Bagaimana bisa seseorang begitu indah saat marah?
-Gemini-Gemini mengulas senyumnya seusai mengobrol dengan temannya. Melangkahkan kakinya meninggalkan koridor yang tengah ramai kala itu karena tengah jam istirahat. Lagi-lagi senyumnya kembali muncul kala sapaan-sapaan dari beberapa siswa tertuju padanya.
"Gemini! " Panggil felix yang membuat Gemini langsung menoleh sembari menghentikan langkahnya.
"Dana dari sponsor buat festival nih masih kurang ge, mau nyari kemana lagi? " Tanya felix tanpa basa-basi.
Gemini mengerutkan kening, memikirkan solusinya. "Tapi lo udah nulis laporan data sponsor kan?. Nanti kasih ke gue deh sebelum rapat, abis itu kita cari sponsor tambahan sesuai kekurangan dana. Duluan ya, gue harus kumpul tugas nih sebelum masuk"
Langkah Gemini terburu-buru mengingat jam istirahat akan segera habis. Ia memasuki ruang guru, langsung menuju meja guru yang memberi tugas. Saat akan melangkah keluar perhatiannya teralih pada seorang guru yang tengah memarahi murid.
Agaknya Gemini sedikit terkejut, murid yang sedah dimarahi itu hanya memutar bola mata malas saat omelan-omelan dari sang guru terlontar. Terlihat tidak peduli sama sekali dengan semua yang gurunya bicarakan. Gemini menggeleng singkat, lalu melanjutkan jalannya menuju kelas
Sedangkan di sisi lain murid yang sedang dimarahi itu menghembuskan napasnya keras, agak jengkel karena dimarahi terus-terusan.
"Ini bapak gak capek marah-marah mulu? Saya aja capek dengernya" Cetus si murid enteng.
"Aries! Kamu itu ya, ga sopan banget kenapa sih. Ga pernah mau dengerin! " Sang guru naik pitam karena omelannya dibalas kalimat tidak sopan oleh si murid.
"Saya kan udah bilang, saya gak mau nampilin apapun di festival. Entah nyanyi, dance, piano atau apa pun".
" Loh, saya kan sudah bilang dari awal kalau kamu yang akan tampil menyanyi solo di festival bulan depan. Nama kamu bahkan sudah masuk data Aries"
"Ya itu urusan bapak lah. Saya sudah bilang tidak mau loh, tapi bapak masih memaksa saya. Lalu kenapa saya yang harus repot karena masalah bapak? " Kata Aries sambil mendecak sebal. Tatapan matanya menajam pada sang guru. Dirinya kesal karena waktu istirahatnya diambil sepenuhnya hanya untuk dimarahi. Dia kan belum makan sejak pagi.
Aries mendesis geram saat bel masuk terdengar di telinganya, kembali memelototi gurunya setelah tadi matanya berpendar sebentar. Sang guru menelan ludahnya, merasa grogi begitu saja. Lagipula siapa yang tidak kenal Aries, anak laki-laki itu seolah bos diantara semua manusia di sekolah ini. Memang dia berasal dari keluarga berada, namun pribadi laki-laki itu juga luar biasa kuat. Memiliki aura seolah dirinya tak bisa diganggu siapapun, membuat sebagian besar orang enggan berurusan dengan Aries.
Melihat keterdiaman gurunya, Aries langsung membalik badan, berjalan keluar dari ruang guru. Matanya menelisik setiap koridor yang kosong. Bibirnya merengut menahan lapar, membuatnya langsung membelokkan dirinya ke kantin. Tidak peduli dicap anak nakal karena membolos, toh memang begitu image-nya.
Aries sedang membawa semangkok Soto Ayam kesukaannya setelah pesanannya jadi. Baru saja akan duduk bahunya disenggol oleh seseorang yang berlarian dari arah lapangan.
PRANG
Sotonya jatuh, tumpah berantakan. Matanya memejam menahan emosi agar tidak meledak saat itu juga.
"Eh, aduh makanan lo jatuh ya? Haha sorry ya"
Aries menoleh, maniknya menyipit memandang pada si pembuat onar. Kepalan tangannya mengerat.
"Lo ketawa? "
Si penabrak sadar, itu Aries. Orang yang paling dihindari di sekolahnya. Wajahnya memucat melihat Aries melangkahkan kakinya maju. Kerahnya dicengkeram oleh Aries, membuatnya ketakutan setengah mati. Aries ini, pintar bertarung. Demi tuhan dengan badannya yang bahkan terbilang kecil Aries mampu mengalahkan setidaknya 3 orang sekaligus.
"Ar Aries, sumpah gue minta maaf. Gue gak sengaja, demi tuhan"
"Tapi lo ketawa bangsat! Lo ngetawain gue? "
"Gak. Gak gitu Aries, Ar maafin gue please"
Baru saja akan melepas bogemannya tubuh Aries terhempas menabrak meja saat ada tangan yang mendorongnya kuat. Aries menggeram marah, matanya menajam pada orang yang mendorongnya itu.
"Gak usah ikut campur sialan! Ini bukan urusan lo" Ucap Aries sambil menunjuk penuh emosi pada lelaki di depannya.
"Saya gak membiarkan tindak kekerasa apapun yang terjadi di sekolah. Kenapa kamu semarah ini? " Balas Gemini, ya sosok Gemini hadir disitu sebagai penengah antara mereka.
"Dia jatuhin makanan gue! "
"Itu cuma makanan dan dia udah minta maaf"
"Dia gak ikhlas minta maaf tai! Dan gue belom makan dari pagi! "
Gemini melirik ke arah teman sekelasnya mencoba memastikan ucapan Aries. Temannya hanya menunduk takut membuat Gemini menghela napasnya pelan.
"Kalau gitu biar saya yang minta maaf mewakili dia, saya bisa pesankan makanan kamu lagi"
"Minta maaf itu tanggungjawab dia! Ganti rugi juga tanggungjawab dia! Gue gak butuh apapun dari elo! Jangan terlalu manjain temen lo, dia bukan bayi yang gak bisa apa-apa. Dia bisa tanggungjawab sendiri, itupun kalau dia emang punya otak sama sedikit keberanian" Aries menatap lurus ke arah Gemini, tatapannya menusuk membuat tubuh Gemini menegang sesaat sampai tak menyadari bahwa tangan Aries sudah berhasil menarik teman yang di belakangnya.
Tinjuan Aries sampai ke pipi kanan murid itu, membuat beberapa anak kelas Gemini yang tadi melihat menjadi terpekik kaget. Begitupun Gemini yang langsung mengerjabkan mata menyadarkan diri.
Aries langsung membalikkan badan, memutuskan pergi dari keramaian yang ia buat itu. Meninggalkan beberapa orang yang heboh menghampiri murid yang ia pukul dan meninggalkan Gemini yang memandang punggungnya menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selcouth || HYUCKREN
FanfictionGemini itu baik hati dan semua orang tau. Sosok ramah yang tak segan melempar senyum kepada siapa saja. Senyumnya manis sampai mampu menyihir kaum hawa untuk menatapnya setidaknya 5 detik sampai kembali ke realita. Lalu bagaimana bisa manusia sesemp...