Seperti biasa saat weekend waktunya keluarga Lorent untuk berkumpul.
Saat ini mereka berkumpul di ruang tengah yang merangkap jadi ruang kelurga. Hari ini sedang hujan jadi mereka tidak berkumpul di gazebo seperti biasanya.
Sejak bangun tidur sebenarnya Abi sudah merasa tidak enak badan. Tapi ia tidak banyak berpikir toh ia sudah biasa. Ini seperti bukan pertama kalinya. Ia berpikir nanti juga akan membaik.
Sekarang ia sedang duduk di bawah beralaskan karpet bulu tebal sambil mabar dengan si kembar. Di belakangnya ada Cella dan Liona sedang memainkan rambut Abi. Mereka mendadani Abi dengan jepitan rambut dan kunciran. Abi yang sedang serius mabar mah bodo amat
Setelah mencoba beberapa model akhirnya Cella dan Liona sepakat menguncir rambut Abi ke atas dengan kunciran berbetuk anak anjing berwarna kuning yang lucu.
Mereka melihat dengan puas hasil karya yang mereka buat. Adiknya terlihat semakin menggemaskan apalagi di tambah dengan pipi chubby adiknya. Uhhh gemesin...
"Yaaaa kalah lagi. Gara-gara abang Abi kalah"
"Baby yang main abang yang di marahin" ucap Mikel
"Huh Abi ngga mau main lagi"
Abi ngambek ceritanya karna selalu kalah. Ia merebahkan badannya di atas karpet bulu tebal.
Pandangan Abi lurus ke atas langit-langit. Tapi ia tidak fokus menatap kesana. Ia sedang mengatur pernapasan yang terasa semakin sesak. Apa hanya perasaannya saja ?
Tapi setelah beberapa saat sesaknya semakin terasa nyata. Ia mengubah posisinya duduk tapi sesaknya masih terasa lalu ia berdiri dan ingin istirahat ke kamarnya.
Baru saja berdiri ia merasa sangat pusing, badannya seketika terasa lemas. Gerak-gerik si Abi sebenarnya sudah di perhatikan oleh lainnya. Mereka merasa seperti ada yang tidak beres pada Abi. Kekhawatiran mereka nyatanya benar setelah melihat tubuh Abi yang limbung hendak terjatuh.
Mikel yang kebetulan sedang duduk di bawah melihat tubuh adiknya yang jatuh ke arahnya seketika langsung menangkapnya.
Ia memeluk adiknya dan menyadarkan kepala adiknya pada dadanya.
"Baby dengar abang ? Apa yang sakit bilang sama Abang Al ?" Mikal menepuk pelan pipi Abi yang saat ini berada di pelukan adik kembarnya.
"Abi pusing, dada Abi juga sesak" jawab lirih Abi.
Yang lainnya pun ikut mendekat. Elard mengambil alih tubuh bungsunya lalu membawanya ke kamar Abi menggunakan lift di ikuti dengan lainnya.
Abi di baringkan di atas kasur. Nadin membuka dua kancing teratas kemeja lengan pendek anaknya. Ia melonggarkan baju dan celananya juga. Itu yang ia pelajari jika anaknya sedang sesak napas, pertama yang harus dilakukan adalah longgarkan pakaiannya untuk mengurangi rasa tidak nyaman karna efek sesak nafas. Setelah ia memijat pelan dada anaknya berharap bisa meringankan rasa sesaknya.
Jean datang dengan kotak berisi alat pemeriksaan untuk adiknya.
"Baby dengar abang, tarik napas dalam-dalam. Tetap tenang ok"
Abi dengan patuh mengikuti instruksi abangnya.
"Masih sesak ?"
Abi menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Pakai masker oksigen dulu ya, biar enakan. Nanti kalau sudah tidak sesak kita lepas. Cuma sampai rasa sesaknya hilang ok ?"
Abi menggelengkan kepalanya.
"Su..su" ucapnya dengan lirih
"Adek pingin susu ?" Tanya Nadin
Diangguki sebagai jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn Of Abigail
Teen FictionAbigail mati dan di bunuh sahabatnya Apa jadinya jika ia di beri kesempatan untuk kembali ke masa lalu. Tidak pandai berkata-kata yang penasaran monggo mampir. Saya menulis hanya menyalurkan hobi jadi mohon maklum kalau banyak typo bertebaran. Foto...