11

279 39 7
                                    

Venice tertawa.

mungkin Venice memanggil pasangan Vegas dulu dengan panggilan papa, aku tidak terlalu terganggu dengan itu karena menurutku artinya Venice sudah mulai nyaman denganku walaupun kami baru saja bertemu, dia sudah tanpa sadar memanggilku dengan sebutan papa.

-

– Vegas POV –

setelah dari galeri, kami menuju restoran untuk makan siang. Venice yang duduk di kursi nya dibagian belakang terus saja melihat lukisannya yang kuletakan di sampingnya.

"kau akan terus memandang lukisanmu Venice?"

"iya karena ini lukisanku daddy" kata Venice

"lukisan Venice sangat bagus kan?" kata Build.

"iya paman" Venice menjawab dengan tawa kecil.

kami sampai di restoran, Venice menggandeng tangan Build bahkan tanpa diminta. Venice sepertinya sudah menyukai Build entah karena dia mirip Pete atau bukan aku tidak ingin terlalu memikirkannya yang penting Venice nyaman bersama Build.

Venice duduk disamping karena dia terbiasa begitu. kami makan di restoran Jepang.

"Venice mau ini?" Build mengangkat sepotong kecil sushi dengan sumpitnya.

"mau paman"

dan bukannya meletakkannya di piring Venice, Build langsung menyuapinya. Venice menerimanya dengan senang.

"daddy aku mau itu" Venice menunjuk unagi yang memang dia sukai.

"oke, tunggu sebentar ya" aku memotong unagi itu menjadi ukuran kecil untuk Venice.

Build juga mengambilkan unagi ke piringku "kau juga makan" katanya sambil tersenyum.

"terima kasih Build"

setelah selesai makan, aku mengantar Build kembali ke apartemennya.

"Vence tunggu sebentar oke?"

"ehm"

aku keluar saat Build juga keluar dari mobilku, aku menahannya di sisi belakang mobil.

"tidak perlu mengantarku Vegas, pulang saja"

aku memeluknya dan dibalas oleh Build.

"apa aku boleh menginap malam ini?" aku bertanya pada Build.

"jangan, bagaimana dengan Venice?"

"aku akan mengantarnya pulang dulu" aku mengendurkan pelukanku agar bisa melihat wajah Build.

"jangan, pulanglah, kalian pasti lelah"

aku kembali menarik Build kedalam pelukanku "tapi aku juga merindukanmu"

"kenapa kau jadi manja seperti ini ehm?" Build mendorong tubuhku sedikit.

"apa tidak boleh?" aku menjawab dengan wajah sedih.

Build tertawa melihatku "raut wajah itu tidak cocok untukmu Vegas."

"bagaimana kalau lusa? aku akan pulang lebih cepat hari itu, kita bisa makan malam bersama di apartemenku. kau juga bisa mengajak Venice, bagaimana?"

"lusa?"

aku harus mengingat-ingat dulu apakah ada pekerjaan di hari itu.

"tidak perlu kau jawab sekarang, kabari aku nanti setelah kau tau jadwal kerjamu oke?"

"oke, kalau begitu aku pulang dulu"

"iya pulang lah dan hati-hati, kabari aku saat kau sampai, oke?" kata Build lalu mencium pipiku.

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang