6. Pesan Rahasia

11 3 5
                                    

"Bertelanjang kaki, bermain air, poniiteeru! Terus melambai ditiup angin, kamu pun berlari aku pun berlari di atas pasir, nanananana nananana nananana!"

Ibel terus berdendang menyanyikan bait demi bait lagu grup idola kesayangan nya—JKT48. Lagu berjudul "Ponytail dan Shu Shu" masih menjadi urutan pertama untuk didengar sambil mengerjakan tugas. Gadis itu bahkan bisa lupa waktu hanya karena mendengar lagu JKT48.

Tuk tuk tuk!

Ibel melepas headset yang ia kenakan, melihat sejenak ke arah pintu kaca balkon kamarnya, segera ia menuju ke sana dan menggeser pintu tersebut.

Tuk!

"Awsh!" Secarik kertas yang digulung mengenai dahi Ibel.

Entah dari mana arah lemparannya, namun itu sangat tepat sasaran. Dengan rasa penasaran ia pun membuka kepalan kertas itu, namun sebelum sempat membaca pintu kamarnya diketuk begitu keras.

Ibel segera menutup kembali pintu kaca tanpa penutup itu dan berjalan menuju pintu kamarnya.

"Apa?" Tanya Ibel sesaat setelah membuka pintu.

El yang berdiri di depannya langsung mendorong Ibel masuk ke dalam kamarnya. "Bel, kamu dapet kertas gak?" Tanya El sedikit berbisik.

"Kertas apaan?"

El tampak berpikir, ragu. "Itu ... Kertas yang digulung, di lempar dari bawah!"

Ibel membulatkan mulutnya, ia pun memberikan kertas yang didapat kepada El.

"Hah! Akhirnya! Aku pikir kertasnya nyasar ke kamar mama sama papa!" Ujarnya lega.

"Dari siapa, sih? Ganggu aja malem-malem." Sungut Ibel.

"Kamu inget cowok yang tabrakan sama kamu di Gor waktu itu? Ih, dia follow Ig aku! Aaaakkk!" Jeritnya kegirangan.

"Bel sumpah, aku seneng banget!" Tambahnya.

Ibel mendesah kecil, ia langsung mendorong El untuk keluar dari kamarnya. "Berisik Lo! Udah, ah! Sana balik ke kamar Lo, ganggu aja!" Usir Ibel.

Gadis itu secepat kilat menutup pintu kamarnya dan bersandar di sana.

"Bel, nanti kalau kita jadian aku traktir kamu, deh!" Kembarannya itu masih berteriak depan kamarnya, sunggu menyebalkan. Apa dia tidak tahu bahwa dirinya sudah besusah payah mencari akun laki-laki itu? Bagaimana bisa El mendapatkannya tanpa usaha? Arghhh!!!

"Kok jadi gini, sih! Padahal gue yang suka sama tuh orang." Ibel mengumpat sambil menjatuhkan dirinya ke kasur. Rasa galau datang begitu saja, rasanya sangat campur aduk perasaan Ibel.

Gadis itu memutuskan untuk menghubungi Agi, ia butuh teman bercerita.

"Halo, bel, kenapa?" Tanya Agi dari sebrang sana.

Terdengar Ibel menghela napasnya, "Lo inget cowok yang tabrakan sama gue di gor waktu itu?"

"Inget, kenapa?"

"Masa dia follow ig El? Kan gue yang susah payah cari ig nya malah El yang dapet dengan percuma!" Keluh Ibel dengan raut wajah tidak bersahabat.

"Lah? Terus kenapa? Cemburu Lo?" Tanya Agi dengan sedikit kekehan.

"Enggak,"

"Terus ngapain Lo pikirin? Jarang loh seorang Ibel mikirin stranger!" Ucap Agi.

"Ya ... Gimana ya, tuh orang kayak gak asing di mata gue. Masa Lo gak kenal orang itu?" Tanya Ibel.

"Lah, gue kan di belakang Lo pas tabrakan sama tuh orang, gue gak liat mukanya!" Jawabnya.

Ibel berdecak dan langsung memutus sambungan telpon itu. Ia pun memutuskan untuk tidur dan mempercepat hari esok tiba.

Eureka Milik KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang