14#Xacxazu

44 7 0
                                    

Sepanjang perjalanan pulang kedua anak itu hanya diam, pikiran mereka berada di ujung dunia masing-masing, lyondra dengan pikirannya yang mungkin sebentar lagi akan menemukan titik terang untuk kembali pada tubuh nya, sedang ijan dengan pikiran bagaimana cara memberi tau lyondra jika dirinya bukanlah ijan namun orang lain yang mengalami transmigrasi pada tubuh anak ini.

"Lyo" Panggil ijan saat sudah hampir sampai di rumah Kanaya.

"hM?" Dehem lyondra membuat ijan menghela nafas sedikit berat.

"Gue mau ngomong sebentar, mampir ke angkringan bentar mau?"

"Ini udah jam berapa? Gak usah ngomong di rumah gue aja"

"Ya udah iya" Kemudian kembali hening tidak ada lagi pembicaraan diantara keduanya hingga mereka sampai di rumah Kanaya yang keadaannya gelap saat ini.

Lyondra masuk kedalam rumah untuk menyalakan lampu sedang ijan duduk di kursi teras menatap jalanan kosong serta rumah-rumah yang sudah gelap saat ini hanya lampu depan saja yang menyala, wajar saat ini jam sudah menunjukan pukul 02.00 malam dan pasti orang-orang sudah pada tidur.

Sekitar 30menit diluar rumah sendirian ijan di hampiri lyondra dengan air hangat berada di tangannya.

"Nih minum, sorry cuma teh gak ada yang lain soalnya" Ucap lyondra yang hanya diangguki oleh ijan di sana.

Keduanya meminum tehnya dengan pikiran yang berkecamuk dalam kepala ijan sedang lyondra merasa ada yang aneh dengan teman baru Kanaya ini, kenapa lyondra bilang teman baru? Karma memang ijan adalah orang pertama yang berteman dengan dirinya tanpa ada maksud lain.

"Jadi lo mau ngomong apaan jan?" Ucap lyondra saat melihat ijan yang katanya ingin membicarakan sesuatu malah diam saja.

"Jadi gue mau ngomong sama lo soal" Ucap ijan terhenti saat melihat orang-orang pos ronda melintas di depan rumahnya.

"Mbak mas udah malam sebaiknya masnya pulang gak enak kalo di liat orang ini udah lewat jam malam" Ucap salah satu orang yang melintas.

"Iya Pak ini udah mau pamit kok" Ucap ijan setelahnya orang-orang itu pergi kembali berpatroli.

"Hah.... Besok aja ya gue pamit" Ucap ijan kemudian pamit yang membuat lyondra menyerengit heran.

"Bocah aneh" Batin lyondra setelah ijan tidak lagi terlihat lyondra masuk kedalam rumah mengunci pintu menaruh gelas di meja dapur kemudian dirinya pergi kekamar untuk beristirahat.

.

.

.

"hiks.... Pak dokter hiks.... Kak aya buang luis sama ala lagi hiks... Ya? Emang hiks.... Luis sama ala salah apa?" Ucapan dari seorang anak laki-laki berusia 7tahun itu membuat Xavier meminat pangkal hidungnya karna pusing, sudah sejak pukul 00.00 malam tadi anak ini mulai menangis dan sampai sekarang pukul 02.00 malam anak ini tidak henti-hentinya menangis dan selalu mengucapkan hal yang sama.

"Kak Kanaya gak buang kamu sama ala luis, kak Kanaya cuma nitipin kamu sama ala sama pak dokter besok juga bakal di ambil lagi kok, udah ya jangan nangis lagi tidur ya udah malem nih" Ucap Xavier mencoba menenangkan anak laki-laki ini.

"hiks.... Pak dokter beneran pak dokter gak bohong kan sama luis?"

"Iya Pak dok―"

Drrt Drrt

Ringtone telfon itu membuat ucapan Xavier terhenti karna teralihkan pada ponselnya, nampak nama Kanaya dalam kontak panggilan itu, Xavier mengangkatnya menyetel nya dalam mode speaker agar luis juga bisa mendengar ucapan kakaknya itu.

LITTLE  GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang