02

482 73 5
                                    

dan Venice lah yang membuatku tetap hidup walaupun dalam keadaan runtuh dan hancur.

karena Venice, nama yang Pete sebut dan titipkan padaku saat dia bahkan sangat sulit untuk bernafas saat itu.

– Macau POV –

"tuan Macau, aku akan mengurusnya" Jio, pengawalku menyuruhku untuk kembali ke kantor saja.

saat ini kami sedang ada di pabrik, memeriksa beberapa mesin dan hasil produksi senjata.

"it's oke. aku harus memeriksanya sendiri"

Jio hanya menurut dan mengikuti kemanapun aku melangkah mengelilingi pabrik.

"Macau!" suara yang sangat biasa aku dengar terdengar.

aku menoleh dan langsung tersenyum melihatnya, Kim dan phi Porsche datang.

"semua baik-baik saja kan?" phi Porsche bertanya.

"iya phi, tapi kenapa kalian kesini?"

"aku sebenarnya tidak mau, tapi Kim memaksa" wajah phi Porsche terlihat kesal.

Kim memelukku sebentar "kami kebetulan lewat daerah sini"

"astaga, lebih baik aku melihat senjata" kata phi Porsche lalu pergi, aku memberi kode pada Jio untuk menemani phi Porsche.

"kau sudah makan?" Kim bertanya padaku.

"sudah, sebelum kesini aku sudah makan"

Kim kembali menarik tubuhku ke dalam pelukannya. aku dan Kim berkencan. aneh bukan? aku juga tidak menyangkanya.

tentu saja awalnya hubungan ini sulit diterima tapi sekarang mereka, keluarga kami, hanya membiarkan.

Kim, adalah orang yang membantuku melewati masa sulit di minor family saat phi Pete tidak ada. membantuku agar tetap waras saat phi Vegas dalam kondisi terpuruknya, sehingga aku tidak akan tertarik terlalu dalam juga. Kim juga membantuku untuk menjaga Venice saat itu, sehingga saat ini Venice merasa nyaman jika bersama Kim bahkan jika hanya berdua.

awalnya dia datang sebagai keluarga namun kehadirannya makin lama makin aku butuhkan. saat aku tidak berani mengubah rasa nyamanku menjadi sesuatu yang lain, Kim menyakinkanku dan terus menarikku kearahnya. dan akhirnya kami bersama, dan tidak pernah terpisah sejak saat itu.

"aku akan kembali, kau mau ikut denganku?" Kim bertanya padaku.

"tidak, aku harus langsung pulang. phi Vegas akan pulang malam hari ini jadi aku ingin menemani Venice"

"oke, hubungi aku jika butuh teman oke? aku akan datang kesana" Kim bicara sambil tangannya terus menerus mengusap pipiku dengan lembut.

"oke. ayo susul phi Porsche sebelum dia mengamuk"

Kim tertawa mendengar perkataanku.


– Vegas POV –

aku bangun tidur dan mencoba mencari ponselku yang seharusnya ada diatas ranjang. hari ini aku bisa bangun lebih siang, tidak ada pekerjaan hari ini. Venice juga pergi bersama Macau dan Kim jadi aku tidak harus sarapan bersamanya hari ini, salah satu hal yang harus kami lakukan bersama sejak dulu, Pete yang memintanya. menurut Pete itu satu-satunya waktu mereka bisa bersama sebelum sibuk dengan kegiatan masing-masing.

aku bangkit dan mengambil buku catatan di laci kecil sebelah ranjangku. buku milik Pete. buku yang kubaca dengan sangat perlahan, buku yang kubaca saat aku benar-benar ingin merasakan keberadaan Pete di sekitarku.

dengan sengaja aku membacanya perjalan, lembar demi lembar, agar buku catatan yang berisikan tulisan Pete tidak langsung habis, agar aku masih punya sesuatu milik Pete jika aku merindukannya nanti walaupun lembar saat ini sudah hampir ke lembar-lembar terakhir.

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang