami pun masih menangis.
Elard merogoh sakunya dan menelpon Tian.
"Bagaimana ?"
"Lapor tuan, setelah diselidiki ternyata susu yang di minum tuan muda Abi sudah di campur dengan bubuk kacang oleh salah satu maid. Tapi saya minta maaf,maid itu bunuh diri dengan minum racun jadi saya tidak bisa menginterogasinya lebih lanjut"
Elard menggeram marah, bisa-bisanya ada penghianat di mansionnya. Ia benar-benar kecolongan.
"Saring lagi semua maid dan bodyguard yang ada mansion saya tidak ingin ada hal seperti ini terulang lagi"
"Baik tuan"
Setelah menunggu cukup lama Dion dan anaknya Jean keluar dengan wajah yang tidak mengenakan.
"Bagaimana keadaan bungsuku ?"
"Abi mengalami syok anafilaksis yang menyebabkan sesak napas dan tekanan darahnya turun drastis serta denyut nadi yang melemah yang mengakibatkannya tidak sadarkan diri. Kau tau sendiri Abi mempunyai alergi yang sangat serius pada kacang-kacangan. Mengonsumsi sedikit saja sudah memberikan efek apalagi saat tadi dicek jumlah yang sudah dikonsumsi lumayan tinggi dan cukup untuk membunuhnya jika tidak ditangani dengan cepat"
"Sialan, jangan berbelit-belit. Bagaimana kondisinya sekarang"
"Untung saja Jean cepat memberikan anti alergi pada Abi kalau terlambat hasilnya bisa menjadi kemungkinan terburuk. Tapi itu saja tidak cukup. Sekarang ini kondisi Abi harus benar-benar di pantau dan dipindahkan ke ruang ICU dan ia juga belum sadarkan diri"
Nadin langsung jatuh lemas mendengar kondisi anaknya yang buruk.
Jean pun yang menangani adiknya langsung sempat panik tapi sebagai dokter emosi tidak boleh dilibatkan dan harus tetap tenang atau ia akan melakukan kesalahan.
Elard menempatkan bodyguard di depan ruangan sang anak untuk mencegah segala kemungkinan ia tak mau mengambil resiko lagi.
Nadin pun akhirnya ikut di rawat di ruang lainnya.
Anggota kelurga Lorent lainnya tak lama mendengar kondisi Abi bergegas menuju rumah sakit begitupun dengan Opa dan Oma-nya langsung terbang kembali ke Indonesia.
Karna Abi di tempatkan di ICU maka mereka hanya bisa bergiliran masuk menjenguk Abi. Mereka tidak tega melihat kondisi Abi yang ditempeli berbagai alat untuk memantau kondisinya.
Di lantai 5 rumah sakit itu di khususkan untuk keluarga Lorent dan tak ada pasien lainnya dan tidak bisa sembarangan orang bisa masuk.
Malam itu keluarga Lorent ada yang menemani Nadin, Lucas dan Javi ikut menjaga di depan ruangan adiknya, ada juga yang keluar untuk ikut menyelidiki segala kemungkinan siapa dalangnya.
Di tengah malam di koridor yang tenang, sesosok pria berpakaian perawat datang dan tiba-tiba melemparkan sesuatu ke depan ruangan Abi dimana ada bodyguard,Lucas dan Javi yang berjaga. Ternyata itu bom asam, Lucas dan yang lainnya yang tidak siap langsung menghirup asap yang ternyata mengandung obat tidur dosis tinggi dan tidak lama mereka pun tumbang.
Setelah asap reda si pria melenggang dengan bebas melewati tumbuh yang tergeletak di lantai dan membuka pintu ICU. Ia mendekati ranjang dan mmgeluarkan sesuatu dari sakunya.
Ketika hendak melakukan sesuatu pada Abi tiba-tiba pintu terbuka lalu tubuh sang pria menabrak tembok dengan keras.
"Sudah bosan hidup ternyata. Berani-beraninya menyentuh adikku"
"Sial" gumam sang pria
Yuhuuu, pada sehat kan ? Tetep jaga kesehatan dan bahagia buat para reader 🤗
Ada yang masih melek jam segini 😁
5 Maret 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn Of Abigail
Teen FictionAbigail mati dan di bunuh sahabatnya Apa jadinya jika ia di beri kesempatan untuk kembali ke masa lalu. Tidak pandai berkata-kata yang penasaran monggo mampir. Saya menulis hanya menyalurkan hobi jadi mohon maklum kalau banyak typo bertebaran. Foto...