08

311 45 2
                                    

aku tau aku seharusnya tidak begini, aku seharusnya tidak memanfaatkan Build seperti ini tapi aku juga mulai menyukai Build sebagai Build.

aku memeluk Build makin erat, tubuhnya yang hanya dipakaikan celana dalam terasa dingin. mengelus-elus punggungnya agar membuatnya lebih hangat.

– Build POV –

aku bangun sangat jam weker ku berbunyi artinya sudah pukul 7 pagi. tidak ada orang disampingku, Vegas tidak ada.

aku mencari ponselku, berharap Vegas mengabariku sesuatu, mungkin dia ada pekerjaan penting atau Venice mencarinya.

saat aku akan beranjak berusaha bangkit, rasa sakit dibagian belakangku masih terasa. aku mengingat yang terjadi semalam membuatku malu, aku juga sadar bahwa tubuhku terasa bersih dan aku sudah memakai celana dalam padahal semalam aku langsung tertidur setelah kami selesai melakukannya artinya Vegas memandikanku kan semalam?

"aghhh!!" aku berteriak senang.

tiba-tiba pintu terbuka dan Vegas terlihat "Build kau kenapa?"

aku langsung menutup wajahku dengan selimut. wajahku memerah pasti karena malu.

Vegas sudah duduk ditepi ranjangku "kau kenapa?"

"aku tidak apa-apa" kataku pelan dari balik selimut.

"tunggu sebentar"

Vegas keluar lalu dengan cepat masuk kembali, duduk dipinggir ranjang.

"minumlah ini dulu"

Vegas menarik selimut yang menutupi wajahku dan menarikku untuk duduk.

Vegas menyerahkan cangkir padaku "aku membuat teh"

aku meminumnya.

"apa masih sakit?" Vegas bertanya.

"maksudku bagian belakangmu, masih sakit?" Vegas bertanya lagi karena aku tidak kunjung menjawab. bagaimana aku bilang pada Vegas bahwa ini memang masih sangat sakit, ini sex pertamaku.

"iya masih sakit.." aku akhirnya menjawab pelan.

"aku akan pergi membelikan obat untukmu, kau bisa izin tidak masuk kerja hari ini?"

"tidak bisa, tapi aku memang bisa masuk setelah siang hari ini karena aku bagian dari tim yang harus merapikan pameran yang berakhir hari ini"

"oke, kalau begitu aku akan menemanimu dan mengantarmu nanti ke galeri"

"apa tidak apa-apa ? Venice tidak mencarimu? bagaimana pekerjaanmu?"

"aku akan menelpon Venice nanti. aku pergi sebentar oke? kau mau makan sesuatu?"

"tidak perlu, aku masih punya bahan makanan, aku akan memasak saja nanti untuk kita berdua?"

"oke.." Vegas akan beranjak pergi tapi aku menahannya "tunggu sebentar"

"kenapa?"

"aku mungkin terdengar seperti remaja baru jatuh cinta, tapi ini penting untukku."

Vegas masih menyimak.

"apa sekarang kita berpacaran?" aku ingin menanyakan ini, aku tidak mau sampai hanya aku sendiri yang berharap di dalam hubungan ini.

raut wajah Vegas yang awalnya serius kini tersenyum dan menganggukan kepalanya, artinya aku dan Vegas berpacaran kan?

aku menarik Vegas kedalam pelukanku yang erat, tangannya mengelus punggungku dengan pelan.

"terima kasih Vegas. i love you" aku membisikkan itu di telinga Vegas. aku memang baru mengenalnya untuk waktu yang cukup singkat tapi aku menyukai Vegas, dia memperlakukanku dengan baik, jujur mengenai putranya sejak awal dan bagaimana cara dia menatapku. saat Vegas menatapku, aku tidak pernah menemukan tatapan itu dari orang lain, hanya Vegas. dan aku menyukainya.

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang