Special Content

340 32 1
                                    

Ilpyo melangkah masuk ke dalam rumah [Name]. Ibu gadis itu menyambutnya dengan riang. Ilpyo menyerahkan sebuket bunga dan sekotak kue padanya. "Aku beli ini untuk ibu," ucapnya seraya tersenyum manis.

"Ya ampun tidak perlu repot-repot."

"Ibu, aku kan calon menantumu. Tentu saja ibu harus merepotkanku." Ibu [Name] terkekeh mendengarnya. Pemuda itu memang sangat ahli menjilat orang.

"Kau ini, duduklah, aku akan siapkan minum."

"Eh, tidak perlu, aku tidak akan lama, dimana [Name]?"

"Tadi dia bilang ingin mandi."

Ilpyo mengangguk kecil. Setelah meminta izin pada ibu [Name], ia langsung masuk ke kamar gadis itu. Ilpyo mengetuk pelan pintu kamar mandi. Karena tidak mendapat balasan, iapun langsung masuk.

[Name] berada di dalam bathube yang penuh busa, menumpu kepalanya di pinggiran bathub. Gadis itu menatap datar pada sosok Ilpyo yang melangkah masuk.

"Kenapa kau sangat suka mengajak kencan mendadak?" Bukannya meminta maaf, Ilpyo malah tertawa. Wajah [Name] semakin cemberut karenanya.

Ilpyo duduk di samping bathub. Ia melirik rak kecil tempat alat-alat mandi di simpan. Ia mengambil sebotol shampoo dan menuangnya pada rambut [Name].

Gadis itu mengernyit karenanya. Tetapi kemudian ia tersenyum saat Ilpyo membantunya keramas. "Memangnya kita akan kemana?" Ilpyo tidak menjawab. Ia masih sibuk memijat kepala gadis itu. "Aku bertanya padamu, Tuan Park."

Lagi, Ilpyo tak bersuara. Ia meraih kran shower dan membasuh rambut [Name]. "Kau ini berisik sekali. Cepat selesaikan mandimu," ujarnya setelah itu.

[Name] berdecih pelan. "Aku baru saja masuk bak mandi tahu! Yasudah aku akan keluar."

Gadis itu hampir keluar dari bathtube jika Ilpyo tidak melarangnya. "Yak! Tunggu dulu, tetaplah di situ, aku akan menunggumu di luar."

[Name] mendelik pada Ilpyo kemudian menenggelamkan kepalanya dalam busa sabun. Ilpyo tertawa kecil melihatnya. Ia beranjak dari sana, tapi sebelum itu ia memutar keran pancuran berwarna biru lalu segera berlari keluar.

"Dasar Park Ilpyo sinting! Airnya dingin bodoh!".

Ilpyo tertawa lepas setelah keluar dari kamar mandi. Tiada hari tanpa mengganggu gadis itu baginya. Ilpyo mengedarkan pandangan ke seluruh kamar. Matanya terpaku pada sebuah foto di meja nakas. Pemuda itu mendekatinya dan mengangkat bingkai kecil itu.

Ia tersenyum melihatnya. Bingkai itu berisi foto [Name] saat masih kecil bersama Ilpyo, Seungah dan Seungyeon. Itu adalah hari dimana mereka lulus sekolah dasar. Ilpyo tidak menyangka [Name] masih menyimpannya.

Ilpyo kemudian meletakkan bingkai itu kembali. Atensinya sekarang ada pada lemari pakaian [Name]. Ilpyo melihat satu persatu gaun yang dimiliki gadisnya. "Kenapa pakaiannya sedikit sekali? Haruskah aku membelikannya gaun baru?" gumamnya pelan.

Ilpyo menarik sebuah gaun dengan atasan putih dan rok berwarna hijau tua. Saat itu [Name] juga keluar dari kamar mandi. Gadis itu menepuk-nepuk rambutnya yang basah dengan handuk. Keningnya mengernyit melihat Ilpyo yang sedang berdiri di depan lemarinya. Ia menghampiri pemuda itu dan bertanya, "Kenapa kau membuka lemariku?"

"Aku mencari gaun untukmu, ini, kau pakai yang ini." [Name] melirik gaun yang Ilpyo pilihkan. Gadis itu tertegun. Seingatnya gaun itu adalah pemberian Taek Jegal. Gaunnya memang indah dan terlihat mahal, tetapi jika Ilpyo tahu siapa orang yang memberikannya, gaun itu pasti sudah ia bakar.

Haruskah kuberitahu? Tapi gaun itu merk g****, mungkin aku akan diam saja

Ilpyo mengerutkan dahi melihat [Name] yang melamun. "Ada apa? Kau tak suka?"

Gumiho Boyfriend || Park IlpyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang