Trigger Warning!!! Mature Content 🔞
***
Matahari di luar sana beranjak semakin tinggi, burung-burung gereja yang tadi masih asyik bernyanyi mulai kembali ke tempat bernaungnya. Sinar mentari yang cerah menerobos jendela kaca apartemen Xiao Zhan yang terbuka, membawa serta embusan angin ringan, membelai lembut permukaan kulit sosok yang berdiri menyender pada gawang pintu geser sembari menyesap secangkir kopi.
Ekor matanya sesekali melirik ke kanan, memperhatikan Xiao Zhan yang tengah disibukkan dengan peralatan dapur dan bahan makanan. Mondar-mandir dari dapur ke meja makan, membuat dan menyiapkan sarapan. Di atas meja kotak berukuran sedang itu sudah tersaji 2 cangkir minuman yang masih mengepulkan asap tipis, tiga buah mangkuk kecil berisi sup dan 3 piring berisi roti panggang yang telah diolesi selai kacang.
Yang Mi sepenuhnya mengalihkan atensi, menatap lekat-lekat dan memperhatikan betapa telatennya Xiao Zhan bertindak layaknya sosok yang sudah berumah tangga. Ini mengingatkan Yang Mi pada masa lalu, saat dirinya masih menjadi pengantin baru. Pertama kali menjadi sosok istri memang membuatnya bertindak serajin dan sebaik mungkin untuk melayani suaminya. Sayang, pernikahan tidak cukup hanya dengan modal cinta, uang, dan bentuk perhatian semata. Baik pria atau wanita sebenarnya sama saja, selalu saja ada yang didambakan dari sosok lain yang bukan miliknya.
"Kenapa Mama melamun seperti itu? Teringat sesuatu, huh?"
"Sok, tahu!" sahut Yang Mi sembari melengos mendengar tebakan Xiao Zhan yang tepat sasaran.
"Ah, mumpung Mama sedang bernostalgia, aku jadi penasaran." Xiao Zhan melepas apron yang melingkari pinggang, dan menyampirkannya pada sampiran di samping almari pendingin. "Ke mana pria tua itu sekarang?"
"Ayahmu?"
"Ya, siapapun itu yang sudah menyumbangkan spermanya untuk membuatku terlahir."
Yang Mi memutar bola matanya malas mendengar penuturan Xiao Zhan yang seolah tidak peduli dengan ayah kandungnya. Kemudian menghampiri meja makan dan meletakkan cangkir kopi di atas permukaanya.
Ttak.
"Aku tidak tahu. Sejak perceraian itu aku tidak pernah bertemu dengannya. Mungkin sudah menikah lagi, pergi ke luar negeri atau mungkin juga sudah mati." Yang Mi mengedikan bahu.
"Mama sama sekali tidak mencari tahu tentangnya atau kabarnya?"
"Buat apa?!" sentak yang Mi. Nada suaranya terdengar kesal, rautnya tampak bengis menahan emosi. "Aku bahkan sudah tidak peduli lagi dengannya. Dengan dia memilih kabur, sama sekali tidak menemui atau memberikan nafkah untukmu dan aku, kau pikir aku akan peduli padanya, hah? Tidak!
"Kau harus tahu, di era saat ini pernikahan dan perceraian itu seperti mainan. Dengan mudahnya orang menikah, mudah pula berselingkuh, juga sangat mudah untuk mengatakan 'kita bercerai'. Komitmen, sumpah-janji, ikatan yang pernah terjalin rasanya seperti seutas rambut. Panjang memang panjang, tetapi mudah patah, mudah rapuh dan rusak. Ini adalah zaman di mana kita mempertanyakan apakah masih ada cinta sejati? Apakah cinta yang tulus itu ada? Dan apakah kepercayaan, kesetiaan, dan komitmen yang dibangun oleh pasangan itu akan utuh dan terjaga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cruel Temptation [✓]
FanficKarena terus-terusan ditanya 'kapan menikah?' oleh sang ibu dan dipaksa untuk menghamili anak orang untuk mendapatkan cucu akhirnya Xiao Zhan mencoba mencari pasangan dan memberikan cucu untuk ibunya dengan caranya sendiri. Dia bertekad menggoda da...