1. baru awal

3K 201 8
                                    

"pertandingan basket akan segera berakhir, butuh satu poin lagi agar kita dapat menentukan siapa pemenangnya"

Semua orang tampak tegang dan serius menatap ke sebuah lapangan yang berisikan beberapa orang yang berlari berusaha mendapatkan bola.

"Jo, tangkap!"

Bola melayang diudara, seorang remaja lengkap dengan pakaian basketnya tampak sedang mengambil ancang-ancang untuk mendapatkan bola tersebut.

Namun tiba-tiba saja tubuhnya terdorong oleh pemain lain, yang membuat tubuh remaja itu jatuh begitu keras.

"Johnny? Kamu ga apa-apa? Jo?!"

Mata remaja itu tampak rabun seketika, dirinya hanya bisa mendengar namanya terpanggil. Sampai dimana pandangannya menghitam.

Tak membutuhkan waktu lama, remaja berumur 15 tahun ini dilarikan ke rumah sakit. Dan kini, Johnny sudah terbaring di bangsal rumah sakit.

Obat bius yang ada didalam tubuhnya lama kelamaan menghilang, membuat remaja tampan ini mulai sadar. Pandangannya tertuju kepada kaki kanannya yang terbalut oleh perban, rasanya aneh sekaligus sakit.

"Johnny? Astaga! Kamu sudah sadar?" pandangan Johnny beralih ke seorang wanita yang lebih tua darinya, wajahnya tampak sembab, seperti habis menangis.

"bibi Park? Kenapa bibi kesini? Mama sama papa mana?" tanya Johnny sembari menoleh kesana kemari, dirinya bingung, mengapa tetangganya datang menjenguknya sedangkan orangtuanya tidak?

Bibi Park berusaha menahan tangisnya, dengan lembut tangannya terulur untuk menggenggam tangan Johnny, "Johnny, mama sama papa kamu udah ga ada" ucapnya dengan selembut mungkin, mencoba memberikan ketenangan untuk remaja yang ada dihadapannya ini.

"maksud bibi? Bibi jangan bercanda"

"bibi ga bercanda, orangtua kamu kecelakaan saat perjalanan ke stadion basket"

Johnny menggelengkan kepala tidak percaya, "bibi bohong!" sahutnya, tangannya melepas genggaman bibi Park. Tubuhnya bergerak berusaha turun dari bangsal rumah sakit, dengan jalan yang tergopoh-gopoh dirinya keluar dari ruang inap.

"JOHNNY TUNGGU!"

Johnny berlari di lorong rumah sakit, sampai dimana langkahnya terhenti, melihat  dua orang perawat memindahkan tubuh seseorang yang tertutup oleh kain. Matanya dapat melihat jelas tangan dari orang yang tertutupi kain itu memakai jam tangan berwarna hitam putih, dia yakin bahwa orang itu adalah sang ayah.

Dengan cepat, dirinya memberhentikan perewat itu dan membuka kainnya. Betapa terkejutnya Johnny melihat wajah sang ayah yang sudah pucat, bahkan kepalanya terdapat sisa noda darah.

"papa! Papa jangan tinggalin Jo" sahut Johnny sembari terisak pelan, kedua tangannya memeluk erat tubuh sang ayah yang sudah terbaring kaku.

"tata Jo?"

Suara itu seketika menarik perhatian Johnny, kepalanya menoleh, menatap seorang anak kecil dengan boneka beruang di pelukannya itu, bisa dipastikan anak manis itu bersama suami dari bibi Park.

"Johnny? Astaga kenapa kamu disini? Ayo masuk, kamu belum sembuh sepenuhnya" sahut paman Park yang berusaha menuntun Johnny menjauh dari dua orang perawat tadi.

Johnny terdiam, dirinya tiba-tiba terduduk di kursi air matanya tak berhenti keluar terus menerus. Dirinya merasa terpukul, merasa kehilangan, dia tak menyangka bahwa akan ditinggal kedua orangtuanya begitu cepat.

"eung? tata nda boyeh nanis" tangan mungil anak manis itu terulur mengusap pipi sang kakak, tatapan polosnya menatap bingung ke arah Johnny.

Setelah kejadian itu pun, Johnny dirawat beberapa hari dirumah sakit. Setelah merasa sudah membaik, akhirnya Johnny bisa pulang kerumah.

Kak Jo | Johnny Suh (ft Lee Haechan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang