Abi terbangun di sebuah ruangan remang-remang. Kaki dan tangannya terikat di bangku. Ia mencoba membuka ikatan tapi tali itu terikat dengan sangat kencang.
Setelah mencoba cukup lama dan tidak ada hasilnya malah membuat kaki dan tangannya terasa perih karna gesekan dengan tali. Ia mencoba mencerna dan melihat ke sekitar.
Bukankah tadi ia sedang ada di taman dengan Keisya.
Ah ia ingat sepertinya ia di bius,ia ingat. Tiba-tiba ia merasa pusing dan mengantuk setelah meminum minuman yang di berikan Keisya.
Dan kata-kata yang terakhir ia dengar hanya bisikan kecil dari Keisya yang mengatakan 'maaf'. Ternyata arti dari kata maaf adalah ini. Ia tidak menyangka gadis yang ia sukai tega melakukan ini kepadanya.
Lamunannya buyar ketika mendengar suara pintu terbuka.
Masuklah seorang pria muda sekitaran 20.n. wajahnya terlihat tampan.
"Halo Abi, perkenalkan namaku Devon"
Abi menatap bingung. Dasar aneh masa nyulik ngenalin diri sendiri. Ngga takut ketahuan apa.
"Kamu bingung ?Sekarang kita akan sering bertemu dan bermain bersama. Jadi alangkah baiknya kita tau nama masing-masing supaya kita bisa lebih akrab"
"Dasar gila. Lepasin gue,gue ngga ada masalah ya sama Lo. Kenal juga kagak. Jadi jangan sok akrab"
"Gila ya ? Hmm kata itu terasa tidak asing karna memang banyak yang memanggilku gila"
Abi seketika merinding mendengar dan melihat seringai Devon.
Devon mengeluarkan sebuah jarum kecil dan mendekat ke arah Abi.
Devon memegang erat telapak tangan Abi guna mencegahnya bergerak. Lalu ia mulai menusuk setiap ujung jari dengan jarum.
Devon tersenyum senang melihat Abi berteriak kesakitan. Ia ulangi terus menerus sampai puas.
Suara Abi sudah serak karna berteriak dan matanya sudah bengkak karena menangis. Ia bersumpah itu sangat menyakitkan ketika jarum itu menusuk setiap ujung jarinya. Semakin ia berteriak semakin lebar senyum Devon.
"Dasar spikopat" ucapnya di sela-sela tangisnya.
"Kamu benar Abi memang aku spikopat. Jadi mari kita lebih akrab lagi karna ternyata kamu memahamiku"
Jadi selama diculik ia mulai di siksa oleh Devon. Dan ia baru sadar ternyata orang yang ia anggap sebagai sahabat dalang dari semua ini.
Goresan demi goresan ia dapati di tubuhnya. Devon memang gila.
Setiap kali pintu terbuka tubuhnya akan gemetaran. Sungguh sekarang dia sangat ketakutan, Devon sangat kejam dia selalu menyayat tubuhnya dengan pisau kecil ataupun mengambil darahnya langsung menggunakan jarum suntik. Seolah-olah ia terobsesi dengan darah Abi. Setelah selesai ia akan menyuntikan suplemen penambah darah mencegah Abi kekurangan darah. Katanya biar stok darah untuknya tidak berkurang. Dasar sinting,spikopat gila.
"Selamat siang Abi oh maaf kamu tidak bisa membedakan siang dan malam kekeke. Disini sangat sayup"
Devon mendekati Abigail dari belakang dengan posisi seolah-olah memeluk dengan telapak kanan membelai leher Abigail dan lidahnya perlahan menjilat sisa darah kering di bagian lain sisi lehernya. Badan Abigail semakin bergetar tak terkendali dan dia hanya bisa menutup mata dan pasrah, tenaganya sudah habis untuk memberontak dan berteriak kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn Of Abigail
Teen FictionAbigail mati dan di bunuh sahabatnya Apa jadinya jika ia di beri kesempatan untuk kembali ke masa lalu. Tidak pandai berkata-kata yang penasaran monggo mampir. Saya menulis hanya menyalurkan hobi jadi mohon maklum kalau banyak typo bertebaran. Foto...