Seorang gadis cantik bermarga xazzana saat ini sedang berdiri di atas sebuah gedung lantai 79, berdirinya gadis itu tidak semata-mata untuk mencari sensasi atau bagaimana namun gadis yang di ketahui bernama lyondra itu berniat untuk mengakhiri hidupnya dengan cara melompat dari gedung itu.
"hiks....gue gak lemah gue cuma capek harus hidup dalam kepalsuan keluarga gue" Ucap gadis itu lalu menatap kebawah dimana banyak sangat banyak orang berlalu lalang tanpa tau jika di atas sana sedang ada orang yang siap menjatuhkan dirinya dan menjemput ajalnya.
"Kak sahuda maafin gue, gue harus pulang ke Tuhan sekarang" Lirihnya kemudian gadis itu memejamkan matanya dan menjatuhkan diri kebawah sana membuat orang-orang yang melihat itu seketika kaget dan berhamburan kesana kemari ada yang langsung pingsan namun tidak sedikit yang langsung menghubungi rumah sakit untuk meminta ambulans datang ke tempat terjadinya bunuh diri itu.
Di lain tempat seorang anak perempuan berseragam SMA tengah berjalan dengan santai di trotoar setelah pulang dari sekolah dan membeli sedikit makanan untuk kedua adeknya dirumah.
"Gue harus cepet-cepet pulang kasian adek-adek gue dirumah pasti nungguin gue" Batin anak itu setelah sampai di zebracros dia berniat menyebrang namun na'as saat sudah akan tiba di sebrang jalan ada sebuah mobil yang melaju sangat cepat dan menabrak sang anak hingga anak itu tidak sadarkan diri dengan darah keluar dari kepala kuping hidung serta mulut anak itu, bukannya bertanggung jawab mobil itu malah melaju semakin kencang meninggalkan TKP kecelakaan.
.
.
.
Di sebuah tempat yang temaram dengan warna gelap itu seorang gadis tengah berjalan menelurusi tempat itu mencari secerca cahaya yang bisa membuat dirinya melihat tempat apa itu, setelah berjalan sangat lama akhirnya gadis dengan rambut panjang itu melihat sebuah cahaya serta seorang anak perempuan yang berdiri membelakangi nya.
"Permisi?" Ucap gadis itu mencoba memegang pundak sang anak setelah sampai didekat sang anak.
"Sakit ya liat orang tua kita sama sekali gak butuhin kita?" Tanya anak itu yang membuat tangan sang gadis berhenti di udara kemudian kembali pada posisi awalnya.
"Kamu masih beruntung karna kamu berada di sini" Lanjutnya membuat gadis itu diam.
"Lo siapa?" Tanya gadis itu.
"Kanaya axialana vahjaxinda" Ucap anak itu lalu membalikan badannya memperlihatkan wajah cantik miliknya kepada gadis itu.
"Lyondra aku pergi titip adek-adek aku ya jaga dia baik baik" Ucap kanaya kemudian terbang hilang ke angkasa, lyondra yang masih diam itu tiba-tiba merasa hangat dan kemudian sebuah cahaya terang mendominasi penglihatannya.
.
.
.
Perlahan dapat lyondra dengar sebuah isakan kecil dari seorang anak berusia 7 tahun di sampingnya, sepenggal ingatan terlintas di kepalanya yang membuat lyondra mendesis kemudian memegang kepala sang anak laki-laki di sampingnya itu.
"Luis?" Panggilnya membuat anak itu mendongak menatap sang kakak yang sudah membuka matanya diatas brankarnya.
Ingatan yang muncul tadi adalah ingatan sang pemilik tubuh yang saat ini lyondra tempati a.k.a kanaya, lyondra tersenyum kepada sang adek yang sekarang tengah memanggil dokter untuk memeriksa keadaan sang kakak disana.
"Ini sebuah keajaiban setelah di nyatakan meninggal jantung anda berdetak kembali namun sayangnya anda koma, sudah hampir satu tahun anda koma dan sekarang anda terbangun dengan sendirinya" Ucap sang dokter yang membuat mata biru laut milik kanaya membulat tidak percaya, ingin rasanya berteriak tidak percaya namun yang bisa ia lakukan saat ini hanyalah diam karna masih belum bisa bertiak seperti biasanya.
"Makasih dokter" Ucap kanaya sembari tersenyum kearah sang dokter yang menangani nya selama satu tahun ini.
"Dokter?" Panggilan kecil itu membuat sang dokter yang sudah berniat keluar ruangan harus terhenti dan menatap anak laki-laki yang selama satu ini ia lihat.
"Ada apa luit hm?" Tangan sang dokter sembari mengusak kepala anak laki-laki itu lembut.
"Kak aya kapan boleh pulang? Aku juga harus jemput ala di rumah dokter nanti, buat uang pengobatan kakak nanti dokter ambil dirumah luis aja ya soalnya uangnya ada disana" Perkataan itu membuat mata lyondra tiba-tiba panas apakah kehidupan kanaya lebih menyedihkan dari pada kehidupannya? Sampai sampai adeknya berucap seperti itu? Apakah iya anak itu mempunyai uang? Sepertinya tidak mungkin.
"Tunggu kabar dari dokter dulu ya nanti kakak kamu kapan boleh pulangnya, kalo masalah uang luis sama kak aya gak usah khawatir dokter yang nanggung semuanya" Ucap sang dokter, jadi saat kanaya mengalami kecelakaan satu tahun yang lalu itu dokter bernama Xavier alagra lah yang membawanya dan menangani kanaya sampai saat ini.
.
.
.
"Kak? Kak aya kangen gak sama luis sama ala?" Tanya sang adek yang membuat kanaya tersenyum manis dengan bibir pucat nya disana.
"Kangen, kangen banget sama adek kakak yang gumusnya gak ada obeng" Ucap lyondra ya lyondra karna kanaya tidak pernah berucap seperti itu kepada siapapun walaupun itu adalah adeknya sendiri, walau perhatian namun sikap kanaya pada adek dan orang sekitarnya terkesan dingin dan tidak sopan, bahkan pekerjaan kanaya saat pulang sekolah hanyalah menjadi petarung jalanan yang di bayar pas-pasan saja.
"Kakak cepet sembuh ya kak biar kita bisa kumpul bareng bareng lagi ber 3" Ucap luis yang mendapat anggukan dari lyondra.
"Sepertinya benar perkataanmu naya, saya masih beruntung hidup dalam ragamu, Terima kasih karna sudah mempercayakan tubuhmu kepada diriku, aku akan menjaga barang berharga mu hingga waktunya aku kembali pada Tuhan ku dan bertemu denganmu"
"Mungkin aku tidak dibutuhkan di keluargaku namun sepertinya aku akan sangat dibutuhkan di keluargamu, aku akan menjaga kedua adekmu namun dengan caraku, aku akan berhenti dari pekerjaan tidak berguna itu demi diriku, aku akan membalas dendam pada orang yang sudah membuatmu pergi meninggalkan hartamu yang paling berharga ini" Batin lyondra kemudian tersenyum dengan tangannya yang mengusak kepala sang adek yang saat ini tengah tertidur di sebelahnya karna lyondra melarang luis untuk tidur di sofa.
Melihat luis tertidur dengan lelapnya membuat lyondra juga perlahan menutup matanya dan pergi ke alam bawah sadarnya, tanpa dia sadari dokter yang menangani dirinya sebenernya berada di depan ruang inap milik nya melihat ini interaksi kedua kakak beradik itu sedari tadi.
"Sepertinya ada yang berbeda dari anak itu" Batin dokter Xavier seraya sedikit mengintip ke dalam ruangan, menghela nafas lalu pergi dari depan ruangan itu.
.
.
.
»»————>04.01.23<————««
Yoyoyo huwuw ✊🏻🖐🏻✊🏻🖐🏻
Balik lagi sama bubutampan di sini dengan cerita gak jelasnya ya manteman.
Kali ini bubu bawain cerita sederhana dari seorang teman yang sudah bubu anggap sebagai kakak sendiri.
Beliau bercerita sepenggal kisah mengenai seseorang yang beliau kenal sejak lama, temannya ini mengalami kecelakaan dan meninggal ditempat, setelah lama beliau berpisah dari temannya saat beliau masuk kuliah tidak sengaja beliau bertemu dengan orang yang bilang jika dirinya adalah teman masa kecilnya yang berpindah jiwa pada raga orang lain.
Entah cerita ini bisa di percaya atau tidak namun disini bubu hanya mau berbagi cerita, kepercayaan kembali ke diri pembaca sendiri, kalo dari bubu pribadi bubu tidak percaya dengan cerita ini.
Oke segitu aja makasih udah menyempatkan waktu untuk mampir dan sekedar melihat cerpen ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
LITTLE GIRL
Teen Fictionseorang gadis cantik bernama lyondra avarta xanzzana yang harus menerima kenyataan bahwa dirinya tidak dibutuhkan oleh keluarga nya mencoba bunuh diri namun lyondra terbangun pada tubuh gadis dari keluarga sederhana bernama Kanaya axialana vahjaxind...