bonus chapter

2.5K 227 28
                                    

"Aries dimanaa? " Teriak Gemini begitu membuka pintu apartemen sang kekasih.

Gemini menyusuri seluruh ruangan apartemen dengan panik. Aries tadi bilang akan menunggunya, tapi dimana dia sekarang?.

Gemini tak menemukan Aries sama sekali di kediaman lelaki mungil itu. Gemini keluar dengan tergesa, langkahnya lebar. Matanya memanas. Aries tak mungkin meninggalkannya lagi kan?. Aries tak mungkin membuangnya bukan?.

Gemini sudah menyusuri hampir semua bagian dari gedung apartemen itu, namun Aries sama sekali tidak muncul. Air di pelupuk matanya sudah menggenang, siap turun kapan saja. Gemini mulai berlari kecil, berniat mengambil mobilnya untuk mencari Aries dia luar sana.

Langkah kaki Gemini makin cepat, seolah di kejar waktu untuk menemukan kekasihnya. Air matanya telah luruh. Kalau Aries pergi lagi, dia mau bagaimana?. Kalau Aries meninggalkannya lagi, bagaimana dirinya tetap bisa berusaha waras?. Gemini kalut, pikirannya sudah kemana-mana.

Gemini berlari, namun langkahnya tiba-tiba terhenti. Aries disana, dengan sekantong plastik belanjaan tengah berjalan ke arahnya. Gemini menghela lega, tungkainya lemas. Gemini terduduk begitu saja di sana, tangisannya kini bersuara. Gemini sudah sesenggukan sambil menutupi wajahnya, sedangkan Aries kini sudah berlari cemas saat melihat Gemini yang terjatuh.

"Hey, kenapa? Sayang? " Tanya Aries lembut. Ia taru belanjaannya begitu saja, tangannya beralih memeriksa tubuh Gemini, takut kekasihnya terluka.

"Takut iyeeess" Gemini merengek disela isak tangisnya. Tangannya dengan cepat bergerak meraih tubuh Aries di depannya. Ia peluk tubuh Aries dengan erat. Demi apapun, Gemini sangat takut akan ditinggalkan lagi.

Aries mengusap lembut punggung Gemini yang bergetar. "Takut kenapa sayang? "

"A-ak.. Aku kira i hiks yes per hiks gi. Aku kira iyes hiks hiks ninggalin aku lagi" Tangis Gemini makin kencang setelah mengutarakan pikirannya.

"Hey, aku cuma belanja aja kok gak kemana-mana. Maaf gak bilang dulu" Jawab Aries.

Gemini sudah mulai tenang, ia lepas pelukan mereka lalu Gemini tatap wajah Aries dengan lekat. "Maaf, aku terlalu lebay kayaknya"

Aries menggeleng, ia usap surai legam Gemini dengan pelan. "Engga. Wajar kamu kayak gitu, kamu takut karena aku pernah pergi jauh. Maaf lagi ya? "

Gemini mengangguk lemah, sebenarnya perasaan pemuda ini masih campur-aduk. Dia sangat takut tadi, walau sudah mulai tenang tapi masih ada rasa takut dan sedih yang dia rasakan.

"Jadi mau jalan-jalan? " Tanya Aries.

Gemini mengangguk.

"Ya udah, kita taruh ini dulu ya? " Tanya Aries sambil mengangkat belanjaannya. Gemini mengangguk lagi, ia ambil belanjaan di tangan Aries untuk ia bawa. Tak mau melihat kekasihnya kerepotan.

Aries tersenyum simpul, ia cubit gemas pipi Gemini membuat pemilik pipi itu tersenyum lebar.

.
.
.

"Menurut kamu yang ini gimana? " Tanya Aries sambil menunjukkan jam tangan yang sedang ia lihat. Gemini bergerak mendekat, ikut memandangi jam yang di pegang Aries.

"Yang lain aja ngga sih yes?. Ini terlalu rame buat Yasha kata aku" Saran Gemini.

"Iya juga sih" Jawab Aries lalu ia meletakkan jam tangan itu. Lalu matanya melirik sekitar, tangannya terangkat menunjuk sebuah jam tangan yang agak jauh dari jangkauannya "Mba, boleh minta tolong lihat yang itu? "

 Lalu matanya melirik sekitar, tangannya terangkat menunjuk sebuah jam tangan yang agak jauh dari jangkauannya "Mba, boleh minta tolong lihat yang itu? "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selcouth || HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang