j

2.2K 257 42
                                    

"Kenapa mereka membenci anak sebaik kamu?. Bukannya gak adil kalau kamu terus-terusan disakiti? "
-Yasha-

Tangan Nakula mengepal kuat menyaksikan Gemini yang sedang menuruni tangga dituntun oleh Marsell. Begitu juga Yasha yang menatap tajam mereka. Ingin rasanya Yasha lempar kedua orang itu dari rooftop gedung tertinggi. Bagaimana mungkin mereka masih terlihat begitu baik-baik saja setelah menyakiti Aries?.

Sebenarnya, hadirnya Yasha disini karena Nakula yang sempat mengurung diri. Sama sekali tak mau keluar ataupun makan malam. Jadi orang tua Nakula meminta bantuan Yasha untuk membuat Nakula keluar kamar. Mereka diminta menjelaskan segala hal yang terjadi.

Dan di sini lah mereka sekarang. Saat waktu menunjukkan pukul 11 malam, orang tua Nakula meminta anaknya untuk datang meminta maaf pada Gemini. Memang di akui kalau Gemini salah, namun bukannya kekerasan juga tak bisa di benarkan?.

Gemini dan Marsell duduk di antara mereka. Gemini yang masih tak mampu untuk mengangkat wajah karena malu dan takut. Lalu Marsell yang menatap nyalang pada Nakula karena memukuli Gemini.

"Jadi, mau apa kamu kesini? " Tanya Ayah Gemini dengan ketus, yang langsung mendapatkan senggolan dari istrinya.

Nakula menarik napas dalam. "Ssya ingin meminta maaf karena sudah memukuli Gemini"

Marsell yang mendengar permintaan maaf itu merasa emosi. Nakula tidak terdengar bahwa ia merasa bersalah, bahkan wajahnya masih datar. "Lo itu niat minta maaf atau engga? "

Nakula menatap remeh pada Marsell. "Kalo gue gak niat, gue gak disini sekarang"

Marsell mendesis, kalimat itu terdengar begitu angkuh di telinganya. "Lo kedengeran gak menyesal atas perilaku lo Nakula"

Nakula mengangkat bahunya santai. "Ya emang engga. Dia pantas kok dapeti  itu, dia udah nyakitin Aries. "

Ucapan Nakula hampir saja memancing keributan kembali. Gemini terlihat menahan Marsell yang sudah siap berdiri untuk memukul Nakula. Yasha sendiri mendesis melihat itu. Menjijikan pikirnya.

"Nyakitin apa sih?. Gemi cuma lupa kok, lagipula dia niat minta maaf tapi si biang onar itu yang gak mau ditemuin" Kalimat tajam Marsell itu memancing emosi Yasha. Manik matanya menatap tajam pada Marsell.

"Jaga mulut lo. Temen gue bukan biang onar" Balas Yasha.

"Loh, kan bener. Semua orang juga tau kali. Aries itu trouble maker. Kalian terlalu lebay belain Aries" Kata Marsell.

Yasha bangkit, dengan cepat menarik kerah Marsell. Ayah Gemini dan Papa Nakula dengan cepat menarik keduanya, menghalangi terjadinya pertengkaran lagi.

"Yasha tahan diri kamu" Tegur Papa Nakula. Yasha menurut, ia kembali duduk mencoba menenangkan diri.

Ayah Gemini sendiri merasa tak terganggu soal itu, ia tak merasa Marsell melakukan kesalahan.

"Kalian tenang dulu. Nakula, ayo jelaskan semua. Agar tak ada salah paham lagi. " Pinta Ibu Gemini dengan lembut.

Nakula mengangguk. Awalnya ia tak ingin menceritakan hal ini, namun ia tak mau sahabatnya dipandang begitu buruk oleh orang-orang ini.

"Aries itu bukan biang onar. Dia anak baik-baik. Dia anak yang ceria dan lembut dulu. Tapi semua berubah saat banyak orang yang tak suka pada Aries. Sahabat saya itu korban bullying. Dia di bully secara fisik maupun psikis. Dia sering pulang dengan keadaan kotor, dia sering hilang lalu kami temukan dia yang ternyata dikunci di ruangan kosong. Aries itu indah, dia terlampau sempurna sampai-sampai banyak anak iri padanya. Aries itu menarik, sampai membuat dua gender menyukainya. Dan itu menimbulkan bencana untuk Aries. Dia benci, dia dipukuli, dihina, dan disakiti setiap harinya." Nakula berhenti sejenak, ia lihat tubuh Gemini yang sudah Gemetar.

Selcouth || HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang