(POV Cyrillo)Dasi kupu-kupu merah yang menghiasi leherku terasa sangat tidak nyaman.
‘Aku ingin melepaskannya sekarang! Haah...’
Aku menggeser dan melonggarkan dasiku agar tidak terlalu mencekik.
kemudian sekelebat ingatan tentang penampilanku sendiri di depan cermin kembali muncul dibenakku, penampilan yang terlalu formal ini sungguh menggangguku.Rambut merahku ditata dengan rapih dan klimis, dibalut dengan jas hitam dengan tambahan bros kura-kura emas di sakuku. Di akhiri dengan sepatu pantofel yang selalu membuat suara nyaring setiap kali aku melangkah.
Dan bukan hanya aku saja yang berpenampilan seperti ini. Semua orang di sekitarku juga berpenampilan seperti ini sekarang.
Raon menggunakan jas biru yang seirama dengan warna matanya. Hong menggunakan jas hitam yang sama sepertiku. Lalu On, dia menggunakan gaun putih yang sangat cantik, rambut panjangnya dikepang dan dihiasi bunga-bunga kecil.
Terakhir... Yang paling heboh dan memiliki level berbeda dari kami berempat adalah...
Lihatlah kesana!
Tentu saja...
Pahlawan kita!
‘Halo pak! Apakah anda ingin menjadi toko perhiasan berjalan? Hmm?’
‘Ada apa dengan taburan berlian di baju anda?’
Cale henituse sedang duduk santai sambil membaca novel fantasi di depanku.
‘Apa semua ini kurang fantasi untukmu?’
Aku tahu kalau aku sedang mengalami hal yang diluar nalar. Bertransmigrasi seperti ini masih terasa khayal dan tidak mungkin.
Meskipun begitu, sampai kemarin aku mulai menerima semua ini sebagai kenyataan. Tapi sekarang sebaliknya, aku ditarik kembali oleh akal sehat. Ini terlalu fantasi untuk bisa dianggap sebagai kenyataan.
Kami sekarang menaiki kereta kuda yang sangat mewah. Mungkin, kereta kuda inilah yang dipakai oleh Cinderella saat pergi ke istana pada waktu itu.
Shining, shimmering, splendid~🎵
Lagu the whole new world terputar otomatis di benakku sejak aku melihat kereta kuda yang berkilau ini.
“CALEE-NIMMM!”
“TUAN MUDA CYRILLO!”
“Tuan muda Cyrillo!”
“Tuan muda Raon!”
“Tuan muda Hong!”
“Nona muda On!”
Teriakan para rakyat terdengar di sepanjang jalan kami menuju kediaman henituse. Kebanyakan teriakan itu ditujukan untukku.
‘Bolehkah aku kabur dengan permadani terbang milik Aladin sekarang?’
Teriakan para rakyat dan derap langkah kuda yang digunakan para ksatria untuk mengiringi kereta kuda ini makin menambah kesan fantasi yang kudapat.
Kereta kuda yang kami naiki berhenti dan kami sampai di tujuan.
Taburan bunga dilemparkan oleh para penyihir dengan sihir mereka pada saat aku menginjakkan kakiku ke permadani merah yang terbentang sampai ke depan pintu kediaman henituse.
Permadani merah atau karpet merah yang biasanya hanya aku lihat di televisi bersama selebriti dunia yang berjalan di atasnya.
‘Padahal, aku baru saja memikirkan permadani terbang milik Aladin. Itu lucu.’
KAMU SEDANG MEMBACA
keberuntungan/kesialan
FanfikceThis fanfic had english translation version in "Archive of our own" website. The title is "lucky/unlucky". Just check it out if you not indonesian. Warning: bad grammar maybe haunt you!😅 Fanfic Trash of the count family. Kalian suka kesalahpahaman...