10. Instan Regret

22 2 0
                                    

"Balas dendam memang bukan hal yang baik, tapi rasanya aku ingin menghabisi seseorang yang sudah mengusik ketenangan ku."
.
.
.
••••••

Ibel dengan motornya berhenti di perempatan lampu merah di pukul 21.37. Dengan helm full face yang biasa ia pakai, Ibel yang memiliki perasaan cemas itu setia menunggu hal yang tidak penting baginya.

"Bel, Lo ngapain, sih? Lo gak seharusnya buang-buang waktu buat orang kayak gini." Gumamnya pada diri sendiri.

Tak lama setelah bermonolog ia melihat dua motor di seberang, kedua pemotor itu tersenyum ke arah Ibel.

Gadis itu memberi kode bahwa target mereka belum ada di tempat. Ia mengetuk-ngetuk tank di motornya menggunakan beberapa jari sambil menunggu orang yang ia targetkan.

"Got u!"

Ibel melajukan motornya membuat lingkaran asap knalpot pada gadis yang sedang berjalan sendiri di sana dan tak lama setelah itu kedua pemotor suruhan Ibel pun ikut serta memutari target.

Gadis yang berdiri di sana terbatuk-batuk, bahkan seharusnya matanya sudah buram dan tidak bisa dibuka.

"Gue bilang juga apa, Viola."

Bruk!

Viola terjatuh di jalan tak sadarkan diri, Ibel dan dua orang suruhannya lantas mengakhiri perbuatannya.

Dengan santainya Ibel melepas helm yang dikenakan, lalu berjongkok memperhatikan keadaan Viola yang benar-benar tidak sadar.

"Bos, ini mau digimanain?" Tanya salah seorang suruhan.

"Bawa ke depan rumahnya, pastiin gak ada CCTV yang hidup." Jawab Ibel tegas.

Ibel mengeluarkan ponselnya lalu menekan satu nomor di kontak ponselnya.

"Om, satu dari lima orang udah beres, atas nama Viola Margareta Sabrina."

----

Jam menunjukan waktu istirahat, semua murid berhamburan keluar kelas memenuhi kantin kecuali para panitia yang sibuk dengan tugasnya.

"Bel, balon udah Lo tiup semua?" Tanya Geno menghampiri Ibel yang sedang naik tangga untuk memasang banner di panggung.

"Udah, sama kelas sepuluh." Jawab Ibel dari atas.

"Gue pegangin, ya!"

"Gak usah kak, udah mau beres, kok!"

Geno perlahan melepas tangannya dari tanggal yang sedang Ibel pijak, dengan sengaja pula ia menendang tangga itu sampai membuat Ibel terjatuh ke dalam gendongannya.

"Aaa!" Teriak Ibel sesaat setelah keseimbangannya hilang dan terjatuh.

Setelah dirasa ia tidak kenapa-napa, Ibel memutuskan untuk membukan matanya. Satu hal yang tidak ingin ia terima, ia terjatuh di gendongan Geno.

Dengan cepat Ibel turun dan merapikan pakaiannya. "Hati-hati dong kak kalau jalan, bahaya banget kalau sampe orang hilang keseimbangan kayak tadi." Tegur Ibel malas.

Eureka Milik KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang