"Saya tahu kau tidak sibuk hari ini, tapi saya sangat membutuhkanmu, May. Saat ini juga. Saya sangat sibuk ini, sampai hampir tak punya waktu untuk sekedar bernapas. Tolong datanglah sekarang. Please... Okay, May?"
May duduk di kursi belajarnya dengan ponsel menempel di telinga. Ia mendengarkan kata-kata bosnya yang mengalir seperti air jigong. Seharusnya ia mematikan ponselnya hari ini. Sebal.
"May? May? Kau mendengarkanku, May? Saya sungguh tidak bisa berbicara lama-lama. Kau akan datang, kan?"
"Ya, ya, Mr. Earth. Saya mengerti. Saya akan sampai di sana dalam empat puluh lima menit," sahut May malas.
"Kau punya waktu dua puluh menit untuk sampai di sini, May," kata Mr. Earth sebelum menutup telepon.
May menatap ponselnya dengan hati sebal. "Lihat saja, kau akan menerima surat pemberontakanku besok, dasar Kuda! Kuda jelek bau jigong! Hah, bisa stress aku!"
Sambil mengumpati bosnya, May terpaksa berdiri dan berjalan ke almari untuk berganti baju. Awas saja, besok! Huh, dasar Mr. Earth bau jigong!
Tiga puluh menit kemudian, May sudah berdiri di perusahaan Mr. Earth, salah satu partner kepercayaan dari Perusahaan Xiao-Na. Itu kira-kira pembicaraan yang dulu May dengar. Walaupun sejatinya, May juga belum pernah di kasih tugas untuk ke perusahaan itu.
May masuk dan tepat pada saat karyawan lain masuk, Mr. Earth menyadari keberadaan May. "May! Kau terlambat. Apa - sebentar..." Ia berpaling ke arah karyawan yang menemuinya dan berkata, "No, seharusnya peletakan rendanya ada di bagian lingkar pinggang bukan di bagian dada. Ya Tuhan, apa yang harus kulakukan supaya mereka mengerti rancangan dan design seperti apa yang ku inginkan? Oh, God! Panggilkan Mrs. Mei ke sini, cepat!"
May kasihan melihat ekspresi frustasi Mr. Earth. Harus diakui Mr. Earth bukan orang yang mudah . Kadang-kadang pemikiran orang jenius itu memang sulit untuk di mengerti.
Mr. Earth kembali memusatkan perhatian kepada May. "Kau lihat sendiri, May, saya sedang sibuk sekali untuk acara Meet and Great dengan beberapa model Internasional nantinya. Tolong ya, kauantarkan pakaian-pakaian yang di dalam tas tenteng besar itu, untuk diserahkan ke Mrs. Na."
Apa? Untuk diantar ke siapa? Kemana? May diam sejenak.
"Diantarkan kemana dan siapa itu Mrs. Na, Mr. Earth?" tanya May bingung.
Mr. Earth menatapnya dengan mata dibelalakkan selebar-lebarnya. "Astaga, May. Kau tentu ingat perusahaan ini memiliki partner kepercayaan dari Perusahaan Xiao-Na, bukan? Beliau sudah menunggu rancangan terbaruku. Makanya, kau cepat-cepatlah pergi ke sana dan pastikan pakaian-pakaian itu cocok dengan seleranya." Menatap May sekilas. "Itu! Pakaiannya berada di tas tenteng besar itu!" sambungnya.
May menghembuskan napas kasar. "Baiklah."
𖣁↷⠂⠁⠁⠂⠄⠄⠂⠁⠁⠂⠄⠄⠂⠁⠁⠂↷𖣁
May sekarang di Perusahaan Xiao-Na. Ia membawa tas tenteng besar berisi pakaian dari bosnya untuk diserahkan ke CEO Perusahaan Xiao-Na. Dengan perasaan sebal, ia langsung berjalan menuju lift. Huft, menyebalkan! Kenapa harus aku! Huhu, tugas kuliahku, tunggu aku!
Tak berselang lama ia melangkah, May berpapasan dengan salah satu karyawan dan diberitahu ruangan CEO yang berada di lantai lima puluh.
Sesampainya di depan pintu, ia berhenti sejenak. May ragu. Ada sesuatu yang membuat ia ragu untuk sekedar membuka pintu itu. May merasakan ada seseorang yang amat ia rindukan.
May mendesah. Percayalah May. Ini hanya perasaanmu saja. Mana mungkin ada orang yang aku rindukan di balik pintu ini, kan?
Dengan keyakinan itu, May mengetuk pintu kaca besar di hadapannya. Seakan tidak ada respon, May mendorong pintu itu dan melangkah masuk. Ia menarik napas dalam-dalam dan memaksa kakinya terus berjalan.
"Baiklah, ini saatnya. Lakukan dan selesaikan dengan cepat, May! Tidak usah cemas. Lupakan perasaan mengganjal ini dan kerjakan tugasmu, okay May?! Fighting!" gumam May menyemangati diri sendiri.
"Selamat siang. Maaf membuat Anda menunggu lama, Mrs. Na"
Wanita itu menyembulkan kepalanya dari balik komputer di depannya. Dengan kacamata yang sedikit kebawah. Menatap May seksama.
Deg....
"Kak Yuns!" ucap May reflek. Menutup mulut. Kaget.
Wanita itu menyatukan kedua alisnya. "Who?" jawabnya. Ia total bingung dengan bocah di depan mejanya ini.
May menatapnya tak percaya. Hatinya sakit. Apakah Kak Yuns lupa? May rindu. May dan Kak Gerald sangat merindukanmu, Kak! Diam menunduk.
"Hei, Dik? Siapa yang kamu maksud itu? Aku bukan 'Yuns', my name is Na."
"T-tapi...."
"But, why?" Menatap May bingung.
"Maaf. Mungkin saya salah orang, Mrs." Menetralkan detak jantung. Sakit.
"Oh. Baiklah. Ngomong-omong itu yang kamu bawa dari Mr. Earth, bukan?"
"I-iya, Mrs. Mr. Earth tadi menitipkan ini ke saya. Karena beliau sedang ada acara meeting dengan beberapa model," jelas May.
Wanita itu hanya mengangguk paham sebagai jawabannya. "Bisakah aku melihat dahulu seperti apa rancangan pakaian yang diserahkan?"
"Bisa, Mrs." Menaruh tas di lantai dan membukanya. "Ini rancangan pakaian dari Mr. Earth sendiri, Mrs." Menyodorkan beberapa rancangan di depan meja.
"Wow! Sungguh di luar ekspektasi." Menutup mulut. Kagum. "Tidak pernah mengecewakan beliau ternyata. I like this!"
May menatap sendu wanita di depannya ini. Tapi, kenapa tingkahnya sama persis dengan Kak Ayuns? Kak Yuns, tolong kembalilah. Kak Gerald merindukanmu.
"Hallo? Apakah kamu memperhatikan apa yang aku ucapkan, Dik?"
May kaget. Sadar dari lamunannya dan berkata, "Maafkan saya, Mrs. Saya tidak memperhatikan. Sepertinya saya kurang enak badan?"
Wanita itu tersenyum simpul. "Tolong sampaikan ucapan terima kasihku kepada Mr. Earth. Dan kamu jangan lupa istirahat setelah ini, terima kasih, ya."
May menghela napas. Sakit. May tersenyum. "Baik, Mrs. Terima kasih banyak, setelah ini saya akan istirahat dengan benar."
Wanita itu lagi-lagi tersenyum hangat dan menghampiri May. Menepuk pundak May sesaat. "Sepertinya kamu sangat familiar di ingatanku. Tapi, kamu siapa?"
"Saya...." May menoleh ke arah pintu. Menghembuskan napas panjang. Kenapa? Kenapa pas waktu aku bicara! Kak Yuns, May yakin ini kamu, Kak! Maaf jika, May tidak sopan nanti, maaf dan tunggu May, Kak Yuns!
Tok... Tok... Tok...
"Mrs, sudah waktunya ada meeting dengan Perusahaan Kenz."
"Baiklah." Melihat May sejenak, menghela napas. Aku yakin, aku pernah bertemu dengan anak ini. Tapi di mana? Menggeleng samar.
"Kalau begitu, saya permisi, Mrs?" ucap May dengan membungkuk sedikit hormat.
"Baiklah. Aku juga akan meeting, seperti yang kamu dengar tadi. Terima kasih sebelumnya, ya." Senyum.
"Baik, Mrs. Sama-sama. Kalau begitu saya permisi." Melenggang pergi. Melangkahkan kakinya cepat.
"Siapa gadis itu? Ada apa dengan perasaanku ini? Hah! Kenapa tiba-tiba aku merasa pernah bertemu dia? Tapi dimana? Sudahlah mungkin hanya perasaan saja...," gumam wanita itu langsung melenggang pergi menghadiri meeting berlangsung.
![](https://img.wattpad.com/cover/330352507-288-k903113.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja di Naungan Renjana
Short StorySEBELUM BACA, FOLLOW, KOMEN, DAN VOTE TERLEBIH DAHULU YA!