11. WIFOURTYONE (Wiraguna 41 Tahun)

3 2 0
                                    

"Suatu saat, ntah kapan, semua orang akan merasakan kebahagiaan yang utuh. Kita sebagai makhluk yang lemah, ada baiknya hanya perlu taat dan berserah diri kepada-Nya."
.
.
.
••••

Berbagai macam perlombaan akan segera terlaksana di lapangan serbaguna ini. SMA Wiraguna yang sangat ketat akan izin masuk, kini mereka membuka gerbang lebar untuk para tamu yang diundang ke perayaan ulang tahu yang ke-41. Diadakan satu tahun sekali, maka tidak heran jika acara itu dibuat semenarik mungkin dari tahun ke tahun.

Dengan tema yang berbeda setiap tahunnya, acara ini terbilang cukup mewah. Adanya bazar sampai live music, perlombaan yang terbuka untuk umum, juga penampilan kreasi dari siswa-siswi SMA Wiraguna.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucap Pak Gunawan—kepala sekolah SMA Wiraguna.

"Waalaikumussallam warahmatullahi wabarakatuh!" Jawab kompak seluruh tamu undangan.

Selagi Pak Gunawan memberikan sambutan, di belakang panggung telah terjadi kekacauan akibat kesalahan teknis. Seluruh pencahayaan yang seharusnya mulai menyala, nyatanya tak kunjung menyala.

Terlihat dari arah lain seorang siswi menghampiri Ibel dan langsung mendorong bahu Ibel kencang hingga terhenyak ke belakang.

"Bel, Lo gimana, sih! Kok bisa ada kesalahan teknis gini?" Tanya Lita, sang penata panggung.

"Gue kan bukan teknisi, Ta. Tadi malam udah lancar kok semuanya! Lo juga ikut gladi bersih, kan?" Kelit Ibel kepada gadis cantik itu.

"Lo kan koordinator seksi acara sama akodeko, Lo harusnya mengantisipasi hal kayak gini. Lo pikir semua acara bakal berjalan lancar tanpa kendala?"

Ibel mengusap wajahnya kasar, telunjuknya kini mulai menunjuk wajah Lita. "Itu Lo tau. Lagian ya, Lo juga gak bisa ngapa-ngapain, kan? Mending Lo diem, deh! Lo ngomong juga ini gak akan nyala mendadak, kok."

Lita terdiam, menatap Ibel penuh remeh, seharusnya sedari awal Bu Nela memilih dirinya saja untuk menjadi koordinator seksi acara.

"Eh, Lita! Kata gue mending Lo diem, deh! Lo itu ditempatin di seksi humas karena Bu Nela tau Lo gak bisa ngapa-ngapain!" Serang Zianna berjalan cepat mendekati Lita.

"Apaan, sih? Gak jelas Lo." Desis Lita dengan tatapan malas.

"Gue tau, ya. Lo itu marah, karena yang kepilih jadi koordinator seksi acara dan akodeko malah Ibel, kan? Ngaku deh, Lo!" Cemooh Zianna dengan tatapan merendahkan.

"Apa-apaan Lo berdua? Bisa-bisanya lagi gini malah ribut!" Lerai Geno seraya mendorong pelan Zianna dan Lita.

"Lo ngapain di sini? Lo cowok, kan? Bisa gak Lo benerin yang kayak gini? Kalau bisa mending sekarang Lo benerin, gih! Biar ini anak gak bacot terus." Zianna berkata demikian sembari melempar tatapan sinis bergantian kepada Geno dan Lita.

"Kok Lo gak sopan banget sama gue? Gue kakak kelas Lo." Balasnya tidak terima atas ucapan Zianna.

Zianna sontak membulatkan matanya tidak percaya, beraninya saat seperti ini malah mengungkit senioritas. "Cih, gue kira Lo ke sini buat belain Ibel dari si Lita. Kalau ke sini cuma buat ngelerai gue sama nih cewek mending gak usah! Urus tuh kekacauan." Decaknya.

Eureka Milik KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang