4. Pangeran Lapang Tenis

23 5 3
                                    

🎵Now playing: Ajak Aku Pergi Menuju Ke Wimbledon - JKT48 🎵

----

Mobil Agi terparkir di depan pusat olahraga Bikasoga, tempat diselenggarakannya seleksi.

"Bentar ya, tunggu sepupu gue dulu. Soalnya kita gak bisa masuk kalau gak pake tanda pengenal." Ucap Agi, sambil berkali-kali menghubungi sepupunya.

"Santai aja kali, kayak mau ngerjain tugas dari buk Tika aja." Balas Ibel.

"Ini, nih. Bau keringet yang aku suka!" Celetuk El, sesekali menghidup udara sekitar yang segar bercampur bau keringat.

"Orang gila." Kata Ibel mencemooh kelakuan kembarannya yang aneh.

"Pasti di dalem banyak cowok ganteng, bel!" Pekik El kegirangan.

"Oh, gini Lo ternyata aslinya."

El merungut kesal, Ibel terlalu serius hidupnya.

"Hey!" Sapaan Agi membuat El dan Ibel serentak melihat siapa yang laki-laki itu sapa.

"Wih, bro! Keren Lo dapetnya yang kembar! Hahahaha." Seloroh laki-laki yang baru datang itu, ia berjabat tangan dengan Agi.

"Sialan Lo, bukan! Oh iya Ren, ini Ibel, ini kembarannya El." Decak Agi lalu memperkenalkan Ibel dan El.

"Oh, gue Rendi! Thank you ya, udah mau datang." Sapa Rendi, bergantian menjabat Ibel dan El.

"Oh iya, Lo semua ikut dulu aja di ruangan gue. Soalnya tempat nontonnya belum dibuka, gue juga masih ada pengarahan dulu." Ujar Rendi. Ia khawatir Agi, Ibel dan El merasa bosan jika langsung menunggu di gerbang masuk. Akhirnya semua setuju untuk mengikuti perkataan Rendi dan segera menuju ke ruang belakang.

----

"Go Galeth go Galeth go! Go Galeth go Galeth go!"

Oh, jadi begini suasana asli di dalam gor.

Bruuk!

Badan Ibel terhempas keras, sampai-sampai ia terjatuh kebelakang saat itu juga.

"Eh? Sorry! Aduh, sorry banget gue gak sengaja!" Tutur Ibel segera bangun dari jatuhnya.

"Lain kali pake mata Lo!"

Ibel menatap laki-laki itu heran, memang ia yang salah, namun itu juga tidak sengaja menabraknya.

"Iya, sorry ...." Laki-kali itu pergi begitu saja, meninggalkan banyak pertanyaan di otak Ibel.

"Bel, Lo gak kenapa-napa, kan?" Tanya Agi, berbalik badan dan menghampiri Ibel yang masih terdiam di tempat.

"Gue gak apa-apa, tapi kayaknya gue pernah liat itu orang, deh." Jawab Ibel, masih terus memperhatikan punggung laki-laki yang mulai menjauh itu.

"Liat di mana?" Tanya El penasaran, namun Ibel hanya mengangkat kedua bahunya lalu kembali berjalan.

"Lo kesenggol sama yang berotot gitu gue ngerti patah tulang, anjir!" Ujar Agi.

"Tulang Lo, Gi. Gue patahin mau gak?" Balas Ibel kesal.

----

"Huh! Padahal nonton doang, tapi rasanya capek banget." Kelit El, membantingkan diri ke sofa ketika ia dan saudara kembarnya sampai di rumah.

"Lo sih, kerjaannya duduk di meja belajar. Makanya, banyak-banyakin keluar! Bersyukur Lo punya kembaran kayak gue." Serang Ibel songong.

"Iya, thank you, ya, kembaran aku yang paling gak bisa diatur!" Balas El, lalu menjulurkan lidahnya dan pergi masuk ke kamar.

Eureka Milik KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang