32

3.3K 425 11
                                    

Typo bertebaran,




Aron masuk dengan bersama seseorang yang ia panggil 'tuan'.

Mereka melihat Abi yang menutup matanya dengan badan terikat di atas kursi.

"Bangunkan dia"

Aron mengambil kursi untuk sang tuan duduk sambil mengamati Abi yang ada di depannya.

Salah satu bodyguard masuk dengan ember berisi air dingin lalu mendekati Abi tanpa babibu langsung menyiramkan air itu di atas kepala Abi.

Abi yang disiram dengan air dingin langsung bangun dengan kaget. Badannya langsung mengigil dengan rasa pusing yang belum hilang. Pandangannya masih memburam ia mencoba mengumpulkan kesadarannya.

Abi memfokuskan penglihatannya setelah beberapa saat ia akhirnya bisa melihat dengan jernih.

Ia melihat ada seseorang yang sedang duduk di depannya.

"Opa ?"

Abi melihat orang di depannya dengan tidak percaya.

"Apa itu panggilanmu untuk adikku ?"

"Adik ?"

"Oh apa adikku tidak menceritakan apapun tentangku. Aku merasa sedih"

Abi bertambah bingung, orang di depannya. Ia berkata sedih tapi orang itu tersenyum lebar. Wajah orang yang di depannya sangat mirip dengan Opa-nya.

"Perkenalkan saya kakak Opa-mu. Avandra Dixel Lorent"

"Kakak ?"

"Apakah kamu tidak melihat kemiripan kami. Kami kembar" ucap Avandra dengan menyeringai.

"Opa punya kembaran ?"

"Ck, memang adik durhaka. Dia benar-benar tidak menceritakan apapun tentangku kekeke tapi tidak apa-apa aku tidak marah"

"Aku tidak sabar untuk bertemu dengan adikku yang tersayang"

Abi tetap bungkam tidak tau harus berkata apa. Ia sangat kaget dengan fakta yang ia dengar sekarang. Keluarganya tidak pernah menceritakan apapun tentang Opa yang mempunyai kembaran. Kalau benar kenapa ia melakukan semua ini padanya. Bukankah ia berkata Opa adiknya. Otomatis ia juga keluarga sekaligus cucunya.

Pintu terbuka masuk seorang pria berpakaian bodyguard.

"Maaf tuan lokasi kita sudah diketahui dan mereka sedang di perjalanan kemari"

"Wow mereka hebat sekali bisa menemuka tempat ini dengan cepat"

"Bawa cucu tersayangku ini kita akan pindah ke roof top. Disana pemandangannya lebih enak dari pada disini"

Abi diseret kembali untuk pindah ke roof top. Abi yang merasa tubuhnya masih lemas hanya pasrah saat tubuhnya di bopong.

Elard dan yang lainnya akhirnya menemukan posisi anaknya setelah memaksa Luis untuk mempercepat perbaikan alat pendeteksinya.

Mereka langsung menuju ke lokasi Abi berada. Keluarga yang terdiri dari 3 generasi itu bersama-sama berangkat dengan cepat tanpa menunda waktu.

Sesampainya mereka di gedung terbengkalai di depannya. Mereka mengamati sekitar yang terlihat sunyi dan tenang.

Mereka pikir setelah mereka sampai akan ada perlawanan tapi suasana di sini yang tenang malah membuat mereka curiga dan waspada.

Pintu gedung terbengkalai itu terbuka dan ada seorang pria berpakaian hitam keluar.

"Mari tuan-tuan silakan ikuti saya, saya akan menunjukkan jalan menuju tuan muda Abigail"

"Jangan pikir kami akan percaya bisa saja ini jebakan kan" ucap Mikel

Pria itu tersenyum mendengar ucapannya.

"Percaya atau tidak dengan mengikuti saya anda akan tau hasilnya. Silakan lewat sini" pria itu berjalan masuk tanpa menoleh ke belakang.

Altaric dan lainnya saling memandang.

"Ikuti saja dia" ucap Evandra

Akhirnya mereka mengikuti pria itu dari belakang dan mereka sampai di pintu roof top.

Di saat mereka masuk sudah banyak pria berpakaian hitam lainnya ada juga pria memakai topeng hitam duduk di atas kursi tak jauh dari pagar pembatas dan ada juga Abi yang sedang duduk yang di belakangnya ada Aron yang mengarahkn pisau ke leher Abi.

Elard sangat marah melihat kondisi Abi yang sudah sangat pucat.

"Selamat datang di pestaku" pria bertopeng itu bertepuk tangan seolah menyambut keluarga Lorent datang.

Evandra merasa pernah mendengar suara ini. Ia merasa tidak asing dan merasa akrab.

Semua anak buah Lorent pun sudah berjaga-jaga di sekitar para tuannya.

"Lepaskan Abi dan kita akan bicarakan apa maumu" ucap Evan

"Aku sudah payah membawa anak ini kesini dan kau menyuruhku untuk melepaskannya. Bukankah itu akan sia-sia"

"Lalu apa tujuanmu sebenarnya

"Mauku ?"

Pria itu melepas topeng di wajahnya dan menampakkan wajahnya dengan seringai di mulutnya.

"Kalian hancur"

Evandra menatap tidak percaya dengan apa yang ada di depannya.

"Halo adikku sudah lama kita tidak bertemu. Sudah berapa lama ya, 17 tahun sepertinya"

"Kau, bagaimana bisa kau masih hidup" tanya Evan

Anak-anak Evan pun sama terkejutnya, bukankah pamannya sudah tiada kenapa sekarang masih hidup.

"Itu karena adikku bodoh. Dengan mudahnya aku menipumu. Aku sudah menunggu kesempatan ini lama sekali"

"Kau gila"

"Tidak sopan mengatakan kakakmu sendiri gila adikku"

"Aku tidak punya kakak sepertimu yang membunuh orang tuanya sendiri"

"Kenapa orang yang sudah mati masih di sangkut pautkan. Aku tidak puas dengan mereka yang menghalangiku yang ingin menguasai kelurga Lorent dan menguasai dunia bawah jadi aku harus menghabisi mereka. Sebenarnya aku juga ingin membunuhmu juga tapi aku kalah cepat denganmu jadi aku harus mundur dulu dengan pura-pura mati dan bodohnya adikku, seharusnya kamu menembakku di kepala"

"Lepaskan Abi dia juga cucumu"

"Kenapa harus, Daddy dan Mommy saja aku bisa membunuh mereka apalagi anak lemah ini. Anak ini kelemahan kalian kan"

Evandra memberikan kode pada Aron, Aron memaksa tubuh Abi yang sudah sangat lemas untuk berdiri dengan tetap meletakkan pisau di leher Abi.

"Buang semua senjata kalian atau"

Aron menekan pisaunya ke arah leher Abi segera garis darah mengalir dari leher Abi.

"Oke kami akan turuti tapi saya mohon lepaskan anakku" ucap Elard

Elard yang pertama membuang senjata di ikuti lainnya.

"Bagus, aku memang tidak salah membawa anak ini kesini"

Abi sudah menangis sejak melihat keluarganya masuk sekarang ia menggelengkan kepalanya.

Apakah akhirnya ia tidak bisa mengubah takdirnya. Sekarang ia menyeret keluarganya.










24 Maret 2023

Reborn Of AbigailTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang