02#Pulang

114 7 0
                                    

Sudah terhitung bulan lyondra a.k.a kanaya berada di rumah sakit dan sekarang dia sudah diperbolehkan untuk pulang karna kondisi lyondra sudah membaik, saat ini lyondra dan luis sedang duduk di bangku depan rumah sakit menunggu dokter Xavier yang akan membawa mereka pulang dan menjemput alanata a.k.a ala terlebih dulu dirumahnya.

"Ayo masuk" Ucap dokter Xavier kemudian lyondra masuk kedalam mobil karn tidak ingin bersebelahan dengan sang dokter yang menurut lyondra orang asing maka dia memutuskan duduk di kursi belakang sedang luis di depan, dokter Xavier tidak mempermasalahkan memang kebiasaan kanaya seperti itu tidak mau duduk bersebelahan dengan dirinya dengan alasan tidak nyaman.

Perjalanan begitu sunyi karna kedua orang itu sama sekali tidak ada membuka suara untuk berbicara sedang luis dia tertidur jika luis tidak tidur mungkin saja mobil akan ramai dengan ocehan luis yang bercerita ini itu kepada kedua orang dewasa di sana, helaan nafas berat terdengar di telinga Xavier kemudian dirinya melihat kebelakang melalui kaca spion depan.

"Ada apa ya? Sepertinya kamu lelah sekali?" Tanya dokter Xavier yang membuat lyondra menatapnya sekilas lalu menggeleng.

"Sepertinya tidak ada yang berubah dari anak ini? Tapi mengapa saya merasa dia sangat berbeda setelah terbangun dari koma?" Batin Xavier seraya terus menatap kearah lyondra yang menatap keluar jendela dengan pandangan kosong.

"Lihatlah jalan aku tidak mau mati dua kali karna kesalahan mu" Ucapan itu membuat Xavier kini memfokuskan pandangannya pada jalanan, ceilah kegep ngeliatin cewek cantik si dokter.

"Sepertinya kamu orang berbeda dengan sebelumnya" Ucap Xavier membuat atensi lyondra kini tertuju pada sang dokter di depannya.

"Maksudnya?"

"Ingatkah kamu dulu selalu memanggilku apa?" Tanya Xavier yang membuat lyondra berfikir sedikit keras namun sayang kepalanya malah sakit ingatan kanaya sama sekali tidak ada muncul di kepalanya dan itu membuat lyondra sedikit kesal dan berakhir dengan kepalanya yang sakit, Xavier yang melihat itu menghentikan mobilnya lalu menatap lyondra disana.

"Hei, sudah jangan kau pikirkan ucapanku barusan, sepertinya kau mengalami amnesia 1 atau 2 tahun ke belakang, kau tidak mengingatku tapi kau mengingat adik-adikmu, dan apakah kau mengingat kau bersekolah di mana?" Tanya Xavier membuat lyondra kembali mengingat kali ini ingatan kanaya bersatu kembali pada dirinya, perlahan lyondra mengangguk lalu berucap.

"SMA cendana" Ucap lyondra yang membuat Xavier mengangguk kemudian kembali menjalankan mobilnya.

"Dia ingat, tapi? Mengapa dia sama sekali tidak mengingatku? Apakah ada yang salah disini? Apakah memang dari dulu dia sama sekali tidak mengingatku makanya dia selalu memanggilku kak?" Batin Xavier seraya menatap sesekali lyondra di bangku belakang yang kini sudah tertidur.

.

.

.

"Kak aya" Seorang gadis berusia 5 tahun itu berlari menghampiri lyondra bertubuh kanaya itu reflek saja lyondra menekuk kakinya menyamakan tingginya dengan tinggi sang bocah.

"Kenapa?" Tanya lyondra saat gadis kecil itu berhenti tepat di depannya lalu menggeleng.

"Gak mau meluk kakak? Kakak kangen lo sama kamu" Ucap kanaya berjiwa lyondra, ala sang gadis itu menatap kearah sang kakak laki-laki nya untuk meminta izin setelah luis menangguk ala langsung menubruk tubuh kakaknya yang sudah siap menyambutnya.

Saat memeluk adek perempuannya ini sebuah ingatan dimana kanaya selalu bersikap dingin dan selalu memperlakukan adeknya ini sedikit kasar tiba-tiba saja rasanya lyondra ingin menangis disana dan ya tiba-tiba sebuah isakan kecil lolos dari mulut lyondra yang membuat luis dan Xavier menatap nya.

"hiks......maafin kakak ya la kakak udah kasar sama kamu selama ini, maafin kakak yang udah jahat sama kamu" Ucap kanaya seraya mempererat pelukan adeknya, ala yang mendengar ucapan sang kakak berontak untuk melepaskan pelukan itu.

Setelah pelukan terlepas ala mengusap air mata yang keluar dari mata sang kakak lalu berujar.

"Kakak gak usah nangis ala gak benci kok sama kakak, dan kakak gak jahat sama ala, ala yakin kakak lakuin itu ke ala karna kakak lagi banyak beban aja, sekarang beban kakak udah gak ada jadi kakak gak usah minta maaf ke ala" Ucap ala jelas, ya memang gadis berusia 5tahun itu sudah fasih dalam berbicara bahkan ucapan ala melebihi ucapan orang dewasa.

Mendengar ucapan sang adek membuat lyondra kembali menjatuhkan air matanya ini murni dari diri lyondra tidak lepas dari adanya perasaan kanaya yang membuat tangisan nya terdengar sangat lirih membuat Xavier tanpa sadar juga menjatuhkan air matanya.

"Gue gak tau kalo kehidupan ke-3 anak ini begitu menyedihkan, hahaha, sepertinya memang gue harus bersyukur udah ada di badannya kanaya, ya gue janji bakal jaga adek lo mulai sekarang dan bakal bikin hidup lo gak susah lagi kaya gini" Batin lyondra di sela-sela tangisnya tanpa sadar kini kedua adiknya sudah memeluk dirinya dengan tangisan yang tidak jauh lirih dari dirinya.

.

.

.

"Ini rumah kita?" Tanya lyondra kepada adeknya setelah turun dari mobil Xavier.

"Iya kak ini rumah kita, kita udah tinggal di sini lama banget" Ucap luis kepada kakaknya.

Lyondra menatap rumah sederhana yang dia tempati bersama dengan adek-adeknya ini, ada rasa ingin keluar saat melihat kondisi kanaya bersama dengan adeknya ini.

"Kamu sekolah?" Tanya lyondra seraya menyentuh pundak luis.

"Iya" Ucap luis mengangguk pelan.

"Terus adek?" Tanya lyondra kembali.

"Kakak lupa? Kan kalo kakak sama uis sekolah adek selalu dititipin ke rumah pak dokter" Ucap luis menujuk Xavier yang tengah menggendong adeknya yang tertidur.

"Iya?" Tanya lyondra menatap Xavier yang hanya di jawab anggukan dan senyuman disana.

"Kebetulan saya suka anak kecil" Ucap Xavier, setelah itu ke-4 orang itu masuk kedalam rumah yang keadaannya sedikit kotor itu, pergi kekamar milik kedua adeknya yang tidak beda jauh dengan keadaan ruang depan.

"Maaf dokter bisa bawa luis sama ala pergi dulu gak selama saya beresin rumah? Saya tidak mah adek-adek saya terkena debu dan kotoran dari rumah ini" Ucap lyondra yang di angguki oleh Xavier, setelah Xavier pergi lyondra dengan keahlian beres-beres super kilat langsung membersihkan rumahnya yang sudah kotor itu.

Tidak lama lyondra selesai bertepatan dengan pulangnya Xavier dan kedua adeknya, ditangan Xavier sudah ada kantong keresek yang tadi di pesan oleh lyondra saat sebelum Xavier dan adeknya pergi dari rumah, menerima kresek itu kemudian memasak untuk ke-3 orang di rumahnya saat ini, selesai merek makan bersama dengan di iringi sedikit candaan dimeja makan itu.

.

.

.

»»————>04.01.23<————««
























































Bab ini saya bikin ceritanya terinspirasi dari otak sendiri sih soalnya kalo mau bawa dari kisah kakak saya gak nyambung jadi ceritanya nanti akan ada yang saya ambil dari kisah kakak saya ada juga yang saya bikin sendiri.

Udah itu aja Terima kasih buat yang mau mampir ke book ini hehe.

LITTLE  GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang